News Ticker

INPEX - BI Fokus Bantu Pengembangan Tenun Tanimbar

Pengembangan Tenun Ikat Tanimbar yang merupakan salah satu jenis kain tradisional Indonesia ini terus mendapat perhatian berbagai pihak.
Share it:

INPEX dan BI menggandeng Didiet Maulana, fashion designer yang juga pemilik brand IKAT Indonesia dalam upaya pengembangan produk turunan tenun Tanimbar 
Saumlaki, Dharapos.com – Pengembangan Tenun Ikat Tanimbar yang merupakan salah satu jenis kain tradisional Indonesia ini terus mendapat perhatian berbagai pihak.

Salah satunya terkait dengan eksistensi para penenun kain asal Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku ini dalam melahirkan produk yang memiliki nilai jual sehingga berdampak pada kesejahteraan para penenun sendiri.

Melihat itu, salah satu perusahaan minyak dan gas bumi (Migas) terbesar asal Jepang, INPEX Masela Ltd berupaya memaksimalkannya. 

Untuk diketahui, INPEX adalah perusahaan minyak dan gas bumi terbesar asal Jepang yang saat ini mempunyai lebih dari 70 proyek minyak dan gas di lebih dari 20 negara termasuk di Indonesia, Australia, Kazakhstan, Uni Emirat Arab, dan Brazil.

Di Indonesia, INPEX telah beroperasi sejak 1966, dan saat ini berpartisipasi pada 7 blok migas yang mencakup kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi termasuk di Blok Masela, dimana INPEX menjadi operator.

Blok Masela terletak di lepas pantai, yaitu di Laut Arafura sekitar 155 km arah barat daya Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. 

Di kabupaten berjuluk Duan Lolat itu, INPEX turut terlibat mendukung keberlangsungan kebijakan Pemerintah setempat yang mana salah satunya melalui program pemberdayaan masyarakat.

Kaitannya dengan tenun Tanimbar, INPEX tak bergerak sendiri. Perusahaan tersebut menggandeng Bank Indonesia (BI). 

Pelatihan pengembangan produk turunan tenun Tanimbar langsung jadi salah fokus kedua pemangku kepentingan ini. Seperti yang digelar  di Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan dan desa Amdasa kecamatan Wertamrian, kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari pada dua lokasi yaitu di aula kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Saumlaki, Rabu (12/2/2020)dan keesokan harinya di Balai Desa Amdasa.

Para peserta yang hadir dalam kegiatan itu berjumlah 100 orang terdiri dari 60 peserta pelatihan di Saumlaki dan 40 orang peserta pelatihan di Desa Amdasa.

Pelatihan ini menghadirkan para penenun dan perajin Tanimbar, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), komunitas orang muda, Pemerintah daerah, serta pihak-pihak lain yang diharapkan dapat membantu pengembangan tenun Tanimbar.

Dalam kegiatan ini, INPEX dan BI menggandeng Didiet Maulana, fashion designer yang juga pemilik brand IKAT Indonesia.

Didiet dipilih oleh INPEX Masela Ltd dan Bank Indonesia sebagai pemberi materi sosialisasi, motivasi, dan inspirasi bagi berbagai stakeholders.

Donny Rijaludin, Social Investment Spesialist INPEX menerangkan bahwa para penenun Tanimbar yang terlibat ini diharapkan dapat meningkatkan literasi produk yang tepat guna dan peningkatan pengetahuan penenun mengenai kain yang tepat untuk dijadikan produk turunan.

"Pelibatan para penjahit atau perajin dalam kegiatan ini untuk meningkatkan kreasi dan produksi produk turunan dan penyerapan SDM yang memiliki potensi serta peningkatan fasilitas yang memadai," terangnya.

Perwakilan BUMDes yang hadir adalah untuk membentuk sistem usaha tersebut yang mampu menyiapkan bahan mentah tenun serta peningkatan daya serap terhadap tenun untuk dijadikan produk turunan.

Sementara bagi utusan komunitas orang muda yang hadir tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan branding dan marketing produk turunan Tenun Tanimbar.

Donny mengakui, dengan segudang prestasi dalam memperkenalkan tenun ikat ke kancah nasional dan internasional, serta kemampuan menciptakan produk tenun ikat yang menyesuaikan dengan selera pasar, Didiet pasti menjawab pencapaian target dari pelatihan ini.

Puri Minari, Senior Manager INPEX Masela,  dalam pernyataannya menyatakan, pelatihan ini merupakan kelanjutan dari tahapan program pelatihan yang sudah dilakukan secara khusus dalam rangka untuk mengembangkan potensi tenun ikat Tanimbar dan membuka akses pasar.

"Program ini merupakan lanjutan dari program yang telah dirintis oleh INPEX Masela Ltd sejak tahun 2013 dan dilanjutkan kerjasama dengan Bank Indonesia perwakilan Maluku sejak tahun 2017," rincinya.

Sebelumnya, pada November 2019 lalu, INPEX dan BI telah melakukan peningkatan kapasitas produksi tenun dengan memperkenalkan dan meningkatkan teknik pewarnaan alam dan teknik ikat.

Pelatihan tersebut bekerja sama dengan Balai Besar Tekstil di bawah Kementrian Perindustrian RI.

Saat ini, penenun binaan BI dan INPEX telah mampu memproduksi kain tenun ikat Tanimbar dengan menggunakan teknik pewarna alam yang didapatkan dari sekitar lingkungan tempat tinggal atau desa para penenun.

"Kami sangat berharap peserta pelatihan dapat menyerap ilmu dan masukan dari desainer Didit Maulana yang sudah memiliki pemahaman yang panjang di industri ini. Semoga dalam waktu dekat ini kita dapat melihat sejumlah produk turunan yang dapat diterima pasar dan mengangkat kesejahteraan mama mama penenun," harapnya.

Purwanto Worabay, Manager Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM Bank Indonesia Kantor Perwakilan Maluku mengaku sangat mendukung pelaksanaan pelatihan tersebut.

"Kita sangat antusias dalam mendukung program produk unggulan daerah melalui pembentukan ekosistem yang menyeluruh mulai dari hulu hingga ke hilir," sambung dia.

Purwanto menambahkan pihaknya juga mendukung perluasan akses pasar dalam bentuk pameran dan perhelatan peragaan busana yang rencana akan dilakukan secara rutin tiap tahun.

(Simon Lolonlun/dp-18)

Share it:

Feature

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi