News Ticker

IDI Maluku Minta Tenaga Medis Pantau Pemberian Imunisasi

Pasca terungkapnya vaksin palsu yang cukup menghebohkan masyarakat membuat sejumlah pihak bertindak cepat guna melakukan upaya penanggulangan.
Share it:
Ilustrasi imunisasi
Ambon, Dharapos,com
Pasca terungkapnya vaksin palsu yang cukup menghebohkan masyarakat membuat sejumlah pihak bertindak cepat guna melakukan upaya antisipasi.

Salah satunya, organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kepada seluruh jajarannya di Indonesia Maluku termasuk di Provinsi Maluku.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Maluku Dr. Ade Tuanakotta, yang dikonfirmasi mengungkapkan pihaknya sudah mendapat instruksi langsung dari IDI pusat untuk menyampaikan kepada seluruh dokter baik yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan negeri, swasta maupun mandiri, serta dokter yang ada di puskesmas untuk memantau pemberian imunisasi.

“Kami sudah memberitahukan kepada Ikatan Dokter Anak Indonesia di Maluku untuk memperhatikan anak-anak yang diimunisasi apakah memiliki efek atau tidak,” ungkapnya.

Hal ini dimaksudkan guna mengantisipasi dampak vaksin palsu yang dikuatirkan telah beredar di diberbagai daerah di Indonesia termasuk di Maluku.

Sementara itu, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon memastikan Maluku aman vaksin palsu, sesuai hasil pengawasan yang dilakukan tim terpadu melibat Dinas Kesehatan Maluku dan tiga perusahaan yang memproduksi vaksin, yaitu yaitu PT Biofarma, PT Glakso dan PT Sanofi.

“Dari hasil pengawasan yang kita lakukan 16 sarana pelayanan kesehatan tidak ditemukan vaksin palsu,” ungkap staf Balai POM A. Hiriani, Kamis (30/6).

Menurutnya, hasil vaksin yang didapatkan kemudian disampling dan dibawa ke Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) untuk diuji laboratorium, mengingat vaksin palsu tidak bisa dilihat secara kasat mata.

Untuk daerah di luar Ambon, pihaknya telah melakukan koordinasi bersama dinas kabupaten/kota untuk melakukan pengawasan di sarana pelayanan kesehatan yang ada di daerahnya masing-masing.
Namun dari hasil pengawasan tidak ditemukan adanya vaksin palsu.

“Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui apakah vaksin yang disalurkan aman, bermutu dan berkhasiat. Setelah itu baru bisa diedarkan kepada distributor resmi,”ujarnya.

Tak hanya itu, Hiriani katakan pihak BPOM juga mengawasi Cara Distribusi Obat Yang Baik (CDOYB) kepada distributor resmi.

Langkah ini dilakukan agar vaksin yang disalurkan distributor juga benar-benar aman.

Hiriani menambahkan, pengawasan vaksin palsu ini juga dilakukan Penyidik Pengawai Negeri Sipil (PPNS) balai POM terutama disarana pelayanan kesehatan yang melayani Vaksinasi dan klinik-klinik yang melayani vaksinasi dan apotik yang didalamnya terdapat Dokter anak.

Dijelaskan pula, PPNS juga melakukan penelusuran asal pengadaan vaksin disetiap sarana pelayanan kesehatan yang ada, dalam rangka untuk mengetahui dan mendeteksi apakah vaksin yang diberikan melalui jalur resmi atau tidak.

Namun dari hasil pengawasan baik yang dilakukan Balai POM maupun PPNS dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tidak ditemukan adanya vaksin palsu.

(rr)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi