News Ticker

Kepala SKK Migas Beri Kuliah Umum Pada 3 PT Di Saumlaki

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) wilayah Papua dan Maluku (Pamalu) menggandeng INPEX dan Yayasan Rumpun Lelemuku Saumlaki, melakukan kuliah umum bagi civitas akademika (CA) Perguruan Tinggi yang berada dibawah naungan yayasan tersebut.
Share it:
Kiri ke kanan: Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi
Rumpun Lelemuku Saumlaki,  Moderator,
Kepala SKK Migas, dan Vice
President Direktur INPEX
Saumlaki, Dharapos.com
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) wilayah Papua dan Maluku (Pamalu) menggandeng INPEX dan Yayasan Rumpun Lelemuku Saumlaki, melakukan kuliah umum bagi civitas akademika (CA) Perguruan Tinggi yang berada dibawah naungan yayasan tersebut.

Kuliah umum tersebut bertempat di Aula kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Saumlaki (STIESA) yang berlokasi di Ukurlaran – Saumlaki. Selain STIESA, peserta juga berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Saumlaki (STIAS), dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Saumlaki (STKIPS).

Tujuan pemberian kuliah umum tersebut adalah dalam rangka membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) di Maluku dan sekaligus memberikan pengenalan tentang kegiatan hulu migas secara komprehensif dari kegiatan eksplorasi hingga eksploitasi atau produksi.

Selain Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi, hadir juga Vice President Corporate Services INPEX - Nico Muhyiddin, bersama Kepala Perwakilan INPEX wilayah Maluku - Adriald Wilde, Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki - Polikarpus Lalamafu, S.Sos.,MM, Ketua STIAS Amtai Alaslan, S.IP, M.SI, Ketua STIESA Rosina Terry, SE, M.Si dan Ketua STKIPS Thomas Kundre, S.Pd, M.Mpd yang dimoderatori Agustinus Wens Ohoitimur, S.Sos, M.Ikom.

Sebelum memaparkan penjelasannya tentang pengenalan industri hulu migas, Sunaryadi yang adalah mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini lebih banyak mengulas soal sejarah dan materi pemberantasan korusi di Indonesia semenjak tahun 1955 hingga saat ini.

“Kalau dilihat dari berbagai tim yang di bentuk untuk memberantas korupsi dari awal tahun 1955 sampai saat ini korupsi pun masih merajalela di kalangan pejabat tinggi Negara. Setiap operasi yang di lakukan untuk memberantas korupsi, banyak keberhasilan yang di capai namun banyak pula kegagalan. Di masa reformasi, banyak yang berhasil dan kita harus mempelajari apa yang menjadi keberhasilan kita,” tuturnya.

Kegagalan dalam penanganan kasus korupsi di negeri ini lanjut Sunaryadi, hendaknya dipelajari secara baik terhadap penyebabnya  sehingga bisa menjadi tajuk pembelajaran menuju keberhasilan.

Menanggapi materinya serta tema kuliah umum yakni pengenalan industri hulu migas, sebagian besar mahasiswa dan dosen dari  3 PT milik Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki itu banyak bertanya soal proses tahapan dalam  pengembangan Blok Masela oleh Inpex.

Para peserta juga menyesali pernyataan Menko Kemaritiman Rizal Ramli di sejumlah media massa beberapa waktu lalu, terkait pembangunan kilang di darat melalui pipa hingga ke pulau Aru, dimana pernyataan tersebut menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat.

Sunaryadi mengatakan cadangan migas di Blok Masela sangat banyak dimana target beroperasinya di tahun 2024 mencapai 7,5 MTPALNG dan dikelola dengan resiko tinggi, dimana tidak akan ada dampak negatif dari beroprasinya Blok Masela seperti kekhawatiran masyarakat.

Jika hal tersebut ada, maka Sunaryadi berharap agar masyarakat tidak merasa takut oleh karena telah ada antisipasinya, dimana standar yang dipakai oleh hulu migas adalah teknologi dengan standar terbaik.

Dengan demikian, Pemda dan masyarakat diminta untuk bersiap-siap menyambut beroperasinya Blok Masela, seperti kesiapan Sumber Daya Manusia, Infrastruktur penunjang, dunia usaha, ketersediaan pangan lokal, dan sebagainya.  

Selain itu, Sunaryadi mengaku bingung dengan pernyataan Menko Maritim Rizal Ramli terkait opsi pembangunan kilang di darat kepulauan Aru.

“SKK Migas mensuport karena telah mereview dan meneliti MTPA FLNG tersebut tetapi saya tidak tahu kenapa tiba-tiba pak Menko Maritim mengatakan dipasangkan pipa gas ke kepulauan Aru. Nah, ini oleh Menteri ESDM sedang dipelajari. Tapi versi SKK Migas, akan mendukung Floating LNG. Jadi tidak dipakai pipa ke pulau Aru,” tegasnya.

Usai menyampaikan materinya pada kuliah umum tersebut, Kepala SKK Migas juga menyerahkan bantuan berupa paket buku materi kuliah bagi Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki, dan sebaliknya Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki menyerahkan cinderamata kepada Kepala SKK Migas berupa ukiran perahu hasil karya pengrajin dari desa Tumbur di kecamatan Wertamrian.

Seperti pantauan Dhara Pos di lokasi kegiatan, semenjak Kepala SKK Migas dan VP Directur INPEX bersama rombongan tiba di pelataran kampus, disambut meriah oleh kelompok tarian yang berbusana khas daerah MTB yang mementaskan tarian penjemputan dan sekaligus pengalungan syal yang berbahan tenun ikat Tanimbar kepada rombongan yang hadir oleh Ketua YPT-RLS, Ketua STIAS dan Ketua STIESA.

(dp-35)
Share it:

Pendidikan

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi