News Ticker

Astaga, Oknum Kades Pemabuk di Aru Sering Picu Keributan

Sungguh sangat memalukan, kira-kira bahasa seperti itulah yang pantas dialamatkan kepada Mansur Lefuy, yang juga Kepala Desa Algadang, Kecamatan Aru Tengah, Kabupaten Kepulauan Aru.
Share it:
Mansur Lefuy, yang juga Kepala Desa Algadang
saat memicu keributan di lokalisasi Kp. Ria,
Dobo, Minggu dinihari (23/7)
Dobo, Dharapos.com
Sungguh sangat memalukan, kira-kira bahasa seperti itulah yang pantas dialamatkan kepada Mansur Lefuy, yang juga Kepala Desa Algadang, Kecamatan Aru Tengah, Kabupaten Kepulauan Aru.

Kades yang diketahui rutin mengonsumsi minuman keras (miras) ini sering membuat ulah bahkan menjadi pemicu keributan.

Faktanya, pada Minggu dini hari (23/7), sang kades berkunjung ke salah satu rumah minum yang berada di lokalisasi Kampung Ria, Dobo.

Di rumah minum tersebut, sang kades yang sudah dalam kondisi mabuk berpapasan dengan sejumlah wartawan dan salah satu anggota Polres Aru dari Satuan Bimbingan Masyarakat yang juga berada di lokasi yang sama.

Kemudian yang bersangkutan memesan nasi goreng ke pemilik warung yang biasa disapa Ibu Irma namun permintaan tersebut ditolak karena ketersediaan nasi sudah habis. Sementara, anggota Polres Aru tadi menjadi orang terakhir yang memesan nasi goreng.

Bukannya langsung pulang, sang kades yang didampingi salah satu staf desanya bernama Hasan Kwaitota malah memilih menyapa beberapa orang wartawan serta anggota Polres Aru tadi dan menyempatkan diri untuk duduk bersama.

Tak lama berselang, saat nasi goreng pesanan anggota Polres Aru tersebut diantar ke meja, tiba-tiba sang kades tak terima dengan apa yang dilihatnya.

Tak terima alasan pemilik warung, aparatur desa pemabuk ini mulai marah-marah hingga kemudian melontarkan kata-kata yang tidak mengenakan. Bahkan sempat terjadi adu mulut diantara yang bersangkutan dengan suami pemilik warung yang juga berprofesi sebagai wartawan bernama Hengki.

Guna menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan bersama, akhirnya penegak hukum Polres Aru yang kebetulan saat itu berada di lokasi yang sama menyuruh kades yang tampak mabuk berat bersama staf desanya untuk pulang ke rumah.

Sementara itu, pemilik warung, Ibu Irma yang dikonfirmasi, membenarkan kejadian dimaksud.

Ia menuturkan, Minggu dinihari (23/7) sekitar pukul 01.30 WIT yang bersangkutan mendatangi warung miliknya dan sempat memesan nasi goreng tapi tak bisa terlayani lagi karena stok nasi sudah habis.

Saat itu, di dalam warung juga ada beberapa wartawan yang juga setiap harinya selalu hadir sembari menikmati segelas kopi.  Dan kebetulan juga ada seorang Perwira Polisi dari Satuan Bimbingan Masyarakat (Binmas, red) Polres Kepulauan Aru yang sementara menunggu pesanan nasi gorengnya.

“Dia pesan nasi ke saya, tapi saya bilang sudah habis nasinya. Kemudia dia (kades, red) keluar ke ruang makan sambil bicara katong pesan nasi bilang su habis, seng lama dapat tempeleng,” beber Ibu Ria menirukan kata-kata kasar sang kades.

Ia bahkan mengaku, malamnya sebelum kejadian dinihari, yang bersangkutan sudah lebih dulu datang dan mengambil telur lima butir dan langsung memakannya namun tidak bayar sepeserpun.

“Suami saya (Hengky, red) marah-marah, tapi saya bilang sudah mi, biar sudah karena itu anggota. Karena saya pikir dia itu anggota, padahal kepala desa,” beber Ibu Irma dengan dialek khas Makasar.

Ditambahkan pula, kades tersebut sebenarnya sudah disuruh pulang oleh anggota Polisi tadi.

“Tapi mungkin merasa tidak enak karena tadi sempat beradu mulut dengan suami saya makanya mereka berdua balik lagi ke warung dengan tujuan ke suami saya,” tambahnya.

Hanya saja ada beberapa wartawan rekan sang suami yang menghadang oknum kades tersebut meski sempat beradu mulut dengan yang bersangkutan hingga akhirnya digiring ke pos keamanan.

Ibu Irma juga mengakui, bukan kali ini saja Kades Algadang ini berulah tetapi sudah berulang kali dan selalu dalam kondisi mabuk.

“Bahkan pernah  sampai yang bersangkutan memukul seorang wanita yang hari-harinya bekerja sebagai pelayan minuman di salah satu rumah minum yang berada satu lokasi di kawasan lokalisasi Kampung Ria Dobo,” kembali bebernya.

Salah satu tokoh muda setempat yang dimintai tanggapannya soal aksi kades pemabuk di Aru tersebut, meminta yang bersangkutan harus dipanggil Bupati dr. Johan Gonga untuk dimintai pertanggungjawabannya karena sudah membuat buruk citra Pemda di mata masyarakat.

“Kalau kepala desa tukang mabuk seperti ini, apa yang bisa dia buat untuk masyarakatnya. Bahkan jangan-jangan yang bersangkutan memanfaatkan anggaran-anggaran yang diperuntukkan bagi masyarakat desa setempat untuk memuaskan hobi konyolnya itu,” beber sumber kepada Dhara Pos sembari meminta namanya tidak dipublikasikan, Minggu sore (23/7).

Ia pun meminta sikap tegas Bupati Gonga dan juga Kepala Kecamatan Aru Tengah untuk segera menyikapi hal ini agar tidak berdampak buruk pada pelayanan kepada masyarakat setempat.

(rr/dp-31)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi