News Ticker

Jelang Akhir Kepemimpinan Temmar-Werembinan, MTB Kini Berubah Signifikan

Kepemimpinan Bitzael S. Temmar dan Paulus Petrus Werembinan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Maluku Tenggara Barat selama 2 periode telah membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap kemajuan daerah.
Share it:
Bitsael S. Temmar dan Petrus P. Werembinan
Saumlaki, Dharapos.com
Kepemimpinan Bitzael S. Temmar dan Paulus Petrus Werembinan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Maluku Tenggara Barat selama 2 periode telah membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap kemajuan daerah.

Hal ini terlihat pada progres pembangunan semenjak dimekarkan dari Kabupaten Maluku Tenggara 17 tahun silam.

Salah satunya, angka kemiskinan di MTB merupakan yang paling tinggi di Maluku dimana prosentasenya mencapai 58 persen. Namun saat ini berangsur-angsur menurun hingga kisaran 20-an persen.

Kemudian pada sektor pendidikan dan kesehatan yang semula memprihatinkan, secara bertahap telah ditata.

Saat ini bidang kesehatan sudah mulai menemukan bentuk, bahkan salah satu metode pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau yang diterapkan Pemda melalui Dinkes setempat mendapat apresiasi dari Gubernur Maluku.

Orang nomor satu di negeri berjuluk “Seribu Pulau” ini malah mendorong daerah lain di provinsi tersebut untuk mencontoh dan menerapkan program yang sama.

Sedangkan sektor pendidikan malah sudah kompetitif dengan daerah lain di Maluku.

Dan dipastikan 10 tahun terakhir, daerah berjuluk  “Negeri Duan Lolat” ini semakin menunjukan berbagai keberhasilan diberbagai aspek.

Bupati, Bitsael S. Temmar mengatakan bahwa sejumlah terobosan sudah dilakukan selama ini, mulai dari upaya memperpendek rentang kendali wilayah MTB yakni usulan pemekaran kabupaten Maluku Barat Daya dan pemekaran kecamatan serta peningkatan status sejumlah dusun menjadi desa dan kelurahan.

“Karena wilayah ini terdiri dari pulau-pulau yang sulit dijangkau maka setelah menjadi Bupati, pada 2007 kami menggagas pemekaran MBD dan syukur dua tahun kemudian berdiri jadi kabupaten baru. Selanjutnya kami menata Kabupaten MTB menjadi 10 kecamatan dan ada 80 desa, dimana sejumlah dusun ditingkatkan menjadi desa dan 1 kelurahan,” urainya.

Diakuinya, selama Pemkab MTB dibawah kepemimpinan dirinya bersama Barnabas Orno serta Petrus P. Werembinan, penataan pembangunan dan pemerintahan terus dilakukan secara simultan di semua aspek, dimana pelayanan dasar itu diutamakan.

“Selain itu, percepatan terhadap pelayanan dasar berupa infrastruktur juga digenjot dengan cepat, tahun 2007 nyaris dalam kota ini jalur jalan yang belum banyak apalagi menjangkau keseluruh pulau-pulau di MTB. Melalui kerja keras, infrastruktur sekarang tersedia dalam keadaan yang lumayan berkembang,” urainya lagi.

Selain itu, persoalan- persoalan sosial di MTB yang cukup kompleks, kini tertangani secara baik, mulai dari ketidakteraturan berangsur-angsur membaik.

“Dari tadi-tadinya tidak patuh kepada aturan, namun berangsur-angsur terjadi kepatuhan terhadap aturan,” cetusnya.

Bupati menilai bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat di kabupaten ini mulai berangsur membaik dari periodisasi kepemimpinan MTB sebelumnya.

Diakuinya, upaya mengentas kemiskinan di MTB memang membutuhkan waktu yang cukup panjang karena oleh Nico de Joung (seorang penulis, red), daerah ini semula dikenal sebagai the forgotten of island atau daerah yang terlupakan. Dimana banyak sekali kebijakan pembangunan yang tidak menyentuh kabupaten ini.

“Syukur karena kita sudah membenahi dan disparitas kita dengan daerah lain mulai terjembatani dari waktu ke waktu. Dan hal yang tidak kalah penting yang kita tata adalah birokrasi pemerintahan, birokrasi yang tadi-tadinya semrawut, saat ini sudah membaik hingga ke pemerintahan desa,” katanya lagi.

Bupati mengakui bawa perkembangan pembangunan yang dicapai saat ini masih terus ditingkatkan, oleh karena tingkat kompleksitas masalah di kabupaten ini cukup rumit dan untuk menyelesaikan itu butuh waktu atau tak semudah membalik telapak tangan.

Dalam rangka pelaksanaan Pilkada 2017 mendatang, pria yang dikenal tegas ini menilai bahwa pesta rakyat 5 tahunan itu menjadi momentum yang tepat dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang kompleks, karena daerah MTB akan terus berkembang dengan cepat kalau terjadi pembangunan yang terus berlanjut atau sustainable.

“Saya kira sudah menjadi konsumsi berbagai pihak bahwa hanya ada 3 pasangan calon yang akan bersaing dalam Pilkada 2017 mendatang. Siapa yang akan terpilih entah Pak Wakil bupati dengan pasangannya, atau pasangan lainnya itu tergantung dari pilihan masyarakat,” ungkap Bupati.

Meski demikian dirinya berharap, siapapun yang terpilih nantinya dapat tetap melanjutkan program yang sudah ada dan yang sementara berjalan hingga saat ini dengan merujuk kepada berbagai keberhasilan yang telah dicapai.

Bupati juga berharap agar Pilkada di MTB nantinya merupakan Pilkada yang paling bermartabat di Maluku,
dimana kecurangan-kecurangan perlu dihindari, dan kekerasan terhadap pemilih juga dihindari sehingga pasangan calon yang menang adalah pasangan yang benar-benar terpilih karena menawarkan program-program yang baik kepada masyarakat.

(dp-18)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi