News Ticker

Raja Haria Dinilai Restui Anggota TNI Rutin Aniaya Warganya

Raja Negeri Haria Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Y.M.Manuhuttu diminta bertanggung jawab terkait penganiayaan terhadap warganya yang kerap dilakukan anggota TNI.
Share it:
Ilustrasi Pos TNI
Ambon, Dharapos.com
Raja Negeri Haria Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Y.M.Manuhuttu diminta bertanggung jawab terkait penganiayaan terhadap warganya yang kerap dilakukan anggota TNI.

Pasalnya, sebagai pemimpin di negeri Haria, Y.M.Manuhuttu tidak mampu melindungi masyarakat Neger Haria, bahkan yang bersangkutan terkesan merestui perlakukan aparat keamanan yang sering menganiaya warganya.

Hal ini disampaikan salah satu warga Haria, Agustina Latupeirissa di Ambon, Provinsi pekan kemarin.

Menurutnya, sebagai seorang pemimpin, sudah seharusnya Y.M.Manuhuttu  melindungi warganya dari setiap tindakan anarkis yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam hal ini oknum-oknum anggotaTNI yang tengah melakukan pengamanan di daerah tersebut.

“Penganiayaan terhadap Semmy Latupeirissa yang dilakukan oleh aparat TNI dari Yonif 731/Kabaresi bukan yang pertama kali terjadi di Haria. Namun sudah berulang-ulang kali terjadi dengan korban yang begitu banyak. Semestinya Manuhuttu sebagai pemimpin atau Raja di Haria melindungi masyarakatnya bukan malah membiarkan penganiayaan tersebut terjadi berulang kali, “ tandas Latupeirisa.

Penganiayaan yang kerap diterima warga Negeri Haria dari anggota TNI ini lanjut dia, semestinya mendapat respon keras dari Manuhuttu selaku Raja Negeri Haria.

Ironisnya, Manuhuttu terkesan tinggal diam dan tidak mau ambil pusing walaupun puluhan warganya telah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oknum TNI.

Bahkan yang bersangkutan sendiri terkesan enggan melaporkan kasus penganiayaan yang menimpa warganya itu ke Pomdam XVI/Pattimura maupun kepada Pemerintah Provinsi Maluku.

“Dengan sikap diam dan acuh tak acuh Raja Haria ini tentu saja kami menjadi curiga, jangan-jangan Raja Haria juga merestui penganiayaan tersebut guna menciptakan kesan Haria hingga kini belum aman, “ beber Latupeirissa.

Bahkan, dirinya mencontohkan sikap masa bodoh Manuhuttu terhadap sikap arogansi aparat TNI terhadap warga Haria.

Merujuk pada peristiwa penganiayaan yang terjadi terhadap salah satu warga Haria pada tahun 2014 silam. Dimana ketika itu salah satu warga Negeri yang hendak ke kebun dipukuli oleh aparat TNI dan dibawa ke rumah Raja Haria.

Di sana bukannya melindungi warganya yang dipukuli, akan tetapi Manuhuttu malahan terlihat acuh dan asik membaca koran saat warganya dipukuli di hadapan Raja Haria ini.

Latupeirissa juga mempertanyakan pemberlakuan jam malam oleh aparat TNI yang tengah melakukan pengamanan di negeri tersebut.

Betapa tidak, aktivitas warga di malam hari dibatasi hingga pukul 22.00 wit, jika warga ditemukan masih berkeliaran di atas Pukul 22.00 wit, maka tidak jarang akan mendapat hadiah pukulan dari aparat TNI.

“Ada situasi genting apa di Haria sehingga jam malam diberlakukan. Jangan membuat warga ngeri. Kami hidup dalam kecemasan dan ketegangan. Lagian yang berhak menentukan pembatasan atau jam malam adalah pemerintah dan bukannya aparat keamanan,“ kesal Latuperissa.

(**)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi