News Ticker

Dinkes SBB Canangkan Pekan Kelambu Nasional

Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) melalui Dinas Kesehatan menggelar pencanangan pekan kelambu Nasional dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan malaria melalui penggunaan kelambu anti nyamuk yang baik dan benar.
Share it:
Piru,
Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) melalui Dinas Kesehatan menggelar pencanangan pekan kelambu Nasional dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan malaria melalui penggunaan kelambu anti nyamuk yang baik dan benar.

Pencanangan dengan sorotan tema “Bebas Malaria Investasi Masa Depan Bangsa” tersebut dihadiri oleh Staf Ahli Hukum Pemerintah Daerah SBB, Satuan Kerja Perangkat Daerah, tokoh Agama, tokoh Pemuda, Kepala Desa, Siswa SD/SMP/SMA/SMK, dan undangan lainnya yang berlangsung di gedung Serbaguna, baru-baru ini.

Bupati SBB, Jacobus F. Puttileihalat dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Hukum Pemkab SBB, Sesa Hegmon Jahja mengatakan malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terlebih khususnya SBB.

“Hal ini ini menjadi ancaman di daerah tropis dan sub tropis juga mempengaruhi angka kematian bayi, anak umur di bawah lima tahun dan ibu melahirkan serta menurunkan produktivitas kerja,” terangnya.

Strategis pengendalian malaria, ungkapnya, meliputi program kelambunisasi, penyemprotan rumah, dan sosialisasi dalam upaya pencegahan lainnya. Karena di kawasan timur Indonesia difokuskan pada daerah pertambangan pertanian, perkebunan dan transmigrasi.

Dijelaskan, target eleminasi malaria di daerah dirumuskan dengan Annual Parasit Insiden (API) merupakan kran dari 1 per 1000 penduduk dan tidak terjadi penularan selama 3 tahun berturut-turut di SBB sesuai jumlah kasus malaria selama periode tahun 2011-2013 cenderung meningkat yaitu, tahun
2011 angka API sebesar 9 per 1000 penduduk naik menjadi 13 per 1000 penduduk pada tahun 2013.

Dalam upaya pengendalian malaria di SBB, kata dia, dipandang perlu untuk dilakukan dan diawali dengan pencanangan pekan kelambu nasional dan pengobatan bagi penderita malaria di daerah endemis tinggi.

“Kegiatan ini demi menurunkan angka kesakitan malaria melalui penemuan penderita secara dini serta melakukan pencegahan malaria melalui penggunaan kelambu anti nyamuk, sehingga dapat memberikan perlindungan yang optimal bagi kita terutama ibu hamil, bayi dan balita yang merupakan kelompok rentan terhadap penularan malaria,” cetusnya.

Menurutnya, cakupan pemakaian kelambu anti nyamuk harus mencapai 100 persen dari jumlah penduduk yang tinggal di daerah endemis malaria. Hal ini dapat dicapai dengan kampanye penggunaan kelambu anti nyamuk secara rutin melalui kegiatan terintegrasi.

Hal yang lain perlu diperhatikan, tambah dia, dalam pencanangan kelambu nasional di SBB adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara penggunaan kelambu anti nyamuk yang baik dan benar termasuk pemeliharaannya.

Ditegaskan, pelaksanaan pekan kelambu nasional akan berisi langkah-langkah pendistribusian kelambu anti nyamuk mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan, hingga Puskesmas dan masyarakat.
Sebab itu diharapkan perlu ditingkatkan intensitasnya secara terus-menerus serta ada langkah koreksi, khususnya pada daerah sasaran distribusi agar ada perbaikan strategis operasional di tahun-tahun berikutnya dalam rangka menuju SBB bebas malaria.

“Olehnya itu, keterlibatan peran masyarakat melalui sektor swasta dan LSM menjadi faktor pendukung upaya eleminasi penyakit malaria. Keterlibatan LSM global fund perlu diapresiasi karena telah menyumbangkan 124.884 buah kelambu di SBB, maka keterlibatan LSM ini melalui kontribusinya diharapkan memberikan perubahan positif yang signifikan bagi penurunan tingkat presentasi penularan penyakit malaria.” terangnya.

Diharapkan pula, ungkapnya, bagi jajaran pemerintah daerah atau para pimpinan SKPD agar berperan sesuai tupoksinya untuk turut memberi dukungan bersama LSM Global Fund untuk berperan mengurangi tingkat penularan penyakit malaria di daerah ini.

“Saya mengajak kita semua untuk mari bersama-sama menyukseskan program pekan kelambu nasional ini demi terwujudnya masyarakat sehat sejahtera yang bebas malaria, semoga Tuhan yang Maha Esa  dapat menolong kita semua dalam melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat,” ajaknya.  

Sebelumnya dalam laporan Panitia yang dibacakan oleh Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2M-PL) Dinkes SBB Natanel Saleky yang menjadi latar belakang  kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan malaria melalui penggunaan kelambu anti nyamuk yang baik dan benar, sehingga dapat memberikan perlindungan yang optimal terhadap masyarakat terutama kepada ibu hamil, bay dan balita.

Oleh karena itu,diharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan kerja sama lintas sektor, program dan masyarakat dalam pendistribusian kelambu anti nyamuk dapat menjadi perhatian penuh.

Menurutnya , malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa KLB sekitar 80 persen dari Kabupaten/kota di Indonesia termasuk kategori endimis dan lebih dari 45 penduduknya berdomisili di daerah terpencil.

Dijelaskan, setiap tahun terdapat 46 persen kematian balita per seribu kelahiran dimana 76 persen dari kematian tersebut terjadi pada anak usia di bawah umur satu tahun yang sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil bayi dan balita merupakan kelompok yang paling rentang terhadap penyakit malaria dan memeliki kecenderungan  lebih besar untuk menimbulkan kematian.

“Sementara MDGs di SBB tahun 2015 adalah API atau disebut Annual Prasite Incidece yaitu, kurang lebih dari satu per seribu penduduk untuk menurunkan API tersebut perlu dilakukan pengendalian dan pemberantasan penyakit malaria,” jelasnya.

Atas pencanangan ini, ungkap Saleky, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kampanye pendistribusian masal kelambu anti nyamuk sebanyak 124.884 buah yang dibagikan kepada semua masyarakat yang berdomisisli di sebelas kecematan yang ada di SBB. (udy)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi