 |
| Gubernur Maluku, Murad Ismail |
Kegiatan yang telah menjadi tradisi sejak turun temurun ini dimaksudkan untuk merawat kehidupan berbangsa dan bernegara dalam spirit Bhinneka Tunggal Ika.
"Halal Bihalal lahir dari imajinasi para ulama dan ummara di negara ini agar kita tetap menjaga dan menjalin silahturahmi antar sesama anak bangsa," ungkap Gubernur, Murad Ismail pada kegiatan Halal Bihalal 1440 H/2019 Masehi Pemerintah Provinsi Maluku serta TNI - Polri yang berlangsung di Islamic Center, Rabu (26/6/2019).
Diakuinya, Indonesia merupakan bangsa yang majemuk tetapi tetap satu sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dan kondisi yang sama juga terjadi di provinsi berjuluk Bumi Raja-raja ini.
"Walaupun Katong berbeda-beda tetapi tetap satu, katong samua basudara. Bukan karena hubungan darah tetapi Katong basudara karena sama-sama lahir, dibesarkan, makan dan minum dari rahim Bumi Siwalima ini," sambung Gubernur.
Untuk itu, tidak ada akses “Katong Bercerai” apalagi saling menyakiti.
“Oleh sebab itu, jangan pernah putus silahturahmi atau tali gandong,” tukasnya.
Di momen Halal Bihalal ini, Pemprov Maluku menghadirkan penceramah kondang, Syekh Ali Jaber.
Dalam ceramahnya, Jaber menekankan bahwa perbedaan adalah hal yang wajar.
“Karena itu, perbedaan yang ada tidak untuk dipertentangkan,” tekannya.
Jaber juga menghimbau agar masyarakat tidak mudah untuk diadu domba atau terprovokasi oleh isu-isu yang belum dipastikan kebenaranya.
Sementara, Ketua panitia penyelenggara, Halim Daties dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan sarana silahturahmi di jajaran Pemprov dan masyarakat dalam rangka menciptakan harmonisasi kehidupan beragama yang permanen guna mewujudkan dan manusia sejahtera berdaulat berbasis kepulauan .
Tema dalam kegiatan ini "Merajut Kebersamaan dalam Mewujudkan Maluku yang Terkelola Secara Jujur, Bersih, Melayani dan Terjamin dalam Kesejahteraan serta berdaulat atas gugusan kepulauan".
(dp-19)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar