News Ticker

Maret, Kelaparan Ancam MTB Akibat Krisis Air Parah

Musibah kekeringan air bersih yang dialami warga masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) hingga saat ini akhirnya menjadi salah satu pekerjaan rumah yang serius dikerjakan oleh Pemda setempat.
Share it:
Ilustrasi krisis air
(Foto:  Wabup MTB Petrus P. Werembinan)
Saumlaki, Dharapos.com
Musibah kekeringan air bersih yang dialami warga masyarakat di Kabupaten  Maluku Tenggara Barat (MTB) hingga saat ini akhirnya menjadi salah satu pekerjaan rumah yang serius dikerjakan oleh Pemda setempat.

Kondisi ini memberi isyarat bencana kelaparan akan dialami masyarakat pada Maret mendatang, oleh karena disaat itu masyarakat hanya  menggantungkan hasil panenannya pada tanaman jagung, sambil menanti tanaman padi yang baru menguning dan bisa di tuai pada Mei.

Karena itu, Pemkab MTB terlihat serius dengan adanya berbagai langkah yang dilakukan untuk membantu masyarakat yang kini sedang menjerit karena tidak memperoleh pasokan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

Wakil Bupati MTB, Petrus Paulus Werembinan saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (3/2) mengungkapkan berdasarkan survei yang dilakukan di sejumlah kecamatan, ternyata ada 3 kecamatan yang masuk dalam kategori krisis air bersih yang paling berat.

Hampir semua desa mengalami kekeringan air seperti sejumlah desa di kecamatan Wertamrian diantaranya Arui Das, Arui Bab, Sangliat Krawain, Sangliat Dol, Amdasa, Atubul Dol, Atubul Da, Lorulun dan Tumbur.

Kemudian sejumlah desa di Kecamatan Kormomolin sepertidesa Lorwembun, desa Alusi Batjasi, Alusi Tamrian, Alusi Bukjalim, Alusi Kelan, Alusi Krawain, Meyano Das, Meyano Bab, dan desa Kilmasa, serta seluruh desa di kecamatan Nirunmas.

“Berdasarkan realitas yang dialami warga saat ini, terjadi krisis air bersih dimana-mana, sehingga berpotensi terjadi gagal panen, maka kemarin saya sudah undang tim ketahanan pangan untuk kita rapat, dan sudah membuat langkah- langkah. Pada pekan kemarin, kami sudah melakukan beberapa langkah awal untuk membantu masyarakat di 3 kecamatan yang benar-benar mengalami krisis air bersih, dimana kami sudah menerjunkan sejumlah mobil air untuk mensuplay air bersih bagi warga,” terangnya.

Dikatakan, penyaluran air bersih dengan sejumlah mobil tank air tersebut dibawa dari sejumlah sumber air yang berasal dari luar desa masing-masing dan seterusnya di bagi secara merata di setiap desa selama kurun waktu yang tidak ditentukan. Meskipun demikian, langkah ini diakuinya tidak akan maksimal, oleh karena jumlah armada yang dikerahkan sangat terbatas.

“Kemarin saya sudah hubungi PDAM dan ada dua unit mobil air yang siap diterjunkan, meskipun satu unit mobil dalam keadaan rusak namun kita sudah perbaiki. Sementara dari Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan mengerahkan 1 unit saja karena 1 unit mobil yang ada di siapkan untuk menyuplai air bersih ke sejumlah mobil pemadam kebakaran. Kami sementara mengantisipasi dengan beberapa truck yang siap membantu dengan blong air diatasnya atau kita akan berkoordinasi dengan mobil air milik TNI dan Polri di daerah ini, kalau ternyata kebutuhan semakin bertambah,” ulasnya lagi.

Pada pemberitaan Dhara Pos sebelumnya, di MTB hingga dipertengahan bulan Januari lalu, masyarakat mengeluh soal krisis air bersih, akibat musim kemarau yang terus melanda daerah tersebut.

Primus Takndare, seorang warga desa Arui Das di kecamatan Wertamrian, misalnya berceritera bahwa salah satu bencana terhebat selama ini di desa Arui Das dan saat ini dirasahkan warga setempat adalah bencana kekeringan air.

“Semua sumber air di kampung (Arui Das-red)sampai sekarang masih kering. Katong ambe air bersih dari asroy, yang jaraknya 2 KM dari kampung. Walaupun jauh, tapi kalau kesana masih harus antri lagi karena kalau banyak orang ambe air berarti kering. Sungai-sungai yang biasanya katong mandi dan cuci pakaian juga pada kering. Hanya ada genangan air yang seng mengalir dan akibatnya sudah busuk karena terendam kotoran,” ceriteranya.

Lebih memprihatinkan lagi, yakni disaat masyarakatnya membutuhkan air bersih untuk keperluan masak, mereka harus menempuh perjalanan ke desa tetangga yakni di desa Arui Bab untuk mengambil air bersih.

Kekurangan air untuk manusia saja sudah dialami warga desa, apalagi dengan tanamannya di kebun yang sudah ditanam pada akhir tahun kemarin namun akhirnya layu dan terancam gagal panen di tahun ini. masyarakat di desanya hanya berpasrah dan berdoa meminta campur tangan Tuhan atas musibah ini.

“Tahun ini pasti katong kelaparan lagi karena jagung, padi deng ubi maupun kombili yang katong tanam semua pada layu karena panas. Mudah-mudahan Tuhan saying katong la hujan bisa turun secepatnya biar semua tanaman bisa tumbuh kembali,” harapnya.

Krisis air bersih di desa Arui Das ini, nyatanya pula menjadi realitas pahit yang tengah dihadapi warga masyarakat di Kepulauan Tanimbar saat ini.menanti hujan turun adalah merupakan bagian dari doa terpenting umat manusia saat ini, akibat kekeringan yang masih melanda.

Seperti diketahui, bahwa sejak Maret lalu, hujan sudah sangat langka di Indonesia. Kini masuk ke bulan November, perlahan efek dari kemarau panjang yang dipicu oleh El Nino mulai melemah. Kemarau terburuk dan terpanjang di Indonesia tahun 2015 lalu memang kenyatannya disebabkan oleh anomali cuaca yang dikenal sebagai El Nino.

Akibat anomali cuaca ini, musim kemarau tahun 2015 menghantam Indonesia lebih lama dari biasanya, lebih parah dari tahun-tahun lalu. Namun ketika musim hujan sudah mulai datang silih berganti, apakah fenomena El Nino sudah lenyap betul dari cuaca di Indonesia? Nyatanya adalah tidak.

Dikutip dari sejumlah sumber berita, Kesimpulan ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu. Menurut BMKG, beberapa daerah di Indonesia masih akan tetap terjadi kekeringan hingga  awal tahun 2016 ini. Walaupun hujan sudah nampak, daerah di Indonesia yang terdampak kekeringan panjang masih  akan terus dilanda kekeringan.

Mengapa  demikian?  Prediksi BMKG, fenomena El Nino yang menghantam Asia termasuk Indonesia di tahun 2015 lalu menjadi yang paling kuat sepanjang sejarah. El Nino bergulir sangat lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

El Nino adalah salah satu bentuk penyimpangan iklim yang terjadi di Samudra Pasifik yakni di pantai barat Ekuador dan Peru. Penyimpangan itu mengakibatkan perubahan pola angin serta curah hujan. Tandanya adalah kenaikan suhu permukaan laut di daerah khatulistiwa bagian tengah dan timur membawa dampak udara kering dan panas.

Sejak tahun 1950, setidaknya sudah terjadi 22 kali El Nino di dunia. Dampak El Nino paling terbesar terjadi pada 1982-1983 dan 1997-1998. Saat itu El Nino membuat sebagian belahan bumi kekeringan panjang, dan sebagian yang lain justru mengalami musim hujan yang panjang. Dampak global El Nino membuat sebagian wilayah Benua Asia seperti Indonesia dan sebagian wilayah Benua Australia akan mengalami kemarau panjang. Sedangkan sebaliknya, Benua Amerika terutama bagian utara mengalami musim hujan cukup panjang.

Untuk wilayah Indonesia, fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian wilayah Tanah Air berkurang. Tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Saat curah hujan berkurang, kekeringan pun datang. Sungai-sungai akan surut airnya, sedangkan pepohonan akan mulai meranggas.

(dp-18)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi