News Ticker

Terungkap Sejumlah Kejanggalan, Kematian Febry Rahakbauw Dinilai Tak Wajar

Kepergian almarhumah Nn. Febry Yuwendi Rahakbauw untuk selamanya akibat mengalami kecelakaan lalu lintas masih menyisakan duka dan tanda tanya di pihak keluarga besarnya.
Share it:
Ilustrasi pengaduan ke polisi
Langgur, Dharapos.com
Kepergian almarhumah Nn. Febry Yuwendi Rahakbauw untuk selamanya akibat mengalami kecelakaan lalu lintas masih menyisakan duka dan tanda tanya di pihak keluarga besarnya.

Pasalnya, kondisi almarhumah sebelum menghembuskan napas terakhirnya di RS. Hati Kudus Langgur menunjukkan adanya sejumlah tanda-tanda kejanggalan yang oleh pihak keluarga dinilai tidak wajar.

Belum lagi sejumlah barang milik Almarhumah yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya seperti telepon genggam dan rantai emas.

Kepada Dhara Pos, Selasa (16/2), paman almarhumah, Meki Rahakbauw mengaku heran atas kematian keponakannya tersebut yang  menurutnya sangatlah tidak wajar.

“Dari kondisi almarhumah yang saya temukan sejak mengalami kecelakaan kemudian tak sadarkan diri hingga menghembuskan nafas terakhirnya, yang saya temukan ada sejumlah tanda yang  membuktikan bahwa kematian almarhum bukan disebabkan karena kecelakaan lalu lintas tapi ada penyebab lain,” akuinya.

Salah satunya, beber Rahakbauw, almarhumah mengalami lebam hingga membiru pada rusuk bagian kiri yang diduga akibat pukulan benda tumpul.

Selain itu, almarhum  yang tidak sadarkan diri dan mengalami penyumbatan pernapasan yang sehingga harus di bantu oksigen juga menunjukkan bukan karena akibat laka lantas tapi karena sebelumnya telah mengalami tindak kekerasan yang diduga lehernya dicekik hingga terlihat membiru.

Bahkan menurut keterangan yang dihimpun dari sejumlah rekan-rekannya, almarhumah sebelumnya telah mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh Donatus Serang alias Ontex yang diduga merupakan teman dekat almarhumah.

Seperti memukul belakang kepala korban dengan batang sapu lidi, kemudian membenturkan kepala korban ke di dinding kamar kos-kosan milik Ontex yang beralamat di Taar Baru.

Bahkan hal tersebut, diduga tidak dilakukan sendiri oleh Ontex namun dibantu keluarganya dalam hal ini tantenya dan saudara perempuannya bernama Inggrit.

Indikasi itu semakin kuat dengan keberadaan barang milik almarhum seperti telepon genggam dan rantai emas yang sempat hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Namun berdasarkan informasi dari sejumlah rekan-rekan almarhumah menjelang pemakamannya, bahwa barang-barang tersebut berada di tangan Ontex dan keluarganya.

Dan ternyata benar, karena setelah dicek ternyata barang-barang tersebut ada di tangan mereka.

“Awalnya mereka mati-matian menyangkal dan mengaku tidak mengetahui keberadaan barang-barang tersebut namun setelah terus dicari baru ditemukan. Telepon genggam almarhumah merk samsung telah digadai Ontex ke salah tempat counter HP dengan harga 100 ribu rupiah namun kartu memori dan simcardnya sudah dibuang. Sementara rantai emas almarhumah berhasil diperoleh dari saudara Ontex yang bernama Inggrit,” beber Rahakbauw.

Rahakbauw kemudian menuturkan pula bahwa sesudah melakukan penganiayaan, Ontex kemudian diduga telah memaksa almarhumah untuk dibonceng dengan sepeda motor sambil berkeliling.

“Namun mungkin karena kesakitan akibat penganiayaan sehingga diduga menyebabkan almarhumah  jatuh dari motor di areal Kantor BKD Maluku Tenggara, seputaran Langgur. Kemudian yang bersangkutan telepon ke teman-teman dan  kakak serta kedua orang tua korban bahwa Febry mengalami kecelakaan lalu lintas jatuh dari motor, dan belum sadar,” tuturnya.

Yang lebih anehnya lagi, semenjak almarhumah dirawat di RS Hati Kudus Langgur dalam kondisi tak sadarkan diri pada Rabu (9/2) sampai menghembuskan napas terakhirnya hingga saat prosesi pemakaman pada Sabtu (13/2), Ontex yang diduga kuat sebagai pelaku yang menyebabkan kematian almarhumah tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di rumah duka.

Atas perbuatan keji yang diduga yang dilakukan Ontex, yang telah melakukan penganiayaan terhadap almarhumah Nn. Febry Rahakbauw beberapa waktu lalu, Rahakbauw mendesak Kapolres Malra segera menyikapi sejumlah fakta tersebut.

“Saya minta Kapolres memerintahkan Satuan Reskrim dan Satuan Intel agar segera menelusuri berbagai fakta yang telah diungkap rekan-rekan almarhum dan keberadaan barang-barang almarhumah serta hasil visum dokter, guna memastikan kebenarannya,” desaknya.

Peristiwa ini, tegas Rahakbauw, benar-benar telah membuat keluarga besar almarhumah kecewa dengan apa yang telah terjadi dan menimpa anak kekasih mereka Febry Rahakbauw, putri sulung Buce Rahakbauw (Obama) yang juga pimpinan Dhara Pos Biro Tual – Malra.

Ditambahkan pula, pada tahun 2015 lalu, yang bersangkutan kedapatan beberapa kali melakukan penganiyaan  terhadap almarhumah seperti melakukan pemukulan ke rahang bagian kanan, dan juga puntung rokok disundutkan ke arah dada kiri dan kanan almarhum.

“Kejadian tersebut telah dilapor ke pihak kepolisian dalam hal ini baian TPA, namun sampai detik ini, penanganan laporan tersebut tidak berjalan entah alasannya kenapa?  Kami juga tidak tahu padahal laporan kami disertai fakta dan bukti,” tambahnya.

Olehnya itu, dengan kejadian ini, Rahakbauw berharap Kapolres segera menyikapi persoalan ini dengan menginstruksikan tim penyidik untuk mengusut tuntas masalah tersebut tanpa ada sikap tebang pilih.

Terkait persoalan ini, ayah almarhumah Buce Rahakbauw telah melaporkan kasus yang dialami putri sulungnya tersebut ke Polres Malra pada Rabu (15/2) sekitar pukul 09.30 WIT yang dibuktikan dengan

Surat Tanda Terima Laporan Polisi, dengan No. STPL/38/II/2016 Maluku/Res Malra lapor Polisi tertanggal 15 Februari 2016.

Sementara itu, Kepala Satuan Reskrim Polres Malra, Iptu Egidio Sumilat yang dikonfirmasi media ini bahwa jika apa yang di lakukan Ontex terhadap almarhum terbukti maka yang bersangkutan harus diproses seusai hukum yang berlaku.

(dp-20)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

1 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi