News Ticker

Masyarakat Larat Keluhkan Pelayanan PT. PLN Yang Tak Maksimal

Akibat pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT. PLN setempat, menimbulkan kekecewaan masyarakat di ujung utara pulau Yamdena itu.
Share it:
Ade Mantiri
Saumlaki, Dharapos.com
Akibat pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT. PLN setempat, menimbulkan kekecewaan masyarakat di ujung utara pulau Yamdena itu.

Kepada Dhara Pos, salah satu warga kota Larat yang tidak mau dikorankan namanya itu menuturkan, jika pelayanan PT.PLN melalui aliran listriknya akhir-akhir ini tidak maksimal seperti semula, dimana biasanya masyarakat memperoleh pelayanan penerangan selama 12 jam sehari yakni sejak pukul 18:00 IT sampai pukul 06:00 WIT, namun terpaksa hanya bisa dinikmati 6 jam sehari.

Hal ini tentu mengecewakan warga, apalagi bagi mereka yang mengais kebutuhan hidupnya dengan bermodalkan aliran listrik.

“Terkadang es yang beta biking taru di kulkas juga akang seng babatu lai, barang lampu manyala hanya beberapa jam saja bagitu? Jadi untuk dapat es yang batu memang seng bisa. Biasanya es yang sudah agak membatu hanya beberapa saja dan beta simpan di termos sehingga es yang ada di bawa bisa beta kasi naik ke atas,” tutur sumber saat di temui di Saumlaki, Kamis lalu.

Si penjual es tersebut berharap agar secepatnya pelayanan listrik oleh PT. PLN di Tanimbar Utara bisa kembali normal, bahkan bila perlu sudah dapat ditingkatkan pelayanannya hingga 24 jam .

Berbeda dengan itu,  Boby – salah satu pemuda asal kota Larat mengutarakan pendapatnya. Dengan nada kesal dia mengatakan bahwa persoalan pelayanan listrik oleh PT. PLN di Larat bukan hal yang baru sehingga dirinya tidak perlu merasa terkejut dengan laporan warga tersebut.

“Biasalah.. katong su terbiasa deng pelayanan begini mo.. katong mo paksa lae kecuali pi ketemu di PLN pusat langsung boleh. Katong hanya mengalah sa par dong pu alasan bahwa kurang minyak lah atau mesin rusak lah. Pada hal katong dapat informasi bahwa PLN Larat itu biasa dapat jatah Solar 40 Ton selama satu bulan, tapi nyalanya hanya 12 jam bahkan ada kalanya suka-suka dong untuk kasi nyala par jam 7 malam atau jam 8 malam,” kesalnya.

Boby berharap agar pimpinan PT.PLN Rayon Saumlaki secepatnya mengambil langkah untuk mengatasi persoalan ini, sehingga kota Larat yang telah menjadi ibu kota kecamatan selama puluhan tahun yakni semenjak masih berada di bawah pemerintahan Kabupaten Maluku Tenggara itu sudah bisa menikmati penerangan listrik seperti layaknya yang di rasakan oleh masyarakat di kecamatan Tanimbar Selatan, bahkan seperti yang di rasahkan oleh masyarakat di daerah lain.

Terkait keluhan masyarakat itu, Manager PT.PLN (Persero) Rayon Saumlaki – Ade Mantiri saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (28/7) mengakui, jika terhitung beberapa pekan terakhir, kondisi PLN di Larat tidak maksimal dalam melayani warga masyarakat khususnya para pelanggan.

Selain meminta maaf atas ketidak nyamanan itu, Ade Mantiri juga menjelaskan bahwa kondisi pemadaman listrik tersebut di dasari oleh 2 hal yakni terjadi kerusakan pada mesin pembangkit dan juga keterlambatan dalam suplai bahan bakar oleh pihak ke 3.

Keterlambatan distribusi BBM jenis Solar itu bukan merupakan faktor kesengajaan oleh pihak CV.Kely Baid namun karena factor cuaca yang ekstrim sehingga kapal pengangkut harus menyesuaikan dengan cuaca dan ganasnya gelombang akibat kapasitas kapal yang kecil.

Selain menjelaskan kendala – kendala tersebut, Mantiri juga menjelaskan jika kewenangan memutuskan pelayanan listrik selama 24 jam tersebut berada pada kewenangan atasanya.

“Untuk pemakaian Larat itu dia berkisar dari 55 KL sampa 65 KL atau 55 Ton sampai 65 Ton selama satu bulan dan itu hanya di gunakan untuk 12 jam sehari saja dengan dengan kekuatan mesin hampir 500 Kw atau 20% dari kapasitas mesin pembangkit di kota Saumlaki. Secara kendala umum mengapa belum bisa 24 jam, beta seng bisa jawab secara pastinya kenapa. Apapun persyaratannya itu lebih baik di tanyakan ke kantor wilayah Ambon karena nanti mereka yang berhak untuk menentukan untuk tambahan jam nyala sampai 20 jam atau 24 jam,” jelasnya.

Kondisi yang dialami oleh PLN Larat, sama persinya juga dialami oleh PLN di pulau Seira, PLN Adaut, PLN Tepa, dan PLN Letwurung yang distribusi BBM nya tidak sekaligus dalam sekali pelayaran oleh karena terbentur dengan kapasitas kapal yang hanya bisa mengangkut 30 hingga 35 Ton sekali berlayar.
Kondisi ini tidak bisa dipungkiri karena hingga kini hanya ada satu eksportir yang menawarkan jasanya sebagai distributor BBM ke masing – masing sub rayon di bawah komando PT. PLN Rayon Saumlaki itu.

Bahkan, akibat mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, kapal milik CV.Kely Baid yang baru saja berlayar dari pelabuhan Saumlaki menuju Larat, akhirnya terhantam ganasnya gelombang selat tdjasi dan kapal pun tenggelam.

Kejadian naas yang terjadi beberapa hari kemarin itu, dipastikan akan menambah deretan panjang pelayanan pihak PLN yang tidak maksimal beberapa pecan mendatang, oleh karena proses pendistribusian BBM masih menanti kapal pengganti dengan kapasitas yang cukup besar, miliki pihak eksportir yang kini masih berada di kota Dobo.

Selain meminta maaf atas persoalan ini, Manager PT.PLN (Persero) Rayon Saumlaki Ade Mantiri juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap bersabar menanti upaya yang tengah dilakukan.

(dp-18) 
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi