News Ticker

Peserta Sail Indonesia 2015, Tak Singgahi Pelabuhan Saumlaki

Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat hingga saat ini masih menanti keputusan Presiden Ir. Joko Widodo soal usulan kota Saumlaki menjadi tuan rumah pelaksanaan Sail Indonesia.
Share it:
Saumlaki, Dharapos.com
Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat hingga saat ini masih menanti keputusan Presiden Ir. Joko Widodo soal usulan kota Saumlaki menjadi tuan rumah pelaksanaan Sail Indonesia.

Peta Sail Indonesia & Sail To Indonesia 2015
Pelaksanaan Sail Indonesia sendiri merupakan program pemerintah pusat melalui kementrian terkait untuk memperkenalkan potensi pariwisata di sejumlah daerah di tanah air.

Urgensi perjuangan kota Saumlaki untuk ditetapkan sebagai tempat puncak pelaksanaan Sail Indonesia ini telah terlihat dengan adanya berbagai promosi kepariwisataan yang dilaksanakan oleh Pemerintah daerah, penataan wajah kota Saumlaki serta percepatan pembangunan yang kini terus ditingkatkan.

Pelaksanaan Yacht Rally Sail Indonesia  dan wonderful Sail to Indonesia  yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Juni atau bulan Juli yang diikuti oleh para peserta dari sejumlah negara, selalu menyinggahi pelabuhan Saumlaki, oleh karena selain wilayah MTB yang strategis dan memiliki potensi pariwisata, kota Saumlaki pun telah ditetapkan sebagai Entry Point atau pintu masuk oleh Pempus bagi pelaksanaan kegiatan lombah layar tahunan itu.

Tradisi tahunan itu kemudian dikabarkan terputus tahun ini, oleh karena para peserta Rally Sail Indonesia  dan wonderful Sail to Indonesia hingga saat ini belum mendaftarkan dirinya ke panitia untuk menyinggahi pelabuhan Saumlaki seperti tahun-tahun lalu.

Hal ini mengundang tanda tanya di kalangan masyarakat. Kuat dugaan jika para sailor tersebut menyurutkan niatnya ke Saumlaki akibat di Ibu Kota Kabupaten MTB tersebut masih terbatas dengan sarana dan prasarana penunjang.

Dikutip dari situs resmi panitia pelaksana wonderful Sail to Indonesia 2015 menyebutkan jika para sailor akan menyinggahi Debut di kabupaten Maluku Tenggara, Banda Naira, Namlea, kepulauan Wakatobi, Larantuka, Lewoleba, Labuan Bajo, dan sejumlah pelabuhan di NTT hingga NTB dan Bali, beberapa daerah di Kalimantan hingga ke kepulauan Riau. 

Sementara rute yacht Rally Sail Indonesia 2015 di mulai dari Darwin-Kupang-Alor-Wakatobi, Ereke-Buton-Bau bau- Bombana-Takabonerate-Lombok-Bali-Karimun Jawa-Kumai-Manggar-Belitung-Bangka Tengah dan Bintan.

Ada fakta lain yang turut memperkuat dugaan tersebut yakni selain keterbatasan sarpras penunjang, adapula kekurangan Pemkab yakni tidak siap meyambut kegiatan tersebut.

Sebut saja pengakuan Fitalis Manunwembun, Seksi Penghubung antar peserta sail dan panitia penyambutan Sail 2014 usai perayaan Welcome Ceremony bagi para Sailor Indonesia 2014 dan Sail Newzelland yang menyinggahi pelabuhan Saumlaki (31/7/2014).

Fitalis menilai kegiatan penyambutan bagi peserta Sail oleh pemda MTB tahun 2014 tersebut  sangat  menurun drastis disebabkan oleh adanya sikap apatis panitia pelaksana, kendati sebelumnya telah di SK-kan oleh Bupati MTB.

Hal tersebut terlihat dengan adanya kerja panitia yang hanya didominasi oleh pihak Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bagian Umum pada SETDA MTB serta unsur TNI dan Polri. Padahal komposisi kepanitiaan tersebut di nahkodai oleh Dinas Kelautan dan Perikanan MTB serta beranggotakan sejumlah SKPD lain di lingkup Pemkab MTB.

Selain itu, tidak adanya sosialisasi kepada masyarakat oleh Panitia sehingga berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat saat pelaksanaan welcome ceremony maupun agenda-agenda lain yang sebelumnya telah direncanakan.

Sebelumnya juga, George Kdise, Pengamat Pariwisata di Maluku kepada Koran ini mengatakan daerah MTB dinilai masih sangat terbatas dari sarana prasarana penunjang seperti di sejumlah objek wisata yang masih terbatas, tambatan perahu untuk melindungi peraru layar para sailor, belum ada kantor imigrasi di Saumlaki, minimnya sarana motor cepat untuk membantu pemeriksaan keliling para petugas, keterbatasan sarana perbankan di Saumlaki yang belum melayani penggunaan kartu visa untuk para turis asing, sarana telekomunikasi yang masih terbatas, penataan wajah kota Saumlaki yang masih kurang.

Bahkan hingga kini belum dipersiapkan tempat puncak pelaksanaan seperti layaknya fasilitas para
penyelenggara Sail Indonesia di tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu George mengaku jika peserta Sail Indonesia 2014 saat menyinggahi pelabuhan Saumlaki menyampaikan kesan tersendiri terkait penjemputan dan kesiapan Pemkab MTB yang mengalami penurunan ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

“Para peserta Sail 2014 datang ke saya dan mereka bilang sangat kecewa. Mereka bilang kami terlalu lama di perahu, pihak imigrasi terlambat, mereka juga bilang bahwa kami mau turun ke desa-desa tapi tidak bisa karena acara tidak jelas. Nah ini berbagai kelemahan kita yang mereka sampaikan, belum lagi mereka mengaku tidak ada kordinasi yang baik sehingga perahu yang tiba lebih awal dari persiapan panitia dan petugas bea cukai dan Imigrasi,” ungkapnya.

Kesan ini sebenarnya telah mencerminkan kesiapan MTB di mata dunia, oleh karena peserta yang hadir kemarin akan menjadi informan bagi peserta yang akan datang di tahun 2015.

Olehnya itu, George mendesak Pemkab MTB untuk lebih serius dengan faktor pendanaan dan kerja keras panitia.

Terhadap persoalan ini,  Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif MTB, Ir. M. Batlolona, MT saat ditemui wartawan di ruang Kerjanya, Jumat (24/4), menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman kemarin, sesuai evaluasi terhadap pelaksanaan sail Indonesia dan Sail to Indonesia tahun 2014 lalu dengan adanya sejumlah keterbatasan maka Pemda telah menyiapkan berbagai kekurangan yang ada sebelumnya.

Namun kenyataannya hingga kini belum ada satupun yachter yang mendaftarkan diri untuk menyinggahi pelabuhan Saumlaki. 

Batlolona mengaku jika pihaknya telah berkoordinasi dengan panitia pelaksana namun hingga kini belum ditemukan kepastian rute dan peserta yang mendaftar pada kegiatan Sail Indonesia, sementara telah ada kepastian dari panitia Wonderful Sail to Indonesia 2015  yang menyebutkan jika para sailor akan menyinggahi Debut di kabupaten Malra dan sejumlah daerah lain di Indonesia.

“Kalau dari Pemerintah Daerah MTB sendiri kami sudah mempersiapkan anggaran untuk pelaksanaan
Sail Indonesia dan Sail to Indonesia 2015, tetapi informasi yang kami peroleh saat berkoordinasi dengan panitia, dan memang kegiatan sail itu terdaftar melalui para yachter yang mendaftar dan memang pengecekan kami terakhir itu, mereka baru mendaftar untuk menyinggahi Debut di Tual, dan Saumlaki sendiri belum ada dari wonderful to Indonesia. Nah, kita lagi tunggu dari ASWINDO karena hingga saat ini belum ada jadwal resmi yang dikeluarkan untuk Sail Indonesia,” tuturnya.

Batlolona mengakui jika di daerah ini masih terdapat berbagai keterbatasa sarana penunjang seperti: pengurusan keimigrasian, dan bea cukai.

“Nah, kami tidak tahu apakah itu salah satu alasan para yachter yang mungkin karena hal itu lalu mereka mengambil pilihan ke Tual. Tetapi memang kemarin kami koordinasikan itu, pemerintah pusat telah menetapkan Saumlaki sebagai Entry Point di Maluku karena hanya 3 di Indonesia,” tambahnya.

Meskipun Pempus telah menetapkan kota Saumlaki sebagai Entry Point atau pintu masuk bagi penyelenggaraan Sail Indonesia namun terkesan bahwa tidak dibarengi dengan afirmasi kebijakan yang turut membatu Pemerintah Daerah dalam hal penyiapan sarana dan prasarana penunjang.

Hal ini menurut Batlolona, perlu menjadi perhatian Pemerintah Pusat guna mendorong pembangunan sarpras penunjang kepariwisataan di daerah MTB sehingga penetapan Saumlaki sebagai Entry Point sebelumnya bisa relevan dengan kondisi daerah.

Batlolona kembali menegaskan keterbatasan sarana penunjang maupun kekurangan-kekurangannya yang ada bukan untuk mematikan optimisme Pemda namun sebaliknya mendorong Pemda untuk terus melakukan pembenahan. Seperti di tahun 2015 ini, bakal di bangun sejumlah fasilitas penunjang pada sejumlah objek wisata yang agak jauh dari kota Saumlaki seperti di Matakus, pantai weluan, lokasi wisata rohani Kristus Raja. Pembangunan tersebut lebih difokuskan pada  infrastruktur pariwisata, infrastruktur lingkungan sekitarnya dan dukungan lingkungan sekitarnya.

Hal ini perlu dlakukan oleh karena Sejauh ini belum ada desain yang dekomprehensif.

“Nah ini sekarang baru kita mulai menata sehingga misalnya bukan hanya situs perahu batunya saja tetapi lingkungan sekitar ada kuliner, ada atraksi-atraksi, home stay, serta sarana komunikasi dan transportasi yang menunjang,” jelasnya.

Bahkan, Pemda MTB di tahun lalu telah mengajukan usulan kepada Pempusat untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Sail Indonesia di tahun 2015.

Pemda menurut dia sangat optimis akan mendapat kesempatan untuk penyelenggaraan Sail Tanimbar 2015 oleh karena sudah terbiasa menjalankan sail setiap tahunnya.

(mon)
Share it:

Ekonomi dan Bisnis

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi