News Ticker

Soal Jalan Di Kei Besar, Ibarat Pepatah Habis Manis Sepah Dibuang

Sarana jalan pada sejumlah kawasan di Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara hingga saat ini dalam kondisi rusak parah. Bahkan, kondisi jalan-jalan tersebut telah lebih dari 20 tahun tidak pernah tersentuh atau menjadi perhatian Pemerintah Daerah Malra.
Share it:
Aksen jalan masuk menuju desa Ohoirenan
yang belum pernah tersentuh
pembangunan
Elat,
Sarana jalan pada sejumlah kawasan di Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara hingga saat ini dalam kondisi rusak parah.

Bahkan, kondisi jalan-jalan tersebut telah lebih dari 20 tahun tidak pernah tersentuh atau minimal menjadi perhatian  Pemerintah Daerah Malra.

Salah satunya, akses jalan masuk menuju ke desa Ohoirenan sebagaimana  pantauan media ini, Minggu (26/10).

Kepada Dhara Pos, ketika dikonfirmasi kepada salah satu tokoh pemuda Ohoirenan, Heri Rahangmetan, dirinya mengaku kecewa dengan sikap Pemerintah Kabupaten Malra yang tidak pernah memprioritaskan pembangunan di Kei Besar.

“Kami kecewa dengan Bupati, Ir. Andre Rentanubun dan Wakil Bupati, Drs. Yunus Serang, M. Si yang sudah memasuki periode kedua memimpin daerah ini ternyata tidak ada satupun janji mereka berdua yang ditepati padahal rakyat Kei Besar sepenuh hati mendukung mereka,” sesalnya.

Kekecewaan yang sama pun dilontarkan kepada para wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD Malra karena, bagi Rahangmetan, telah terbukti bahwa para anggota legislatif ini jelas-jelas tutup mata atas kondisi di Kei Besar dan hanya sibuk  mengurusi perut mereka sendiri.

“Buktinya jalan Ohoirenan yang hingga kini terhitung sudah 20 tahun, Pemda maupun DPRD tidak pernah hiraukan kondisinya. Malah sebaliknya, mereka lebih mengutamakan jalan-jalan di Kei Kecil. Mungkin saja Kei Besar bukan merupakan bagian dari wilayah Malra atau bagian dari negara lain sehingga Pemda merasa tidak perlu memperhatikan kami,” kecam Rahangmetan.

Rahangmetan menuding Bupati dan Wabup maupun para anggota Dewan cuma memanfaatkan rakyat Kei Besar pada saat Pemilihan Umum namun sesudah itu ibarat pepatah habis manis sepah dibuang.

“Siapa kamu siapa aku, dan ini sudah terbukti. Padahal, setiap tahun pembahasan APBD jalan terus tetapi faktanya Pemerintah Daerah cuma fokus pada pembangunan di Kei Kecil saja,” tudingnya.

Rahangmetan mencontohkan, jalan dari Langgur sampai desa Danar yang jaraknya sukup jauh   berkisar puluhan kilometer pihak Pemda sangat serius memperhatikannya bahkan di butas, sedangkan wilayah kecamatan tertua di Maluku Tenggara, Pemda tutup mata alias cuek.

“Nah, ini yang perlu dipertanyakan ada apa di balik semua ini?  Karena Bupati dan Wakil Bupati sudah keliling Kei Besar dari selatan, tengah dan utara tapi teganya membiarkan masyarakat Kei Besar tetap dalam ketertinggalan,  tetap hidup dalam penjajahan atau apa sebenarnya,” herannya.

Bahkan, diakuinya, terlihat jelas perbedaan perhatian Pemda Malra terhadap Kei Besar dibanding Kei Kecil yang sangat menyolok.

“Ada satu lubang saja di salah satu jalan, hari ini  juga langsung di perbaiki, sedangkan wilayah Kei Besar berpuluh-puluh tahun namun tidak ada perhatian malah semakin tambah parah kondisinya,  ibarat buka mulut seperti mulut buaya. Ini benar-benar bukti Pemerintah Daerah Kabupaten Malra telah menjajah masyarakat Kei Besar,” terangnya.

Rahangmetan juga membeberkan, jalan Ohoiwait - Ohoirenan - Weduar yang sudah memakan waktu 30 tahun lebih belum pernah di perbaiki dan ini fakta di lapangan.

“Bahkan sudah pernah jalan Ohoirenan - Nerong sudah dianggarkan untuk di kerjakan, namun Pemerintah Daerah batalkan, dan dipindahkan ke Kei Kecil. Apakah mungkin wilayah Kei Besar ini adalah wilayah  teroris,  jadi tidak layak untuk membangun,” tanyanya.

Atas kondisi ini, Rahangmetan meminta perhatian para anggota DPRD Malra periode 2014-2019 khususnya yang berasal dari wilayah Kei Besar  untuk tidak tutup mata melihat penderitaan masyarakat  tetapi membuktikan dengan hasil nyata di lapangan sehingga kepentingan dan kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi secara baik. (obm)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

1 comments:

  1. Camat Kei Besar harus orang pintar....tidak bisa menciptakan produk ekonomi sehingga nilai ekonomis pembangunan tidak dapat diimbangi. Jadi orang pikir mengapa harus dibangun jalan di Kei Besar kalau tidak ada produk yang dapat dihasilkan untuk membangun ekeonomi masyarakat.

    BalasHapus

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi