Peta Kabupaten Maluku Barat Daya |
Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah kabupaten Maluku Barat Daya diminta serius memperhatikan kehidupan masyarakat yang selama ini tinggal di Desa Ustutun, Kecamatan Wetar Barat yang hingga saat ini masih diperhadapkan pada sejumlah persoalan.
Jika sebelumnya, minimnya tenaga medis di bidang kesehatan menjadi fakta penting yang kemudian diungkap ke publik sebagaimana yang telah diberitakan secara rinci oleh Dhara Pos yakni terkait pasien gawat darurat di Ustutun yang rutin berobat ke negara Timur Leste hingga mendapat perawatan secara gratis alias cuma-cuma oleh Pemerintah di negara tetangga tersebut.
Namun, ternyata dari kehidupan ekonomi masyarakat di kecamatan tersebut juga sangat bergantung penuh kepada negara Timur Leste.
Salah satunya, kebutuhan hidup sehari-hari seperti sembilan bahan pokok (sembako) diantaranya gula, beras, kopi dan bahan-bahan pokok lainnya. Berikut pula kebutuhan lainnya seperti peralatan masak hingga dapur dan juga peralatan lainnya mencapai 80 persen di datangkan dari Negara Timur Leste.
Kondisi ini disampaikan oleh salah seorang guru yang bertugas di kecamatan Wetar Barat bernama Dino T, kepada Dhara Pos di Wonreli – Kisar, Selasa (26/4).
Dijelaskannya, masyarakat Ustutun Wetar Barat sering masuk keluar Timor Leste untuk menjual hasil tangkapan laut mereka seperti ikan dan lain-lain.
“Hasil jualan mereka itu kemudian di pakai untuk berbelanja kebutuhan dapur mereka seperti gula, kopi, beras dan kebutuhan-kebutuhan lainnya di Timor Leste. Dan yang perlu diketahui bahwa tradisi ini ini sudah berlangsung lama bahkan terlihat jelas seperti aktivitas masyarakat dalam satu negara bukan dua negara,” urai Dino.
Apalagi, lanjut tenaga pendidik ini, setiap warga masyarakat yang pergi ke Timor Leste disambut begitu hangat dan ramah oleh masyarakat di negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia ini layaknya seperti kakak beradik yang lama tidak berjumpa.
“Mereka malah di jamin layaknya tamu istimewa sehingga masyarakat Ustutun sangat senang dan nyaman untuk mengunjungi Timor Leste hingga berbelanja kebutuhan hidup sehari-hari,” lanjutnya.
Bahkan, tegas Dino, ada istilah-istilah yang sangat akrab dan familiar di kalangan masyarakat Ustutun
“Indonesia di dadaku, Timor Leste di perutku”.
Tambahnya, perlu di ketahui pula bahwa jarak antara Ustutun dan Timor Leste sangat dekat karena kendaraan-kendaraan darat yang lalu lalang di Timor Leste terlihat sangat jelas dari pulau Lirang Kecamatan Wetar Barat, Kabupaten MBD.
Karena itu, Dino mengingatkan Pemprov Maluku dan Pemkab MBD agar tidak menganggap fenomena seperti ini sebagai persoalan yang sepele karena apapun alasannya Timor Leste adalah negara lain.
“Dan harus di ingat, bahwa masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Ustutun bukanlah tanggung jawab mereka (Tmor Leste, red) melainkan tanggung jawab Negara Kesatuan Republik Indonesia dan hal-hal seperti ini juga bisa mencoreng nama baik negara kita di mata internasional,” tegasnya mengingatkan
Olehnya itu, dalam rangka mengatasi berbagi potensi yang tidak diinginkan, Pemprov dan Pemkab MBD sudah seharusnya mengambil langkah penting guna mengatasi persoalan ini.
“Masyarakat di kecamatan Wetar Barat harus lebih di perhatikan secara khusus demi keamanan dan kenyamanan Negara Kesatuan Repoblik Indonesia,“ tukasnya.
(dp-17)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar