News Ticker

Yayasan Kasih Mulia Gelar Kegiatan Iman Umat Di Tanut

Jelang perayaan akbar memperingati 100 tahun Misi gereja Katolik berkarya di wilayah Tanimbar Utara (salah satu wilayah di bagian utara kabupaten Maluku Tenggara Barat – Red), Yayasan Kasih Mulia Jakarta menggelar berbagai kegiatan iman umat.
Share it:
Ilustrasi Perutusan Gereja
Saumlaki,
Jelang perayaan akbar memperingati 100 tahun Misi gereja Katolik berkarya di wilayah Tanimbar Utara (salah satu wilayah di bagian utara kabupaten Maluku Tenggara Barat – Red), Yayasan Kasih Mulia Jakarta menggelar berbagai kegiatan iman umat.

Aksi yang dilaksanakan bersama Pusat Karya Pelayanan Sosial (PKPS) Tarekat MSC Indonesia di sejumlah wilayah di Tanimbar Utara seperti di Sanctus Pius X Larat, stasi Lamdesar, dan Stasi Sofyanin merupakan wujud penyadaran umat akan kecintaan bagi lingkungan hidup.

Kegiatan Iman tersebut meliputi kegiatan pembinaan  Serikat Karya Anak Misioner (SEKAMI), pelatihan bagi remaja dan pasangan suami istri seputar panggilan dan perutusan Gereja, Liturgi Gereja,
Kepemimpinan, serta aturan dan dogma Gereja Katolik.

Turut dihadirkan para narasumber dari Pusat karya pelayanan social tarekat MSC seperti Pastor Albert Jamlean, MSC, Pastor Alo Lerebulan, MSC, dan Pastor Ino Ngutra, MSC.

Selain itu, hadir pula ketua Yayasan Kasih Mulia, Pastor Lambertus Somar, MSC yang turut memberikan materi dan dorongan bagi umat di paroki Sanctus Pius X kota Larat maupun sejumlah stasi diwilayah tersebut terkait gerakan penghijauan melalui penanaman ratusan anakan pohon trem besi dan mahoni di wilayah Tanimbar Utara.

Sumber resmi dari PKPS Tarekat MSC di Ureyana Saumlaki, Jumat (19/9) mengatakan tujuan utama dilakukan sejumlah aksi sosial di utara kepulauan Tanimbar ini seperti dikatakan oleh Pastor Patris Jeujanan MSC selaku Pemimpin PKPS MSC Provinsi Indonesia yakni bertujuan membekali umat untuk semakin setia dalam menghadapi tugas perutusan gereja pasca 100 tahun masuknya agama Katolik di Tanimbar Utara.

Kegiatan sosial tersebut akhirnya dilaksanakan pada tiga wilayah yakni stasi Lamdesar, Stasi Sofyanin dan stasi Larat sejak 19 hingga 25 September 2014.

Di kota Larat, kegiatan penghijauan dilakukan secara long march dipimpin oleh para pastor MSC dan Muspika Tanimbar Utara serta ratusan anak Sekami, para pelajar dan OMK bersama kelompok-kelompok kategorial gereja Katolik lainnya.

Para peserta membawa ratusan anakan pohon trambesi dan mahoni  yang berasal dari bantuan Dinas kehutanan MTB selanjutnya ditanam dan dibagikan kepada sejumlah instansi pemerintah, lingkungan gereja dan lingkungan sekolah termasuk di lokasi RSU dr. Anaktototi Larat.

Mereka pun melakukan penanaman di sejumlah lokasi seperti kompleks rumah sakit  dan persekolahan Sta Melania, kantor Camat Tanimbar Utara, lingkungan Kantor Koramil Larat, sejumlah lingkungan sarana peribadatan seperti lingkungan gereja Pentekosta, lingkungan Gereja Bethel Indonesia, lingkungan Gereja GPM Larat, lingkungan Masjid Al-Muhajirin Larat, lingkungan Gereja Katolik , Rumah Sakit Santa Melania dan Kantor Polsek Tanimbar Utara serta lingkungan Balai desa Ridool.

Pastor  Albert Yamlean MSC - wakil provinsial MSC yang hadir saat itu mengatakan program penghijauan tersebut dimaksudkan untuk mengajak seluruh masyarakat agar memberikan perhatian serius bagi kondisi alam di yamdena yang lambat laun akan menjadi tandus dan kering akibat kurangnya kesadaran masyarakat.

Selain itu, dia juga menyoroti berbagai aksi pengrusakan hutan di Kepulauan Tanimbar yang saat ini kian marak terjadi dengan berbagai macam cara.

Dalam rekaman arahannya kepada umat dan undangan yang hadir, yang diterima Dhara Pos dari PKPS Pelayanan MSC Saumlaki, Ketua Yayasan Kasih Mulia Jakarta Pastor Lambertus Somar MSC mengatakan perayaan 100 tahun Misi Katolik berkarya di kepulauan Tanimbar Utara harus dimaknai dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi manusia dan alam.

“Selama ini orang egois, pikir diri sendiri karena itu menghancurkan lingkungan dan menghancurkan orang lain. Mulai hari ini suatu pemahaman dan pikiran yang baru harus kita miliki yakni masyarakat di Tanimbar ini alamnya harus dipulihkan kembali. Masyarakat kita berkebun juga masih kuno, potong disini, potong disana, baku bunuh, bikin rusak saja. Dunia modern harus mengubah pikiran kita, saya harap hari ini harus membuka mata kita agar kita hidup dengan sadar dan mengembalikan kembali keutuhan ciptaan Tuhan,” ujarnya.

Lebih lanjut Pastor pertama dari MTB ini yang ditabiskan setengah abad yang lalu itu, mengajak umat untuk lebih berpikir realistis akan keutuhan dan kelestarian alam yang bakal diwariskan bagi anak cucu Tanimbar di masa-masa mendatang.

Dirinya berjanji akan selalu memantau aktifitas dan kecintaan umat Tanimbar Utara untuk terus menanam pohon setiap saat dan memeliharanya dengan baik demi kemuliaan nama Tuhan dan kehidupan anak cucu mendatang.

“Saya akan datang setiap tahun selama saya masih hidup untuk saya lihat berapa pohon yang akan bertambah. Hari ini saya bawa lima ratus anakan pohon dan nanti disebar di mana-mana dan mudah-mudahan nanti di tambah setiap tahun. Kalau kita yang ada disini setiap bulan tanam satu pohon maka bukan main banyaknya pohon itu akan tumbuh di Tanimbar,” pungkasnya. (mon)
Share it:

Berita Pilihan Redaksi

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi