News Ticker

Kecam Ulah Pengusaha Atas Kumareri, Masyarakat Kongan Benjina Tetap Akan Kosongkan Pulau

Aksi tindaklanjut dari pernyataan sikap masyarakat adat desa Kongan-Benjina terhadap penghuni pulau Kumareri (Pulau babi) telah dilakukan pada Sabtu (
Share it:

Masyarakat adat desa Kongan-Benjina saat mendatangi sejumlah warga penghuni pulau Kumareri (Pulau babi), Sabtu (27/11/2021) 

Dobo, Dharapos.com
- Aksi tindaklanjut dari pernyataan sikap masyarakat adat desa Kongan-Benjina terhadap penghuni pulau Kumareri (Pulau babi) telah dilakukan pada Sabtu (27/11/2021) sebagaimana yang dijadwalkan sebelumnya.

Seusai kegiatan, perwakilan tokoh perempuan desa Kongan-Benjina Novalina Jahuy Selly ketika dikonfirmasi media ini, Minggu (28/11/2021) mengakui bahwa orang-orang yang sekarang mendiami Kumareri dan beraktivitas di sana sudah sangat merusak pulau tersebut.

“Mereka (penghuni pulau-Red) mengaku kalau keberadaan mereka di sana atas negosiasi dengan seorang pengusaha berinisial A di Dobo yang dikatakan sudah melakukan kontrak pengolahan atas pulau tersebut,” bebernya menirukan pengakuan warga penghuni pulau itu.

Dalam dialog dengan para pekerja, masyarakat adat desa Kongan-Benjina lanjut Novalina Jahuy Selly menyatakan dengan tegas bahwa dalam beberapa waktu  kedepan ini pulau Kumareri harus sudah dikosongkan.

Sementara itu, terkait dengan klaim kontrak lahan, ditegaskannya, semua itu hanya sepihak saja antara oknum pengusaha dengan individu tertentu tanpa adanya pemberitahuan kepada masyarakat desa.

“Untuk itu, apabila tak dihiraukan pernyataan tersebut, maka resiko ditanggung sendiri ketika ditemukan masih melakukan aktivitas di pulau ini,” tegasnya.

Penyampaian pernyataan tersebut disaksikan langsung oleh aparat keamanan (Polisi).

Untuk pengusaha A, masyarakat adat akan mencoba menghubunginya untuk menanyakan perihal kontrak sepihak yang sudah sangat merugikan bagi desa  Kongan-Benjina.

Belakangan ini masyarakat adat Desa Kongan – Benjina, Kecamatan Aru Tengah, Kabupaten Kepulauan Aru diresahkan oleh tindakan beberapa oknum warga yang dinilai tidak bertanggung jawab terhadap pelestarian sumber daya alam yang ada di Pulau Kumareri.

Hasil aktivitas warga pendatang yang saat ini bermukim di  Pulau Kumareri  

Masyarakat adat setempat diresahkan akibat sejumlah aksi ilegal mulai dari penebangan liar hingga pengrusakan hutan juga terumbu karang di wilayah yang biasa dikenal dengan nama Pulau Babi ini.

Tokoh masyarakat setempat, Brihia Paidjala dalam rilisnya kepada Dhara Pos, Selasa (23/11/2021) mengaku sudah sangat resah dengan ulah oknum warga yang disebutnya sebagai kaum pendatang.

“Bahwa keberadaan mereka (penghuni) yang mendiami pulau itu saat ini kami anggap sudah sangat merugikan desa karena aksi penebangan liar, pengrusakan  hutan serta pengrusakan terumbu karang,” bebernya.

Hal itu juga dibenarkan Nicko Bolhuy, salah satu tokoh pemuda Desa Kongan – Benjina.

“Jadi, sebenarnya pada 2016 lalu, pihak Desa Kongan - Benjina telah mengeluarkan surat pemberitahuan yang ditandatangani oleh warga desa perihal pemberitahuan kepada masyarakat atau penduduk yang bukan berasal dari Pulau Kumareri untuk mengosongkan pulau tersebut,” akuinya.

Surat itu, lanjut Nicko, diberikan kepada beberapa pihak terkait sebagai tembusan diantaranya Bupati, DPRD dan pihak keamanan dalam hal ini Kapolsek dan Babinsa.

“Dengan harapan segera merespon serta menindaklanjuti keadaan yang sedang terjadi waktu itu,” sambungnya.

Sementara itu, menurut keterangan atau informasi yang dihimpun dari tokoh masyarakat setempat lainnya direncanakan pada 27 November 2021 mendatang, akan dilakukan penindakan tegas (eksekusi) berupa pengusiran.

Hal itu sebagai tindaklanjut terhadap surat pemberitahuan pada 2016 lalu terhadap oknum-oknum yang mendiami pulau itu.

Para penghuni ini akan diusir keluar agar tidak ada lagi aktivitas di Pulau Kumareri, yang dianggap sebagai salah satu lokasi destinasi wisata di Kabupaten Kepulauan Aru milik desa Kongan - Benjina.

(dp-31/YT)

Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

1 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi