News Ticker

Masyarakat MTB Diminta Siap Sambut Beroperasinya Blok Masela

Masyarakat MTB dihimbau untuk lebih intens saat ini untuk melakukan penyiapan secara dini dalam segala hal seperti pada penyiapan pangan lokal, Sumber Daya Manusia dan sejumlah persiapan sebelum beroperasinya perusahan Blok Abadi itu.
Share it:
Drs. Dharma Oratmangun
Saumlaki, Dharapos.com
Hal tersebut disampaikan oleh anggota Komisi A DPRD Provinsi Maluku – Drs. Dharma Oratmangun dalam rapat dengan sejumlah tokoh masyarakat di Saumlaki, Rabu (27/5).

Dia menghimbau kepada masyarakat MTB untuk lebih intens saat ini untuk melakukan penyiapan secara dini dalam segala hal seperti pada penyiapan pangan lokal, Sumber Daya Manusia dan sejumlah persiapan sebelum beroperasinya perusahan Blok Abadi itu.

Hal-hal tersebut perlu menjadi perhatian masyarakat ketimbang lebih menyibukan diri dengan sering mempertentangkan sejumlah hal yang seyogyahnya tidak membawa keuntungan bagi daerah.

“INPEX belum beroperasi saja Selaru sudah bergolak, Olilit sudah bergolak, masyarakat kelurahan Saumlaki sudah bergolak. Soal base camp masuk dimana saja itu soal tersendiri tetapi yang perlu kita pertanyakan adalah sudahkah kita menyiapkan generasi baru yang menguasai manajemen pertambangan?” tanyanya mengawali jawaban terkait pertanyaan salah seorang peserta rapat yang mempertanyakan penentuan lokasi camp base oleh INPEX yang saat beberapa waktu lalu di pertentangkan oleh segelintir orang di desa Adaut – kecamatan Selaru.

Tersedianya SDM di daerah berjuluk Duan-Lolat itu menurutnya perlu dipersiapkan sejak dini oleh masyarakat dengan melihat pada peluang yakni sesuai spesifikasi yang dibutuhkan nantinya, mengingat saat ini ketersediaan tenaga sarjana pertambangan ataupun Migas masih sangat terbatas.

Putera kedua Bupati MTB periode 2001 – 2006  yakni Drs. S.J. Oratmangun itu mengajak masyarakat untuk menauladani salah satu puteri terbaik dari keluarga Letlora di pulau Babar – Kabupaten Maluku Barat Daya yang saat ini sementara melanjutkan studi strata 3 atau S3 Manajemen Minyak dan Gas di Amerika dimana sebelumnya tercatat sebagai penerima cum laude atau lulusan terbaik Strata 2 di Perguruan tinggi dimaksud.

“Saya yakini pada saat dia datang akan jadi rebutan. Kalau anak-anak kita, kita arahkan juga ke sana. Sudah terlalu banyak sarjana social, Sarjana politik lalu habis kuliah dan pulang untuk ingin jadi PNS lalu pada saat tidak diterima baru duduk menyasal nasib lalu marah-marah pemerintah, padahal sekolah jadi sarjana itu untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan bukan untuk menunggu lapangan pekerjaan,” himbaunya.

Terkait memanasnya persoalan penentuan camp base oleh PT. Inpex yang saat ini sempat di persoalkan oleh segelintir orang, dengan tegas dia mengajak masyarakat untuk perlu meneliti kebenaran informasi yang di sebarkan oleh oknum-oknum yang kuat dugaan sangat berkepentingan yang saat ini sengaja memainkan perang isu atau Proxy war.

Hal tersebut menurutnya sangat tidak membawa dampak positif bagi daerah dan masyarakat, dengan demikian masyarakat diminta untuk tidak terpancing dengan adanya upaya pengalihan isu tersebut.

“Saya perlu pertanyakan juga bahwa apakah betu PT. INPEX menjanjikan lokasi di pulau Selaru? Atau jangan sampai ada permainan dari orang-orang tertentu yang spekulan, karena tanah disana kan sudah djual kepada oknum per oknum lalu begitu INPEX tidak jadi masuk disana karena sesuai AMDAL lalu mereka ini menggerakan masyarakat. Ini yang namanya Proxy war. Lalu kalau ada AMDAL lagi dan lokasi Camp Base berpindah ke bagian barat sana atau pindah di daerah lain, siapa yang bilang lagi? Kan katanya, katanya dan katanya,” tegasnya.  

Oratmangun menjelaskan jika dari hasil penulusuran mencari fakta dengan sejumlah pihak termasuk dari Pihak PT. Inpex dan juga telah didiskusikan dengan Ketua DPR RI – Setya Novanto, ternyata bahwa AMDAL belum merekomendasikan lokasi di pulau Selaru namun celakanya lagi sudah ada proses pembebasan lahan di sana yang dilakukan oleh oknum terntentu dengan iming-iming kepada masyarakat bahwa lokasi tersebut bakal dibangun sejumlah fasilitas atau lokasi camp base milik PT. INPEX.

Hal yang lebih memprihatinkan lagi yakni adanya dorongan kepada masyarakat pemilik lahan di Selaru oleh oknum-oknum tertentu di pemerintahan maupun oknum lain kepada masyarakat untuk menjual tanah tersebut, padahal belum ada penentuan lokasi dari Pemerintah Pusat dalam hal ini SKK Migas.

Untuk menjernihkan informasi yang simpang siur maka sebagai wakil rakyat yang juga mengetahui dengan benar proses tersebut maka Oratmangun berharap agar masyarakat tidak perlu terpancing dengan pengalihan issue yang sengaja diplintir oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, sehingga penciptaan iklim investasi yang kondusif dan sehat di daerah MTB perlu terjalin.

“Saya tahu persis karena survei juga telah dilakukan di sana dimana untuk melihat apakah tepat atau tidak. Ada kajian-kajian misalnya ada lapangan terbang strategis disana, dan apakah ini tersampaikan kepada kelompok masyarakat? Lalu pembangunan tata ruang wilayah. Tata ruang yang dimaksudkan disitu adalah dengan pendekatan gugus pulau sesua dengan keunggulan komparatifnya, dan itu menjadi indicator-indikator yang nantinya pada titik dengan hitungan tertentu, dapat memenuhi syarat atau tidak dan ini fakta. Tanah-tanah itu kan sudah diambil oleh pihak tertentu secara murah dari masyarakat lalu nanti dong jual dengan harga mahal untuk Inpex dan mimpi-mimpi akhirnya Inpex tidak gunakan lokasi itu atau berdasarkan AMDAL belum ditentukan disana,” terangnya secara panjang lebar kepada peserta yang hadir.

Masyarakat juga dihimbau untuk tidak termakan dengan issue sesat bahwa adanya dampak lingkungan yang bakal menimbulkan lumpur dan sebagainya yang dihembuskan oleh oknum-oknum yang tidak memiliki pemahaman yang jelas, bahkan pula ada issue tentang rusaknya sejumlah rumput laut di Selaru yang diduga merupakan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh PT. Inpex.

Olehnya itu masyarakat dihimbau untuk lebih mendahulukan kesiapannya menyambut beroperasinya PT. INPEX di berbagai bidang kehidupan, sehingga ke depan nanti dapat terlibat dan merasakan dampak positif atau dengan kata lain tidak menjadi penonton di negeri sendiri.

(dp-18)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi