News Ticker

Pertumbuhan Daerah Terhambat Akibat Alami Kerawanan di Lima Sektor

Share it:
Lima kerawanan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dalam upaya meningkatkan pertumbuhan daerah yaitu Rawan Pangan, Obat-obatan, Air bersih, Bahan Bakar, Listrik, Transportasi serta komunikasi dan informasu, hal ini diakui Penjabat Bupati MBD Angky Renjaan kepada pers di Wonreli - Kisar Kabupaten MBD (15/8) pekan kemarin.
Dijelaskan Renjaan yang sejak 19 september 2009 lalu memimpin wilayah tersebut, Musim kemarau yang berkepanjangan merupakan salah satu penyebab utama terjadinya Rawan Pangan, selama hampir delapan tahun silam, hasil pertanian selalu mengalami gagal panen, akibatnya tingkat pemanfaatan hasil alam berupa jagung dan kacang kacangan harus ditutup dengan Beras.
"musim kemarau selama 8 tahun lalu, membuat warga di MBD mulai merubah pola makan dari jagung dan kacangan-kacangan ke beras. Saat ini tenaga medis masih kurang, akibatanya masyarakat harus berobat sampai ke luar daerah dengan persentasi biaya yang cukup tinggi, "tuturnya.
Dikatakannya, kebutuhan akan pelayanan kesehatan masyarakat hingga kini belum bisa terlayani secara baik, kuranganya tenaga dokter, memaksa masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan hingga ke wilayah tetangga seperti Timor Leste dan Kupang, namun tidak semua langkah itu bisa dilakukan oleh masyarakat menengah kebawah, akibatnya banyak masyarakat masih terisolasi dengan sentuhan pelayanan kesehatan yang layak.
Selama ini pasokan air bersih belum bisa tersalurkan secara merata kepemukiman penduduk, selain topografi yang cukup rentan, distribusi peralatan dan bahan untuk proyek air bersih juga terlambat, meski begitu sedikitnya Pemerintah lewat instansi terkait telah melakukan survei dan menetapkan 12 titik air yang dianggap potensial sebagai sumber air. “Kedepan nanti, Pemerintah telah merencanakan untuk membuat penyulingan air laut menjadi air tawar di beberapa kecamatan untuk mengatasi krisis air yang terjadi selama ini,’’ ujarnya.
Ditanya soal kerawanan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik, dijelaskan Renjaan, Pasokan BBM dan Listrik kini telah mencapai 25 persen dari total jumlah penduduk yang mencapai 73 ribu jiwa. Hanya saja sering mengalami kelangkaan akibat pendistribusian dari luar daerah yang juga terpergantung pada kondisi cuaca.
Selain itu, untuk menjawab kerawanan Transportasi, komunikasi dan informasi. Dijelaskan pula bahwa Pemkab telah menjajaki kerja sama dengan pengusaha perkapalan di Surabaya, Jawa Timur, untuk pengadaan kapal yang bisa melayari delapan kecamatan di wilaayah itu, yakni Babar Timur, Mdona Hyera, Pulau-pulau Babar, Moa-Lakor, Leti, Damer, Pulau-pulau Terselatan, dan Wetar.
Sedangkan untuk komunikasi telah disiapkan anggaran lewat dana sering APBD sebesar Rp 3 milyar lebih untuk mendukung program kerjasama dengan Telkom dan Telkomsel untuk nantinya pembangunan tower dan jaringan di 7 kecamatan lain,’’ paparnya.
Salah satu kerawanan krusial yang sering menimbulkan kecemasan masyarakat daerah perbatasan adalah persoalan keamanan, bagimana tidak selama ini pihak kemanan yang disiagakan ternyata belum mampu menjawab keresahan tersebut persoalan keamanan mesti menjadi perhatian pemerintah.
“Perairan Selatan Daya banyak aksi penangkapan ikan dengan bom oleh nelayan-nelayan dari Flores dan Timor Leste. Tak jarang mereka bahkan membawa peralatan seperti bom, senjata api, dan senjata tajam yang lain. Ketika ada nelayan kita atau aparat Koramil. Para perompak itu tak segan-segan mengeluarkan tembakan dan berupaya menabrak speed boat yang ditumpangi oleh anggota Koramil maupun kesatuan TNI. Saya sudah koordinasikan dengan Gubernur, Pangdam dan Kapolda untuk menyikapi kerawanan- kerawanan yang ada,” pungkas Renjaan,
Terlepas dari berbagai persoalan diatas, Renjaan katakan, walaupun masih ada berbagai kekurangan disana sini, namun Pemkab MBD dan masyarakat akan terus berupaya untuk memajukan wilayahnya itu. Tandas Renjaan sembari mengharapkan adanya kerjasama yang baik antara Pemerintah daerah dan pemerintah Pusat untuk membantu pihaknya membawa bumi berjuluk Kalwedo itu keluar dari kondisi kerawanan yang terjadi.(***)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi