News Ticker

INPEX dan BI Terus Galakkan Program Pelatihan Tenun di Tanimbar

Semenjak dilakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pada 23 Mei 2017 lalu di Ambon antara INPEX Masela Ltd dengan Bank Indonesia (BI) tentang program kolaborasi dan sinergi bersama terkait pelatihan tenun Tanimbar, perusahaan Minyak dan Gas Bumi asala Jepang itu kembali melakukan pelatihan tenun bagi para pengrajin di Desa Amdasa, Kecamatan Wertamrian di Kepulauan Tanimbar, kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).
Share it:
Momen pelatihan tenun bagi para pengrajin di Desa Amdasa, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten MTB
Saumlaki, Dharapos.com - Semenjak dilakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pada 23 Mei 2017 lalu di Ambon antara INPEX Masela Ltd dengan Bank Indonesia (BI) tentang program kolaborasi dan sinergi bersama terkait pelatihan tenun Tanimbar, perusahaan Minyak dan Gas Bumi asal Jepang itu kembali melakukan pelatihan tenun bagi para pengrajin di Desa Amdasa, Kecamatan Wertamrian di Kepulauan Tanimbar, kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

Expert Staff for INPEX Masela, Halidda Hatta, menyatakan pelatihan tersebut telah dilaksanakan pada Kamis (22/11/2018) yang bertempat di Desa Amdasa dimana pada acara pembukaan dihadiri 100 orang peserta yang terdiri dari para pengrajin tenun dan warga desa Amdasa, jajaran Pemerintah Desa, perwakilan dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten MTB, pihaknya dan juga dari kantor perwakilan BI Provinsi Maluku.

“Secara umum, tujuan utama dari program ini adalah untuk membantu Pemerintah daerah menfokuskan kepada pembinaan kelompok binaan yang diharapkan mampu menjadi pionir dan contoh kelompok tenun yang memiliki daya saing dan motor pertumbuhan industri kreatif di MTB,” terangnya. 

Program pelatihan ini menggunakan metode capacity building, dimana para pengrajin dilatih untuk menggunakan ATMB, menerapkan proses pewarnaan alami, pengembangan brand, di latih membuat proses desain, membuat prototipe, di latih memasarkan produk, dan peserta diberikan kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam fashion show skala internasional. 

Halidda menyatakan bahwa pelatihan tersebut tidak hanya berbicara tentang peningkatan ekonomi, namun melalui program ini para penenun juga diberikan wawasan tentang bagaimana menciptakan industri tenun yang ramah lingkungan dan sustainable. Melalui program ini, akan diidentifikasi tanaman-tanaman lokal yang berpotensi untuk diekstrak menjadi pewarna alami. Dengan begitu, hambatan dari segi waktu dan biaya produksi dapat diminimalisasi, serta membantu mengurangi carboon footprint. 

Expert Staff for INPEX Masela, Halidda Hatta
“Dari sisi penenun, mereka juga harus diyakinkan bahwa mereka dapat memperoleh penghasilan yang cukup dengan menenun. Dengan mengajari mereka cara menenun yang lebih efektif dan efisien, mereka akan memperoleh profit lebih banyak dan akan merasakan sense of belonging terhadap tenun Tanimbar sehingga timbul kesadaran untuk melestarikannya,” tambahnya. 

Selain itu, secara khusus INPEX mengakui jika program ini merupakan lanjutan dari program pengembangan Taenun Tanimbar yang telah dirintis INPEX sejak 2013 lalu. INPEX mengharapkan program pelatihan ini semakin memperkaya dan memperkokoh upaya multi-stakeholders dalam merevitalisasi Tenun Tanimbar, baik sebagai budaya lokal maupun aktivitas ekonomi kreatif masyarakat di wilayah yang berbatasan dengan Australia tersebut. 

Halidda juga menyebutkan bahwa bagi INPEX maupun BI, program ini juga merupakan strategi untuk melestarikan kearifan lokal agar kelak tenun Tanimbar mempunyai daya pakai dan daya jual lebih tinggi sehingga dapat mengikuti dinamika yang semakin modern dan di kenal secara luas.

Andy Setyo Biwado, Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Maluku menyatakan, bagi Bank Indonesia, program ini merupakan bentuk dari program Local Economic Development (LED) Kantor Perwakilan (KPw) dalam rangka untuk menumbuhkan pusat aktivitas ekonomi  baru, yang disesuaikan dengan potensi dan karakteristik masing-masing daerah. Diharapkan program ini dapat menjadi salah satu katalis dalam menggerakan pertumbuhan ekonomi lokal 

Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini disambut baik oleh Pemda Kabupaten MTB. 

Hengky Lokra, salah satu Staf Ahli Bupati yang dipercayakan untuk membuka acara tersebut menyatakan Pemkab MTB mengapresiasi dan menyampaikan penghargaan kepada INPEX dan BI yang telah membantu mengembangkan tenun ikat Tanimbar di wilayah itu.

Peresmian Rumah Tenun ATBM Batlolona yang ditandai dengan pengguntingan pita
“Bantuan ini sejalan dengan program yang dimiliki Pemda yakni bagaimana menciptakan produk kain tenun Tanimbar yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. Selain itu, saat ini kain tenun Tanimbar resmi telah kami daftarkan di HAKI dengan jumlah motif sebanyak 47 dan terus akan dikembangkan,” sambungnya.

Lokra berharap agar Amdasa dapat menjadi desa pionir bagi desa-desa lain terkait pengembangan tenun yang peka terhadap kualitas pasar.

"Jangan sampai ini mubazir. Apalagi Amdasa terpilih dan didukung institusi besar seperti INPEX dan BI," tandasnya.

Di kesempatan itu juga diresmikan “Rumah Tenun ATBM Batlolona”. Batlolona sendiri merupakan nama kelompok binaan Tenun Ikat Tanimbar INPEX dan BI di Desa Amdasa. Kelompok Batlolona sendiri terdiri dari 13 anggota yg seluruhnya berasal dari Desa Amdasa.

Yang menarik dari rumah tenun ini adalah keseluruhan pendanaan dan pembangunan rumah tenun dilakukan secara mandiri oleh Pemerintah Desa Amdasa dengan menggunakan Dana Desa dan gotong-royong masyarakat. Hal ini selain menunjukan keseriusan Desa dalam menangkap peluang yang ada, juga sejalan dengan pola kerjasama multi pihak khususnya perwakilan pemerintah daerah dalam rangka menciptakan program yang berkelanjutan atau sustainable.

(dp-18)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi