Prosesi gantung lonceng gereja Maranatha Ohoirenan |
Pembangunan gedung baru Gereja Maranatha Ohoirenan, yang terletak di ufuk timur kecamatan Kei Besar Selatan, kabupaten Maluku Tenggara akhirnya pekerjaannya telah rampung.
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi penggantungan lonceng gereja.
Kepada Dhara Pos, salah satu putra terbaik Wurlor Hernar Drs. Zet Rahallus, mengungkapkan rasa bangganya atas partisipasi anak cucu Wurlor Hernar dari berbagai daerah di Indonesia untuk turut menyaksikan prosesi penggantungan lonceng di gereja Maranatha Ohoirenan, tepat hari Minggu (7/2) pukul 07.00 WIT.
“Kami ucapkan terima kasih atas kebersamaan dan kerja sama yang baik dari staf desa, majelis Jemaat dan kepada putra-putri Ohoirenan baik di Tual, Ambon, Papua hingga ke luar Negeri, yang turut mendukung pembangunan gedung baru Gereja Maranatha Ohoirenan,” ucapnya.
Rahallus juga menyampaikan apresiasinya kepada putra-putri Ohoirenan yang menyempatkan diri hadir menyaksikan prosesi penggantungan lonceng lebih kurang 400 orang.
“Walaupun tidak semua hadir dan pada dasarnya mereka mendukung dan mendorong atas kerja sama, dan kiranya dapat memberikan manfaat bagi anak cucu Wurlor Hernar di mana saja berada,” tandasnya.
Pantauan media ini, untuk mencapai lokasi gereja, warga masyarakat jemaat Maranatha Ohoirenan mendaki bukit atau gunung ke lokasi yang tadinya menjadi lokasi bangunan gereja darurat dengan menapaki sekitar ratusan anak tangga.
Jemaat tetap menjalankan aktivitas seperti biasa, tak sedikit pun terganggu dengan perjalanan yang sangat jauh ini. Mereka terlihat bergotong-royong membangun gereja baru di lokasi lama, dan mendapat dukungan penuh oleh anak cucu Wurlor Hernar, serta mama dari nene.
Fakta ini juga menunjukkan kebersamaan anak cucu Wurlor Hernar/Ohoirenan atau sering di sapa kampung mama (ibu) Ohoirenan yang memiliki jemaat GPM terbanyak di daratan Kei Besar, berjumlah hingga ribuan jemaat.
Terlepas dari itu juga, pembangunan gedung gereja tersebut juga membuktikan perhatian baik anak negeri sendiri, maupun pancaran darahnya.
“Agama masuk di Ohoirenan tepat tanggal 24 Januari 1909 yang di bawahkan oleh Opa Onyang kami, Obet Nejo Rahakbauw sehingga dengan masuknya agama maka lahirlah gedung gereja Maranatha sejak Injil masuk hingga di tahun 2009 dengan pembongkaran gedung gereja lama untuk dilaksanakan pembangunan gereja yang baru,” urainya.
Gedung baru gereja Maranatha Ohoirenan |
“Pada saat Injil atau agama masuk di Woma Elhernar, hanya beberapa keluarga saja tapi puji Tuhan telah memberikan berkat bagi leluhur kami, maka terlahirlah anak cucu untuk membangkitkan gairah semangat agar tetap membawa harum Woma Elhernar, dan juga Gereja Maranatha Ohoirenan,” tukas Rahallus.
Ditambahkan, Wurlor Hernar mengandung arti banyak orang seperti bintang di langit.
“Dan kenyataan ini terbukti, mulai terbentuknya kesatuan dan persatuan sejak leluhur kami, dan kini memulai kembali pada generasi muda kami, untuk membangkitkan persatuan dan kesatuan leluhur, agar tidak mencoreng, dan ini adalah amanah yang tak akan kami lupakan,” tambah Rahallus.
Pihaknya juga menyampaikan ucapan ribuan terima kasih untuk semua keluarga mami dari, nene dari yang telah turut serta mendukung dan menopang pembangunan gedung baru gereja Maranatha Ohoirenan.
“Tak lupa kami ucapkan ribuan terima kasih dan tak ada apa pun yang dapat kami balas kepada Bapak, Ibu, saudari/saudari tapi yang akan membalas budi baik bapak ibu saudara/i hanya Tuhan Yesus kepala Gereja,” tandasnya.
Rahallus juga mengapresiasi ketua pembangunan Gereja, kepala tukang dan pendeta, serta seluruh jemaat Maranatha Ohoirenan, yang selama ini tulus dan setia dalam melaksanakan dalam proses pembangunan sekaligus membentuk panitia persiapan peresmian gereja pada Desember mendatang.
“Kiranya semua ini dapat berjalan aman dan lancar,” tukasnya.
(dp-20)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar