Sosialisasi Kampanye Imunisasi MR Tingkat provinsi Maluku di kantor Gubernur setempat, Selasa (6/2/2018) |
Tumbuh suburnya berbagai penyakit belakangan ini termasuk Campak atau Rubela yang merebak di kalangan masyarakat hampir tak bisa dihindari.
Hal itu diakibatkan adanya perilaku hidup yang kurang sehat sampai pada makanan dan minuman yang nyaris kebanyakan instan.
Berkaitan dengan itu, Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff dalam pernyataannya mendorong adanya upaya bersama semua lintas dalam rangka pencegahan dan penyelesaian masalah penyakit campak.
“Yaitu salah satunya melalui sosialisasi kampanye imunisasi campak dan rubela melalu lintas program dan sektor dengan melibatkan para tokoh agama,” urainya dalam sambutan yang dibacakan
Asisten II Sekda Maluku Bidang Kesejahteraan Sosial dan Administrasi Umum, M. Lopulalan, SH sekaligus membuka kegiatan Sosialisasi Kampanye Imunisasi Measles Rubela (MR) Tingkat provinsi Maluku di kantor Gubernur setempat, Selasa (6/2/2018).
Campak atau Rubela lanjut Gubernur, merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin.
“Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai batuk dan pilek,“ ungkapnya
Menurut Gubernur, penyakit ini sangat berpotensi menjadi wadah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak terbentuk.
“90 persen orang yang berinteraksi dengan penderita campak sangat berisiko tertular, jika belum kebal terhadap campak. Sedangkan Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering
menginfeksi anak dan orang dewasa muda yang rentan,” lanjutnya.
Dikatakan Gubernur, sesuai data Yayasan Pelangi Maluku pada tahun 2000 lalu, lebih dari 500 ribu anak meninggal diseluruh dunia karena komplikasi campak.
Namun, dengan pemberian imunisasi campak dan berbagai upaya yang dilakukan, maka pada 2014 lalu, kematian akibat campak menurun menjadi 115.000 per tahun atau dengan perkiraan 314 anak per hari atau 13 kematian setiap jamnya.
Ia juga mengingatkan bahwa yang perlu menjadi perhatian bersama dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubela ini menyerang wanita hamil pada semester pertama.
“Karena itu, kita harus komitmen untuk lawan bersama-sama,” cetusnya.
Gubernur juga sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini oleh Yayasan Pelangi Maluku.
”Yayasan Pelangi telah mengambil kebijakan yang sangat tepat dengan menggelar kegiatan sosialisasi ini sebagai upaya pencegahan secara efektif,” tukasnya.
Kegiatan yang disponsori Dinas Kesehatan dan Yayasan Pelangi Maluku ini di hadiri perwakilan Kementerian Kesehatan RI, perwakilan Unicef, beberapa pemuka agama dan instansi terkait.
(dp-19)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar