News Ticker

Puskesmas Tak Miliki Stok Obat, Penderita Rabies Di Kisar Harus Meregang Nyawa

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Wonreli-Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, hingga saat ini belum memiliki persediaan obat-obatan yang memadai untuk melayani masyarakat khususnya dalam mengobati penyakit rabies.
Share it:
Wonreli,
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Wonreli-Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, hingga saat ini belum memiliki persediaan obat-obatan yang memadai untuk melayani masyarakat khususnya dalam mengobati penyakit rabies.

Penderita Rabies
Padahal, Pulau Kisar merupakan salah satu wilayah di MBD yang dikategorikan sebagai daerah yang rawan penyakit rabies selain beberapa pulau lainnya.

Akibatnya, sejumlah warga yang menderita penyakit yang disebabkan gigitan anjing gila tersebut tidak mendapat perhatian dan penanganan medis dari pihak Puskesmas bahkan akhirnya harus menjemput ajal.

Ketiadaan obat rabies membuat pihak Puskesmas pun angkat tangan terhadap pasien yang datang untuk berobat atau dengan kata lain tidak ada tindakan medis atau bentuk penanganan lainnya yang bisa dilakukan secara maksimal guna mencegah atau bahkan membasmi penyakit tersebut.

Informasi yang dihimpun Dhara Pos dari beberapa pihak keluarga pasien, sebanyak 4 orang pasien usia dewasa akhirnya meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies karena saat dibawa ke Puskesmas untuk berobat, pihak Puskesmas menolak dengan alasan tidak ada obat.

“Pada saat saudara kami digigit anjing, kami langsung membawanya ke Puskesmas namun ketika sampai di sana, malah kami dipersalahkan pihak Puskesmas. Kata mereka, anjing tersebut sudah kami bunuh jadi pihak Puskesmas tidak bisa memastikan apakah anjing itu rabies atau tidak,” ungkap sumber yang enggan namanya dikorankan menirukan ucapan petugas Puskesmas saat itu.

Saat itu, kata dia, pihak keluarga kemudian meminta petugas agar memberikan suntikan kepada pasien namun petugas kembali menolaknya dengan alasan tidak ada vaksin anti rabies.

“Mereka bilang kalau memang kalian sayang kepada saudara kalian yang digigit anjing itu maka harus secepatnya memesan vaksin anti rabies dari kerabat atau mungkin keluarga yang ada di Ambon atau Kupang,” terang sumber.

Waktu itu, diakuinya, keluarga juga tidak terlalu menghiraukan arahan tersebut maka akibatnya korban akhirnya meninggal dunia.

Kondisi yang sama juga dialami salah seorang ibu yang diperkirakan berusia lebih kurang 50 tahun.
Pada saat staf redaksi Dhara Pos Biro MBD, hendak mengonfirmasi Kepala Puskesmas Wonreli terkait masalah tersebut pada Senin (30/6), terlihat ibu tersebut didapati sedang adu mulut dengan petugas Puskesmas.

Kepada Dhara Pos, salah satu keluarga pasien, Ine Zacharias mengaku kecewa dengan pelayanan oleh pihak Puskesmas Wonreli terhadap masyarakat saat dikonfirmasi terkait insiden adu mulut tersebut.

“Mana mungkin pihak Puskesmas mengarahkan agar keluarga pasien harus segera memesan vaksin anti rabies dari Ambon atau Kupang kalau tidak mau hal yang diinginkan terjadi,” kesalnya.

Atas fakta yang dialami keluarganya, Ine meminta Bupati MBD untuk segera mencopot Kepala Puskesmas Wonreli dari jabatannya karena tindakannya yang telah menganggap remeh nyawa manusia. (yan)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi