News Ticker

Gara-gara Uang Kembali, Sopir dan Penumpang Berdebat

Pasca kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah berdampak ke berbagai bidang pelayanan publik. Salah satunya, dalam sistem operasional angkutan kota (angkot) yang menjadi sarana transportasi bagi warga masyarakat di kota Ambon.
Share it:
Ambon,
Demo Sopir Angkot Tuntut Kenaikan Tarif
Pasca kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah berdampak ke berbagai bidang pelayanan publik. Salah satunya, dalam sistem operasional angkutan kota (angkot) yang menjadi sarana transportasi bagi warga masyarakat di kota Ambon.
Pasalnya, para sopir pun menuntut kenaikan ongkos angkut penumpang guna menutupi ongkos kenaikan BBM tersebut. Dan hal itu telah disetujui Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dengan mengeluarkan SK nya.
Kendati demikian, kurangnya sosialisasi SK bernomor 483 tentang penetapan tarif angkutan  umum di Kota Ambon kepada para sopir angkot ini menyebabkan terjadinya kenaikan harga yang tidak wajar.
Akibatnya, warga masyarakat yang dikategorikan sebagai pengguna jasa angkot ini menjadi resah dan mengeluh soal tarif sebenarnya yang telah ditetapkan. Bahkan terjadi perdebatan antara sopir dan penumpang.
Belum lama ini, terjadi satu kejadian yang cukup menggelikan. Salah seorang ibu menumpangi angkot Bentas dengan tujuan ke kota. Namun, setelah tiba di tempat tujuan, terjadi perdebatan antara sang ibu dengan si sopir. Pasalnya, sesaat setelah membayar ongkos sebesar 3000 rupiah ternyata si sopir tidak mengembalikan uang sebesar 400 rupiah. Akibatnya sang penumpang tidak terima dan balik menuntut si sopir atas uang kembaliannya.
“Kalian demo tuntut ongkos naik, dan sudah naik, sekarang beta juga tuntut beta punya uang kembali. Pokoknya harus cari sampai dapat,” tegas sang ibu tadi sambil tetap menunggu uang kembaliannya di pintu depan angkot.
Kejadian yang menggelikan ini langsung disaksikan kru Dhara Pos.com yang juga menumpang dalam angkot yang sama bersama sejumlah penumpang lainnya.
Akhirnya, sang sopir harus turun dari angkot dan berusaha mencari uang kembalian sebesar 400 rupiah pada warga sekitar. Untungnya si sopir mendapatkannya, dan langsung mengembalikan ke sang ibu tadi. Barulah perjalanan angkot tadi bisa dilanjutkan.
Peristiwa ini maupun sejumlah peristiwa lainnya akibat dampak dari kenaikan BBM ini telah menjadi pelajaran bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan program-programnya. Dengan demikian, untuk menjalankan suatu kebijakan haruslah terlebih dahulu dipersiapkan secara matang sehingga tidak menimbulkan masalah saat penerapannya.
Olehnya itu, diharapkan kepada pihak Dishub dalam melakukan sosialisasi haruslah lebih maksimal sehingga masyarakat luas maupun sopir juga dapat mengetahui dengan jelas kenaikan tarif tersebut.(ajr)
Share it:

Ekonomi dan Bisnis

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi