Kepala Unit Pengelola
Pelabuhan (UPP) Kelas II Tual, Yahya Usia menghimbau masyarakat pengguna
transportasi laut di wilayah itu untuk berhati-hati dalam beberapa hari ke
depan.
Khususnya masyarakat di seputaran
Pulau Kei, Kur dan Dobo agar tetap berhati-hati hingga cuaca benar-benar
membaik mengingat kondisi cuaca yang masih mungkin berubah-ubah.
"Kami masih akan
terus memantau perkembangan cuaca dan jika cuaca memburuk, maka kami akan
memberlakukan larangan berlayar. Namun jika cuaca telah membaik, kami akan buka
kembali akses pelayaran," cetusnya.
Dikatakan, sebelumnya
melalui maklumat dari Kementerian Perhubungan RI bahwa cuaca di seluruh
Indonesia terlebih khusus di Kepulauan Kei, sesuai pers rilis yang di keluarkan
oleh BMKG bahwa ketinggian ombak mencapai 2 - 4 meter.
Selain itu, turut
diinformasikan kecepatan angin sangat tinggi.
"Sehingga seluruh
desa dihimbau untuk sementara tidak mengoperasikan kapal-kapal maupun perahu
mengingat cuaca yang sedang ekstrim," bebernya.
Diakui Yahya, selaku
Syahbandar, dirinya harus bersikap tegas mengingat hal ini berkaitan dengan
keselamatan manusia.
Ia mencontohkan, pada 21
- 24 Juli lalu, pihaknya mengeluarkan larangan bagi kapal-kapal untuk tidak
berlayar di wilayah perairan yang ombaknya terlalu tinggi termasuk Maluku dan
Maluku Tenggara.
Jika situasi cuacanya
buruk, maka pihaknya akan mengeluarkan larangan berlayar tetapi apabila
cuacanya baik maka kapal-kapal dapat diizinkan kembali beroperasi.
"Kami akan terus
memantau setiap perkembangan cuaca sambil menunggu informasi berikutnya dari
BMKG," cetusnya.
Ia menambahkan,
sebelumnya, untuk Kecamatan Elat sendiri, sesuai pantauan akhir pihaknya bahwa
intensitas ombaknya sudah tidak terlalu tinggi.
"Hanya saja pada 21
- 23 Juli sore lalu baru kapal-kapal cepat diizinkan untuk beroperasi,"
sambungnya.
Namun, selain kapal
cepat, speed boat yang draftnya rendah, tidak diizinkan untuk berlayar sambil
menunggu cuaca betul-betul membaik.
(dp-40)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar