News Ticker

Renelat Tolak Kontraktor Hi. Alfa Tangani Pekerjaan Jembatan Mun Esoi

Rendahnya kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT Sinar Baru Malra dan CV. Akbar milik Hi. Alfa pada sejumlah proyek di Pulau Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara membuat masyarakat angkat bicara.
Share it:
Ilustrasi pembangunan jembatan
Langgur, Dharapos.com  
Rendahnya kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT Sinar Baru Malra dan CV. Akbar milik Hi. Alfa pada sejumlah proyek di Pulau Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara membuat masyarakat angkat bicara.

Kepada Dhara Pos, salah satu tokoh muda Desa Mun Esoi, Alex Renelat mengaku sangat kecewa atas kinerja yang ditunjukkan PT. Sinar Baru Malra dan CV. Akbar karena sejumlah proyek yang dikerjakan terindikasi asal-asalan.

“Selama ini mereka melakukan pekerjaan di daratan Pulau Kei Besar  ternyata hasilnya tidak memuaskan baik itu proyek jalan, bangunan maupun juga,” akuinya.

Salah satunya, pengerjaan jembatan di Desa Mun Esoi pada 2015 lalu, dimana hasilnya sangat mengecewakan bahkan hingga saat ini kondisinya terbengkalai karena faktanya dikerjakan secara asal-asalan.

“Karena itu, 100 persen saya secara tegas menolak kontraktor yang sama mengerjakan jembatan di desa kami karena yang lalu saja belum sampai apa-apa ini malah disuruh kerja yang baru lagi. Kami menilai yang bersangkutan bekerja asal-asalan saja sedangkan yang di utamakan adalah memperkaya kaya diri sendiri,” tegasnya.

Renelat mempertanyakan sikap Pemerintah Daerah Malra yang masih terus mempercayakan pekerjaan sejumlah proyek di Kei Besar kepada perusahaan milik yang bersangkutan sementara hasil kerjanya tak menunjukkan kualitas yang baik.

“Apa perlu dipakai kontraktor yang kerjanya model begini terus. Apa memang di kabupaten Maluku Tenggara ini tidak ada kontraktor lain selain PT Sinar Baru  Malra serta CV. Akbar Jaya yang ada,” tanyanya.

Renelat bahkan menduga ada  sesuatu yang tak beres dibalik kepercayaan yang diberikan Dinas Pekerjaan Umum Malra kepada perusahaan tersebut.

“Saya tidak persoalkan perusahaan tersebut yang mungkin saja memenangkan tender proyek dimaksud tetapi seharusnya pihak Dinas Pekerjaan Umum Maluku Tenggara lebih dahulu mengevaluasi hasil pekerjaan-pekerjaan sebelumnya barulah menyertakannya dalam tender proyek berikut,” sesalnya.

Karena, keuntungan apa yang akan diperoleh Pemda maupun masyarakat jika pada akhirnya kualitas pekerjaannya tidak bertahan lama atau malah terbengkalai.      

Renelat juga mengingatkan panitia pelaksana tender proyek di Kabupaten Malra agar tidak mengambil kesempatan dalam kondisi ini.

“Saya ingatkan untuk jangan coba-coba memancing di air keruh, karena akan fatal akibatnya. Namun sebaliknya, kita semua mau  negeri ini maju. Jadi, siapa pun bisa bekerja tetapi yang paling penting haruslah berkualitas, bukan hanya sekedar bekerja lalu satu bulan kemudian sudah pulang sementara proyek rusak,” cetusnya.

Olehnya itu, tegas Renelat, dirinya  tidak menginginkan kejadian yang sama terulang untuk kali keduanya di desa Mun Esoi.

“Bila perlu kami akan lakukan sasi  pada lokasi tersebut jika kontraktornya tidak diganti karena ini fakta di lapangan. Terkecuali jika belum pernah terjadi di desa kami maka apa boleh buat. Tapi ini baru saja terjadi tahun kemarin, jadi apa perlu harus terulang kedua kalinya,” ancamnya.

(dp-20)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi