News Ticker

Proyek Drainase Negeri Hatusua Terbengkalai, Dana Cair 100 Persen

Proyek pembangunan drainase di desa Hatusua, Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2013 lalu yang dikerjakan kontraktor Risky hingga saat ini tak kunjung selesai alias terbengkalai.
Share it:
Ambon, 
Proyek pembangunan drainase di desa Hatusua, Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2013 lalu yang dikerjakan kontraktor Risky hingga saat ini tak kunjung selesai alias terbengkalai.

Ilustrasi Pembangunan Drainase
Proyek yang dianggarkan melalui APBD Kabupaten SBB tersebut, dikerjakan asal-asalan bahkan hingga bulan Juli 2014 ini, proyek tersebut terbengkalai akibat tidak diselesaikan hingga rampung 100 % padahal, anggaran proyek telah cair 100 % .

Proyek tersebut dikerjakan oleh orang dekat Sekda SBB, Mansur Tuharea namun tidak diketahui persis nama perusahaan karena kontraktor Risky Tayang , saat hendak di konfirmasi Dhara Pos ternyata yang bersangkutan menghindar alias kabur.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum SBB, selaku Kuasa Pengguna Anggaran, tanpa mengecek terlebih dahulu apakah pekerjaan tersebut sudah selesai atau belum saat kontraktor tersebut mengajukan Surat Perintah Membayar(SPM) bahkan, langsung menandatangani SPM untuk dilakukan pencairan anggaran proyek oleh kontraktor.

Fakta ini membuktikan adanya indikasi kerugian uang negara dalam pengerjaan proyek drainase dimaksud.

Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ), Christian Soukota, ST, ketika dikonfirmasi Dharapos.com melalui telepon selulernya, tidak merespon panggilan telepon. Terkesan, dirinya merasa ketakutan karena proyek tersebut terbukti dikerjakan asal-asalan dan tidak rampung.

Dalam waktu yang bersamaan juga, Raja Hatusua, Petrus Tuhuteru, ketika dikonfirmasi Dharapos.com mengatakan, drainase tersebut belum selesai sejak dikerjakan dari tahun 2013 lalu. Bahkan secara terang-terangan, dirinya membeberkan Soukota pernah berjanji kepadanya untuk mencari kontraktor yang bersangkutan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Namun sampai dengan berita ini dimuat, Soukotta tak pernah menunjukkan batang hidungnya di negeri Hatusua, bahkan yang bersangkutan terkesan sengaja menutupi kebobrokannya sendiri.

Olehnya itu, dirinya mendesak Kejakaan Tinggi Maluku untuk segera memeriksa kontraktor Risky, Christian Soukota, ST maupun PLT Kadis PU SBB, Paulus Samuel (Remond) Puttileihalat, karena diduga ketiganya tahu persis bahkan berperan dalam pengerjaan proyek tersebut. (HRZ)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi