News Ticker

PT PLN Rayon Piru Resahkan Warga Jelang Buka Puasa dan Saat Sahur

Kinerja PT PLN Rayon Piru benar-benar membuat warga masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) akhir-akhir ini di bulan Ramadhan menjadi resah khususnya masyarakat di Kota Piru.
Share it:
Ilustrasi PLN
Piru, Dharapos.com
Kinerja PT PLN Rayon Piru benar-benar membuat warga masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) akhir-akhir ini di bulan Ramadhan menjadi resah khususnya masyarakat di Kota Piru.

Keresahan tersebut dipicu sering padamnya listrik saat hendak berbuka puasa dan makan sahur yang dirasakan sangat mengganggu masyarakat dalam melaksanakan ibadah.

Listrik tiba-tiba mati saat warga sementara menyantap menu berbuka puasa atau saat sahur.

"Kami heran kenapa listrik harus padam saat buka puasa dan saat makan sahur,"ungkap Sekretaris Dusun (Sekdus) Waemeteng Pantai  Desa Piru Kahar Holle, Selasa (30/6).

Menurutnya, harapan masyarakat dengan adanya perbaikan listrik, khususnya di bulan Ramadan ternyata tak kesampaian karena, listrik tetap padam ketika umat Islam tengah berbuka puasa dan saat makan sahur.

“Harapan kami pelayanan listrik membaik, ternyata hanya sekadar isapan jempol belaka, karena listrik tetap saja sering padam bukan di bulan puasa saja tetapi dihari-hari sebelumnya,” kesal Ibu Samsina.

Seharusnya, sebagai daerah otonomi baru, harapan perbaikan pelayanan di semua lini digantungkan masyarakat kepada pemerintah. Salah satunya perbaikan listrik melalui  PLN Rayon Piru.

"Tapi kenyataannya, masa hingga saat ini pun PLN belum juga membaik,"kesalnya.
Sementara itu, pihak PLN melalui Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Supervisor Teknik PLN Rayon Piru, Antonius Catur mengakui, pihaknya saat ini melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan.

Diakuinya, untuk Kota Piru dan kecamatan lainnya sering mati lampu karena gangguan jaringan.

“Kalau mati-mati sebentar itu karena gangguan. Mungkin, jaringan listrik  ada yang terkena pohon atau binatang. Sementara, jangkauan jaringan PLN Ranting Piru cukup panjang," jelasnya.

Terkait keluhan dari masyarakat soal pelayanan yang belum membaik, dirinya balik bertanya kepada masyarakat apakah pelayanan di tahun 2015 ini lebih jelek dari 2014 atau lebih jelek tahun 2013 atau lebih bagus.

“Saya kembalikan kepada masyarakat dan saya masih ada disini dan ingin mengembalikan pertanyaan itu atas keluhan mereka,” ucap Catur  dengan nada yang tinggi.
Karena, menurutnya, selama dirinya berada di Piru belum ada keluhan dari masyarakat, kalau dikatakan kendala seperti panjang jaringan.

Untuk di ketahui  di Kota piru PLN itu masuk sampai di Kecamatan Huamual yakni dusun katapang, Uhe, dan duusn Wayoho  Kecamatan Seram Barat terlepas dari kota sendiri jadi ada 5 sistem, system Uhe, Wayoho, Nagalema, Kota Piru, dan Sakari.

“Kalau dibilang kendala, yakni gangguan jaringan meliputi terkena pohon, binatang. Namanya  PLN itu sistemnya disini kabel listriknya masih terbuka bukan kabel bungkus, kabel terbuka itu yang memiliki sistem yang sensitif,”  tuturnya.

Disinggung menyangkut mati lampu 1-3 kali dalam sehari pada bulan puasa, dirinya ungkapkan, sebenarnya sudah diminimalisir tapi apa boleh buat karena kondisi alam  yang tidak memungkinkan sesuai 5 sistem tersebut.

“Mati lampu akibat gangguan jaringan karena kondisi angin di SBB sangatlah kuat seperti terjadi di Desa Ariaty Kecamatan Huamual, kalau ada dahan kepala yang jatuh besar peluang pasti padam total, kalau mesin PLN mati atas gangguan jaringan otomatis padam. Jadi saya juga bingung kalau kendalanya pertama hanya gangguan jaringan listrik terkna pohon dan binatang,” jelasnya.

(dp-26)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi