News Ticker

Warga Dihimbau Tak Termakan Isu Provokasi Berbau SARA

Warga masyarakat Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara dihimbau untuk tidak termakan isu provokasi berbau SARA yang sengaja disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab pasca terjadinya bentrok antara pemuda Pemda dan desa Faeir beberapa hari lalu.
Share it:
Luther Rahayaan
Langgur, Dharapos.com 
Warga masyarakat Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara dihimbau untuk tidak termakan isu provokasi berbau SARA yang sengaja disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab pasca terjadinya bentrok antara pemuda Pemda dan desa Faeir beberapa hari lalu.

Kepada Dhara Pos, Minggu (29/11), salah satu tokoh pemuda KNPI Malra, Luther Rahayaan menegaskan bahwa insiden bentrok yang melibatkan dua kompleks baik Pemda dan Faeir merupakan permasalahan antar kompleks.

“Kalau ada isu-isu yang beredar bahwa akan terjadi konflik SARA itu sama sekali tidak benar. Karena bentrok tersebut telah ditangani oleh pihak TNI dan POLRI,” tegasnya.

Jadi, kembali tegas Rahayaan, kalau ada informasi yang sengaja mengkait-kaitkan dengan isu SARA, itu hanyalah ulah oknum atau kelompok yang tidak bertanggung jawab, yang sengaja mau merusak harkat dan martabat kekeluargaan, bahkan juga keamanan di negeri ini.

“Kita di tanah Evav  ini sangat  kuat dengan adat budaya, yang sudah dilingkari dengan vuut ain mehe ni mufun, manut ain mehe ni tiluur (semua berasal dari satu turunan).  Satu budaya ini bukan baru saja terlahir tapi sejak  leluhur kita,” tegasnya kembali.

Rahayaan pun menghimbau, jika ada isu atau info yang terkait dengan SARA, maka segera laporkan kepada pihak keamanan dalam hal ini  TNI dan POLRI bahkan juga tokoh-tokoh agama, dan pemuda  agar secepatnya dilakukan langkah antisipasi.

Perlu diketahui, insiden bentrok yang terjadi beberapa hari lalu  di areal RSUD itu, awalnya dari aksi tawuran antar dua sekolah yaitu SMUN 1 dan 2 Kei Kecil,  namun tanpa diketahui sebabnya merembet hingga terjadi antar kompleks.

Akibat bentrok tersebut mengakibatkan satu korban jiwa akibat terkena peluru nyasar yang hingga saat ini belum diketahui siapa pelaku penembakan.

Terkait itu, Kapolda telah memerintahkan 5 anggotanya dari Polda Maluku, untuk melakukan penyelidikan guna mengungkap siapa pelaku penembakan yang menyebabkan meninggalnya salah satu warga.

“Memang dugaan sementara penembakan dilakukan anggota Polres Malra, namun dari hasil pemeriksaan
Propam serta satuan penyidik Polda Maluku belum menemukan siapa pelakunya. Tetapi apabila di temukan siapa yang melakukan penebakan, maka akan di proses secara hukum dan juga demi menjaga citra institusi kepolisian,” jelasnya.

Rahayaan mengingatkan terkait pengungkapan pelaku penembakan tidak bisa dilakukan asal-asalan.

“Jadi, mari kita sama-sama menantikan hasil penyelidikan oleh tim dari Polda Maluku, dan kalau memang demikian pelakunya adalah oknum Polisi maka mari kita bersama-sama arak-arakan untuk minta supaya oknum tersebut diproses hukum bahkan sekalian dipecat,” imbuhnya.

Ditambahkan Rahayaan, bahwa sikap toleransi di negeri ini sudah sangat kuat, dan telah berlangsung sejak dari leluhur bahkan tidak pernah terjadi konflik.

Untuk itu, mantan Ketua GMKI Malra ini meminta kepada Kapolres Malra dan jajarannya, dan juga Camat, Lurah dan kepala dusun hingga RT/RW dll, untuk berupaya memberikan arahan kepada warga masyarakat guna menghindari terjadinya konflik.

“Pihak penegak hukum harus segera mengambil sikap terkait minuman keras yang selama ini sering menjadi pemicu terjadinya keributan, hingga jatuhnya korban jiwa. Ini yang harus diantisipasi sejak dini sebab jika tidak akan memicu berbagai masalah yang tidak kita ingikan bersama,” imbuhnya.

(dp-20)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi