News Ticker

Harga Tiket Pesawat Selangit, Pariwisata di Kepulauan Kei Terancam Lesu Kembali

Upaya gencar mempromosikan objek-objek wisata di Indonesia khususnya Maluku dan lebih khusus lagi Kota Tual dan Maluku Tenggara kini diibaratkan menel
Share it:

Momen perdana pesawat Lion Air Boeing 737-800 NB tiba di Bandara Karel Satsitubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara, Rabu (15/6/2022)
Tual, Dharapos.com – Upaya gencar mempromosikan objek-objek wisata di Indonesia khususnya Maluku dan lebih khusus lagi Kota Tual dan Maluku Tenggara kini diibaratkan menelan pil pahit.

Betapa tidak, adanya indikasi monopoli maskapai yang dipraktekan dan berlangsung selama ini telah menyebabkan lesunya kunjungan wisatawan ke dua daerah dimaksud.

Perusahaan Lion Grup yang selama ini gembar-gembor mendukung program pemerintah dalam mempromosikan objek wisata di Kepulauan Kei ini kini dinilai mulai mengingkari janjinya.

Faktanya, akhir-akhir ini masyarakat dibebani dengan harga tiket yang melonjak tinggi.

Maskapai Sriwijaya Air yang sebelumnya rutin menjalani penerbangan Tual-Ambon-Makassar-Jakarta dengan harga tiket rute Tual-Ambon kisaran Rp600.000 - 900.000 harus angkat kaki dari kedua daerah tersebut akibat kehadiran Lion Group yang mulanya lancar penerbangan dengan harga bersaing di kisaran hampir sama.

Awalnya, kehadiran Lion Group disambut baik oleh masyarakat Kota Tual dan Maluku Tenggara. Namun setelah Sriwijaya kalah bersaing dan berhenti menjalani rutenya, maka hal itu kemudian menjadi peluang Lion Group untuk mulai mempraktekkan bisnisnya yang berujung mengecewakan masyarakat pengguna jasa penerbangan.

Lion Grup menaikan harga tiket yang tinggi dengan cara mengurangi jadwal penerbangannya yang seminggu dua kali untuk Senin dan Kamis dengan harga jual tiket  Tual-Ambon berkisar diatas satu juta hingga ada pada kisaran Rp1.273.000 – Rp. 1.300.000,-

Parahnya, Wings Air dengan operation full pengisi waktu tersisa malah menjual tiket dengan harga menjulang tinggi pada kisaran diatas dua juta yakni Rp2.201.200,- / orang hingga Rp2.300.000 an.

Praktek inilah yang akhirnya membuat masyarakat pengguna jasa merasa terkejut dengan tingginya harga tiket yang ditawarkan.

Rasa kekecewaan ini disampaikan Advokad senior Lukman Matutu, S.H, yang adalah pengguna rutin jasa penerbangan tersebut mewakili masyarakat lainnya.

Ia bahkan, menyatakan bagi dirinya tidak masalah dengan kenaikan itu karena kebutuhannya dalam penerbangan dibiayai oleh para klien.

“Tapi kasihan dengan masyarakat kecil yang kebutuhannya terdesak akan tetapi dengan harga tiket selangit seperti ini,” beber Matutu, dalam keterangannya kepada media ini, Rabu (22/3/2023).

Dia melanjutkan, mereka yang biasanya dengan harga tiket kisaran  Rp. 600.000 s/d Rp. 900.000 dapat terjangkau kini harus menelan pil pahit.

Matutu juga menyayangkan dengan adanya kondisi seperti ini para wakil rakyatnya malah diam membisu.

“Karena itu saya minta kepada Pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan agar dapat mengontrol dan mengawasi praktek-praktek maskapai seperti ini. Saran saya kepada Kementrian Perhubungan agar selalu dapat segera menghadirkan Otoritas Pengawasan Penerbangan yang dapat berkantor di Kota Tual atau Langgur agar dapat secara langsung mengawasi wilayah-wilayah penerbangan untuk Bandara Karel Sadsuitubun Langgur, Dobo, Saumlaki, Namlea dan lainnya yang ada di Maluku,” pintanya.

Menurut Matutu, permintaan ini adalah harapan masyarakat Kota Tual dan Maluku Tenggara agar nilai jual tiket bisa kembali normal. Dan hal itu tentu akan membangkitkan pergerakan wisata di kedua daerah dapat kembali didatangi lagi oleh para wisatawan manca negara dan wisatawan lokal.

Ia juga meminta kepada pihak Lion Group agar segera dapat menormalkan harga jual tiket yang layak.

Dengan harga tiket yang mahal seperti ini, jarak perjalanan yang hanya kurang lebih 1 jam bisa berada pada kisaran dua juta. Sedangkan perjalanan ke Jakarta atau luar negeri dengan jarak yang jauh tapi nilai jual tiket masih berada pada harga yang wajar.

Tual-Ambon dengan harga jual tiket yang berada pada kisaran dua juta itu sungguh terlalu mahal,” kecamnya.

Jangankan Tual-Ambon, Dobo-Tual yang jarak tempuhnya hanya kurang lebih 25 menit pun harga tiketnya berada pada kisaran di atas satu jutaan. Ini suatu hal yang luar biasa yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah agar dapat mengawasi nilai jual harga tiket maskapai-maskapai yang ada selama ini,” desaknya.

Pasalnya, jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia harga tiketnya masih terjangkau sedangkan khusus untuk Kota Tual - Langgur harga tiket seperti sekarang ini cukup mencekik para pengguna jasa penerbangan.

Matutu pun sangat berharap agar pimpinan Maskapai Lion Group dapat secepatnya meninjau kembali penetapan harga jual tiket untuk kembali pada harga yang layak dan terjangkau.

(dp-31)

Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi