News Ticker

Pemda SBB Dinilai Sudah Tak Serius Melayani Rakyatnya

Tidak lama berselang dengan terjadinya musibah kebakaran Dobo, Kabupaten Kepulauan, kebakaran juga melanda dua banguann rumah warga Desa Piru Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Minggu sore (26/4).
Share it:
Musibah kebakaran di Piru, SBB
Piru, Dharapos.com
Tidak lama berselang dengan terjadinya musibah kebakaran Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, kebakaran juga melanda dua banguann rumah warga Desa Piru Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Minggu sore (26/4).

Si jago merah melahap habis bangunan dua lantai tersebut yang terdiri dari rumah tinggal dan usaha kos-kosan.

Fakta menarik yang terkuak dari musibah ini, adalah keberadaan dua unit mobil pemadam kebakaran  milik Pemerintah Kabupaten SBB yang kondisinya tidak dapat difungsikan alias rusak. Alhasil, sang pemilik rumah hanya bisa pasrah ketika terjadi musibah tersebut.     

Terkait hal ini, salah satu sumber terpercaya media ini, menyoroti keseriusan Pemerintah Daerah dibawah kepemimpinan Bupati, Jacobus F. Puttileihalat dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat.

“Musibah ini sebenarnya membuktikan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat memang tidak serius mengurusi pemerintahan maupun warganya,” sorotnya, ketika dikonfirmasi Dhara Pos, Selasa (28/4).

Sumber menyamakan kondisi kebakaran di SBB tidak berbeda dengan insiden kebakaran di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru yang nyaris bersamaan waktunya.

“Kalau pemerintah serius, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat termasuk salah satunya dalam penanganan musibah kebakaran tentunya akan diperhatikan. Karena jangan dikira bahwa musibah kebakaran itu jarang terjadi lalu dianggap sebagai hal sepele. Padahal sekali terjadi, hasilnya adalahj kerugian ratusan juta rupiah, rumah penduduk jadi korban bahkan tidak menutup kemungkinan jatuhnya korban jiwa,” bebernya.

Fakta ini, lanjut sumber, sudah harus menjadi peringatan yang serius bagi Bupati dan jajarannya untuk tidak kembali melakukan kesalahan yang sama.

“Ibarat siapkan payung sebelum hujan, sebelum terjadi kebakaran mobil pemadamnya sudah siap. Jangan sampai terjadi, masyarakat harus jadi korban karena kelalaian Pemerintah. Bupati harus buktikan kalau dia serius urus negeri ini,” tegasnya.

Sumber mengingatkan pula, SBB akan menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ Tingkat Provinsi Maluku yang ke 26 pada bulan Mei mendatang, sehingga Pemerintah harus membuktikan keseriusannya dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi.

“Karena dikuatirkan hal ini akan berdampak pada pelaksanaan even MTQ nanti,” tutupnya.

Untuk diketahui, kebakaran melanda dua banguann rumah warga Desa Piru Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Minggu sore (26/4).

Si jago merah melahap habis bangunan dua lantai tersebut yang terdiri dari rumah tinggal dan usaha kos-kosan.

Pemilik rumah, Corneles Risakotta saat kejadian tak berada di tempat. Alhasil hanya sedikit barang yang berhasil diamankan oleh Penghuni Kos-kosan.

Insiden kebakaran tersebut berawal dari munculnya api salah satu kamar kos milik siswa kelas XI SMK Kristen Piru, Glemen Arlin Pasinalo yang dengan cepat menjalar di lantai dua kos-kosan, membuat panik penghuni kos lainnya.

“Saya  sementara beraktivitas, kira kira pukul 18.40 sore saya melihat ada api di lantai dua kos-kosan. Api itu berawal dari kamar Egen. Melihat api yang dengan cepat menjalar, kita langsung mencabut sekering listrik. Saat itu kita tidak dapat menyalakan mesin air untuk menyiram api karena api sudah menjalar bangunan kos. Kita langsung keluar dan minta tolong warga,“ ungkap Yulen Kermite, salah satu penghuni kos yang ditemui Dhara Pos di lokasikebakaran,Minggu (26/4).

Dia menduga akibat arus pendek listrik jadi pemicu terjadinya kebakaran tersebut.

“Itu mungkin karena korselting listrik. Karena pemiliknya juga tak ada di tempat sementara lampu sedang nyala,” duganya.

Pantauan Dhara Pos di lokasi kebakaran, api dengan cepat membesar dan menghanguskan rumah warga. Ternyata ketiadaan mobil Pemadam Kebakaran milik Pemda menjadi penyebab terlambatnya penanganan musibah tersebut. Alhasil warga berusaha menjinakkan api dengan peralatan seadanya.

Tiga jam kemudian sekitar pukul 21.00 WIT baru api berhasil dijinakkan. Sementara kerugian ditaksir  mencapai puluhan juta rupiah.
 
(Udy)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi