Momen masyarakat Ohoi Namar saat maren ke Paroki Ohoijang, Minggu (6/6/2021)
Langgur, Dharapos.com – Silaturahmi dan Maren tersebut
merupakan tradisi leluhur yang sudah ditanamkan sejak dahulu kala dan kini
merupakan tradisi atau kebiasaan turun temurun di bumi raja-raja Kei.
Tradisi inilah yang kemudian menjadi penuntun masyarakat
Ohoi Namar saat maren ke Paroki Ohoijang, Minggu (6/6/2021).
Silaturahmi tersebut dalam rangka peresmian sekaligus pengukuan
Gereja Baru Ohoijang yang baru rampung dibangun dan rencananya akan diresmikan
pada beberapa waktu kedepan.
Terpantau, perjalanan masyarakat Ohoi Namar yang juga umat
paroki setempat diawali dengan mengumpulkan bahan makanan untuk kemudian dibawa
ke pusat paroki Ohoijang.
Pastor paroki, kepala Ohoi bersama staf perangkat, ketua
dewan gereja stasi Namar bersama seluruh masyarakat Ohoi Namar terlibat
langsung dalam tradisi maren tersebut.
Mereka mengenakan pakaian adat khas Kei dengan atasan baju
kebaya berwarna merah dan kuning dipadukan dengan kain sarung yang bercorak
meriam serta mas kei merah dan kuning yang menandakan persaudaraan adat yang
kental di bumi Kei.
Setibanya, pastor Paroki Ohoijang bersama ketua dewan gereja
dan pejabat pemerintahan ohoi, serta umat menerima keluarga besar masyarakat umat
dari Namar secara adat pada pusat masuk Ohoijang lampu merah.
Pastor Paroki Ohoijang Sandro Letsoin menyampaikan terimakasih kepada
masyarakat Ohoi Namar dengan berlinang air mata karena terharu dengan kehadiran
keluarga ibunya yang berasal dari Ohoi Namar tersebut.
Foto bersama |
Sementara, Kepala Ohoi Namar Anthonius Sirwutubun S.Ip dalam
pernyataannya mengatakan tradisi silaturahmi ini merupakan simbol kasih sayang
antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lainya.
"Ini merupakan tradisi kei yang hampir punah yaitu
gotong royong. Ketika ada keluarga yang melaksanakan acara atau pekerjaan maka harus
keluarga yang lain datang membantu. Itu yang disebut Maren atau gotong royong bersama,”
terangnya.
Tradisi Maren ini telah ditanamkan sejak jaman dahulu yang
diprakarsai oleh para leluhur dan kemudian terus dikembangkan hingga kini. Walaupun
sudah terkikis seiring berjalannya waktu, akan tetapi masih ada sebagian orang
yang tetap setia mengikuti tradisi leluhur tersebut.
Tradisi Maren harus terus menerus dikembangkan oleh
masyarakat di Kei karena sudah hampir punah. Bahkan, sudah jarang terlihat
terjadi seperti di kota-kota maupun di ohoi-Ohoi.
Anthonius berharap yelim dari keluarga besar masyarakat umat
Ohoi Namar dapat membantu masyarakat dan umat Paroki Ohoijang dalam acara
pentabisan/Pengresmian Gereja tersebut pada beberapa waktu kedepan.
(dp-52)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar