News Ticker

Disdik Gelar Kegiatan Pendampingan K13 SMK Se-Kota Jayaprua

Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura Dr. Robert J. Betaubun, S.Pd, MM, kepada sejumlah wartawan, Rabu (19/11), mengatakan kegiatan pendampingan K13 untuk klaster SMK tingkat Kota Jayapura, yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 di ikuti oleh 180 guru SMK se-kota Jayapura, Provinsi Papua
Share it:
Dr. Robert J. Betaubun, S.Pd, MM
Papua, Dharapos.com
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura Dr. Robert J. Betaubun, S.Pd, MM, kepada sejumlah wartawan, Rabu (19/11), mengatakan kegiatan pendampingan K13 untuk klaster SMK tingkat Kota Jayapura, yang dilaksanakan di SMK Negeri 2  di ikuti oleh 180 guru SMK se-kota Jayapura.

“Kegiatan ini merupakan kerja sama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat SMK dalam rangka pendampingan implementasi kurikulum K13. Untuk Papua, SMK kota Jayapura menjadi piloting dalam pendampingan implementasi,” kata Kadis.

Adapun program pendalaman di bagi dalam dua tahapan, yakni In yaitu penyampaian materi dan diskusi di kelas, kemudian di ikuti dengan On artinya semua pendamping dan para guru yang mengikuti sosialisasi akan dikembalikan ke sekolah masing-masing.

Mereka akan melakukan pendamping bagi guru-guru yang ada di sekolah, setelah itu nantinya pada tanggal 10 Desember In kedua kembali di laksanakan.

“Pada In kedua tersebut pendampingan selama tiga bulan berlangsung maka implementasi sudah berjalan secara baik di satuan pendidikan masing-masing. Dan Setelah itu pada In kedua, dilakukan evaluasi tentang pendampingan di satuan pendidikan,” terang Kadis.

Evaluasi tersebut terkait kesiapan guru mengajar dalam hal ini Silabus, Rencana Proses Pembelajaran (RPP) sudah baik, kemudian penentuan indikoator-indikator pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan kurikulum,

Selain itu, sambung dia,  apabila ada temuan permasalahan pada implementasi kurikulum, pada satuan-satuan pendidikan, maka pada saat In kedua, pendamping menyiapkan sebuah form, karena form tersebut adalah untuk mencatat semua permasalahan yang terjadi di satuan pendidikan masing-masing.pada implementasi K13.

“Misalkan tuntutan kurikulum untuk pembelajaran, yang mana pembelajaran tersebut mengharapkan adanya
audiens dengan siswa. Kemudian dari sisi bagaimana penguasaan materi, siswa yang bersangkutan harus memahami secara baik,sehingga dalam implementasi apa kira-kira yang di temukan dalam proses tersebut,” sambung Kadis.

Ditambahkannya, apabila konteks implementasi K13 di satuan pendidikan, khusus SMK  misalkan ada hal-hal yang tidak sesuai dengan konteks yang ada di kota Jayapura, maka akan direkomendasikan dan di sampaikan kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini Direktorat SMK.

“Agar rekomendasi temuan-temuan tersebut menjadi bahan pertimbangan pada penyempurnaan kurikulum ke depan agar dapat di sesuaikan dengan kondisi riil yang ada,” tambah Kadis.

Salah satu contoh, realita yang ada guru otomotif harus belajar otomotif serta menyebutkan contoh peralatan perbengkelan, dan dari sisi nasional perbengkelan tersebut sangat lengkap. Namun, apabila ada alat yang tidak lengkap maka tidak mungkin siswa disuruh untuk mendemonstrasikan bagaimana memodifikasi mobil.

“Hal ini harus di kaji dalam pembelajaran K13,karena dalam pembelajaran banyak tematis sehingga harus di sesuaikan dengan kondisi dan kalau tidak sesuai maka itu yang harus direkomendasikan pada saat In kedua,” ujarnya sembari menambahkan tim pendamping juga telah menyiapkan satu fom untuk mendata semua permasalahan untuk direkomendasikan ke Kementrian

“Untuk Papua adalah klaster SMK Negeri 2 kota Jayapura,” tutupnya.
 

(Harlet)
Share it:

PAPUA

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi