News Ticker

Tak Manfaatkan Lokasi Wisata Wamsoba, Pemda Bursel Dikecam

Pemerintah Daerah Kabupaten Buru Selatan dalam 2 kali penyelenggaraan Sail Indonesia Yacth ternyata tak juga memanfaatkan lokasi wisata Wamsoba yang telah dibangun beberapa waktu lalu.
Share it:
Lokasi wisata Wamsoba, Kabupaten Buru Selatan
Namrole, Dharapos.com
Pemerintah Daerah Kabupaten Buru Selatan dalam 2 kali penyelenggaraan Sail Indonesia Yacth ternyata tak juga memanfaatkan lokasi wisata Wamsoba yang telah dibangun beberapa waktu lalu.

Terbukti, pada 2 – 5 Agustus lalu bertepatan dengan Sail Indonesia 2016, Pemda setempat kembali tak memanfaatkan lokasi wisata tersebut untuk menggelar momen pariwisata berskala nasional ini.

Pemda malah kembali memusatkan kegiatan tersebut di pelabuhan laut Namrole sebagaimana pada pelaksanaan even yang sama di 2015 lalu.

Kebijakan Pemda tersebut akhirnya menuai kecaman dari sejumlah pihak, salah satunya dari warga Namrole, Meki Nurlatu.

“Saya heran dengan kebijakan Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pariwisata kenapa  event pariwisata nasional ini bukan digelar di lokasi wisata yang jauh-jauh hari telah disiapkan tapi malah di lokasi pelabuhan tempat bersandarnya kapal,” herannya saat mendatangi Dhara Pos Biro Namrole, pekan kemarin.

Padahal melalui momen ini, seharusnya dijadikan kesempatan bagi Pemda untuk mempromosikan potensi daerah. Tapi malah yang terjadi sebaliknya, Pemda terkesan tak mampu menangkap peluang itu.

Kekesalannya tersebut terlihat saat dirinya sempat melontarkan ancaman akan meminta masyarakat adat Nurlatu untuk mencabut kembali lahan milik marga tersebut yang telah dihibahkan ke Pemda Bursel.

Ia menilai kinerja Kepala Dinas Pariwisata Bursel harus dievaluasi karena dalam dua kali event tersebut digelar, tidak juga memanfaat lokasi wisata yang telah disiapkan sebelumnya.

“Lalu untuk apa keluar banyak uang daerah miliaran rupiah untuk membangun lokasi wisata tersebut lalu kemudian tak dimanfaatkan sama sekali? Ini kan sama saja dengan buang-buang uang,” nilainya.

Dikatakan, kedatangan para turis ke daerah ini  bukan asal-asalan tapi karena didukung dengan adanya berbagai potensi yang menjadi daya tarik sendiri bagi kaum pelancong.

Bahkan, event ini juga bisa dijadikan peluang untuk menarik minat para investor baik domestik maupun manca negara untuk bekerja sama dengan Pemda bagi kemajuan daerah.

Tetapi yang disesalkan, malah Pemda bukannya  menampilkan budaya orang asli Buru tapi malah menampilkan tarian dari luar Pulau Buru bahkan Provinsi Maluku.

Nurlatu pun mengecam sikap Pemda Bursel, yang ternyata malah berupaya menghilangkan budaya di daerah sendiri yang sudah menjadi tradisi turun-temurun sejak leluhur.

“Makanya, bagaimana daerah ini mau maju kalau budaya asli daerah saja mau dihilangkan,” kecamnya.

Atas fakta ini, Nurlatu mengaku tak yakin dengan niat Pemda Bursel untuk memajukan daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata sebagaimana yang terbukti dalam 2 kali event tahunan dimaksud.

“Makanya dengan cara-cara seperti ini, seluruh program Pemerintah daerah bakal tak bisa berjalan dengan baik,” cetusnya.

Olehnya itu, Nurlatu berharap ke depannya, setiap kegiatan wisatawan harus dipusatkan kegiatan di lokasi yang telah di sediakan.

(dp-38)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi