News Ticker

Pekerjaan bahu jalan di Saumlaki terkesan asal-asalan

Pekerjaan peningkatan kualitas jalan melalui pengecoran bahu-bahu jalan di kota Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dinilai sebagian kalangan sebagai pekerjaan asal-asalan dan diragukan kualitasnya.
Share it:
Ketua Komisi C DPRD MTB, Sony Hendra Ratissa (kedua dari kanan) bersama sejumlah
pihak saat mengecek kondisi pekerjaan bahu jalan di Kota Saumlaki
Saumlaki, Dharapos.com
Pekerjaan peningkatan kualitas jalan melalui pengecoran bahu-bahu jalan di kota Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dinilai sebagian kalangan sebagai pekerjaan asal-asalan dan diragukan kualitasnya.

Pasalnya pekerjaan pengecoran bahu jalan tersebut bukan dilakukan oleh satu kontraktor melainkan beberapa kontraktor dengan pola kerja yang berbeda.

Ada kontraktor yang melakukan pengecoran dengan terlebih dahulu mencampur material semen, pasir dan batu dengan menggunakan mesin, sementara kontraktor lainnya hanya melakukannya secara manual yakni menyusun batu lalu kemudian menutupinya dengan campuran semen dan pasir yang telah disiapkan.

“Pekerjaan model begini kan nanti akan mengakibatkan jalan rusak lebih cepat. Apalagi di ruas jalan turun dari Polres ke kantor Lurah Saumlaki itu, pekerjaannya kacau sekali. Para pekerja menghambur batu kerikil lalu kemudian langsung menutupinya dengan campuran semen” ujar seorang sumber yang tak ingin dikorankan namanya.

Kekesalan warga ini ternyata telah disikapi oleh pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten MTB.

Kondisi pekerajaan bahu jalan yang terkesan asal-asalan
Ketua Komisi C DPRD MTB, Sony Hendra Ratissa menyatakan, pihaknya telah terjun ke lokasi dan memantau pekerjaan di sejumlah titik bersama pihak Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Permukiman Kabupaten MTB.

“Menurut dinas PUPR, pekerjaan bahu-bahu jalan ini sebenarnya bermanfaat juga untuk menahan pengikisan pada jalan hotmix di Kota Saumlaki, hanya saja mereka akui bahwa pekerjaannya tidak sesuai dengan harapan,” katanya.

Tim Komisi C menurut Ratissa, menemukan sejumlah persoalan seperti pengecoran bahu jalan yang tidak di awali dari pembersihan tanah dengan menggunakan air, serta ada kekurangan batu kerikil saat pengecoran bahu jalan.

“Mestinya pembersihan itu dilakukan dengan menggunakan air sehingga benar-benar bersih dan semen itu bisa melekat. Ada beberapa tempat yang akhirnya kami rusaki dan terbukti, kerjanya asal-asalan. Padahal kita berharap pekerjaan ini hasilnya bisa bertahan dalam waktu yang lama,” kesalnya.

Selain itu, ditemukan juga penggunaan material pasir yang kualitasnya tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam kontrak.

“Untuk itu kita sudah rekomendasikan kepada Dinas PUPR supaya memerintahkan para kontraktor agar segera mengganti jenis pasir yang kualitasnya sesuai dengan kesepakatan awal,” tegasnya.

(dp-18)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi