News Ticker

Bupati Aru Diminta Sikapi Ketiadaan Obat di Puskesmas Dobo

Bupati Kabupaten Kepulauan Aru dr. Johan Gonga diminta segera menyikapi ketiadaan obat yang saat ini dialami Puseksmas Dobo.
Share it:
Reki Botmir
Dobo, Dharapos.com
Bupati Kabupaten Kepulauan Aru dr. Johan Gonga diminta segera menyikapi ketiadaan obat yang saat ini dialami Puseksmas Dobo.

Hal tersebut disampaikan Ketua Perhimpunan Pemuda Aru, Reki Botmir kepada wartawan, pekan kemarin.

“Kalau fakta mau dikaitkan dengan visi misi Bupati - Wakil Bupati Aru maka akhirnya ini yang perlu disikapi segera beliau untuk diteruskan ke dinas terkait yaitu Dinas Kesehatan,” ungkapnya.

Diakui Botmir, pengalaman yang baru saja dialami mendasari dirinya mendesak Pemda Aru untuk seceatnya menyikapi ketiadaan obat di Puskesmas Dobo.

“Waktu itu sekitar tanggal 10 Mei saya berobat ke Puskesmas Dobo,” tuturnya mengawali kisah yang dialaminya.

Usai diperiksa, Botmir kemudian mendapat resep yang di berikan oleh dokter Puskesmas yang memeriksanya.

“Kemudian saya ke apotek untuk mengambil obat berdasarkan resep yag diberikan dokter. Dan setelah menunggu sekitar setengah jam, saya dipanggil untuk kemudian diberikan obat. Lalu resep yang satu lagi dikembalikan ke saya untuk membeli obat di apotek luar,” bebernya.

Selaku warga masyarakat, Botmir mengaku heran atas petunjuk yang baru saja diterimanya dari petugas apotek.

“Kok kenapa Puskemas yang berada di wilayah kota kabupaten ini habis obat, sedangkan kita mau kaitkan dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati bahwa kondisi seperti ini yang perlu disikapi  secepatnya oleh Bupati dan diteruskan ke dinas terkait yaitu Dinas Kesehatan,” herannya.

Botmir mempertanyakan bagaimana bisa terjadi dengan masa waktu belum setahun berjalan,  obat sekelas Amoxilin bisa habis.

“Bisa kita bayangkan Puskemas Dobo yang letaknya di ibukota kabupaten saja, obatnya sudah habis apalagi di kecamatan-kecamatan berarti obat-obat yang lain juga tidak ada. Nah, pertanyaannya  dimanakah anggaran-anggaran itu,  apakah dari dinas sendiri yang tidak menganggarkan atau  bagaimana,” tanyanya.

Hal ini, tegas Botmir, yang musti segera diupayakan  karena masyarakat dengan bermodal kartu miskin tidak bisa mengharapkan bantuan kartu miskin, karena selama ini  mereka hanya mengharapkan obat dari Pemerintah yang merupakan obat-obat subsidi.

“Ketika pemeriksaan lalu terjadi lagi seperti yang saya alami kemarin, sementara mereka tidak memiliki biaya untuk membeli obat di apotek luar,” tegasnya.  

Dan diakui Botmir, bahwa kejadian yang dialaminya pun menimpa warga masyarakat lainnya saat berobat ke Puskesmas Dobo.

“Kemarin-kemarin itu saya dengar banyak yang alami seperti saya. Mereka tidak membawa uang ketika datang sehingga mereka kebingungan,” akuinya.

Ditegaskan pula, dalam pelayanan medis hingga penyediaan obat sudah menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Kepulauan Aru lalu kemudian disebarkan  ke seluruh Puskesmas di  daerah ini.

“Bahkan kini kondisi cuaca berubah setiap saat, dan lagi penyakit bertambah karena memang musimnya.
Sementara sekarang masyarakat  mengharapkan pelayanan dengan kartu miskin tetap sampai di sana obatnya habis. Dan kalau tidak ada uang lagi untuk beli obat, maka bukannya sehat tapi tambah sakit lagi,” beber Botmir.

Olehnya itu, dirinya harapkan kepada Pemda Aru agar secepatnya menindak lanjuti hal itu.

“Kemarin juga saya sudah sempat bertemu dengan Wakil Bupati dan langsung memantau ke Puskesmas mempertanyakan hal ini karena ada bahasa-bahasa kini ramai di masyarakat bahwa Pemerintahan sekarang ini tidak punya gigi,” sambungnya.

Botmir menegaskan, bukannya merehkan Pemerintah tapi fakta ini menjadi masukan  kepada Pemda Aru agar  image itu harus di hilangkan di masyarakat.

(dp-31)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi