News Ticker

Utang Kontraktor Penyebab Pengerjaan 3 RKB SMA BM Saumlaki Terhambat

Terkendalanya pengerjaan pembangunan 3 Ruang Kelas Baru (RKB) SMA Budi Mulia (BM) Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara sejak 2014 telah menyebabkan polemik diantara pihak orang tua murid dan pihak pengelola sekolah.
Share it:
Nus Kesaulya
Ambon, Dharapos.com 
Terkendalanya pengerjaan pembangunan 3 Ruang Kelas Baru (RKB) SMA Budi Mulia (BM) Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat sejak 2014 telah menyebabkan polemik diantara pihak orang tua murid dan pihak pengelola sekolah.

Ternyata, baru terungkap jika penyebabnya karena adanya tunggakan utang dari kontraktor kepada pihak yayasan pada sekolah tersebut.

Demikian pernyataan yang disampaikan Kepala Seksi Pendidikan Menengah Umum Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Nus Kesaulya, S.Sos, M.Pd yang dikonfirmasi, Kamis (4/8) terkait polemik pengerjaan proyek dimaksud.

“Sebenarnya akar permasalahan yang menyebabkan terhambatnya pembangunan itu, karena kontraktor meminjam uang yayasan di sekolah tersebut senilai 50 juta rupiah. Waktu itu, karena mungkin terlambat, dan uang di belum dikirim karena masih diblokir pihak dinas sehingga Lutfi meminjam uang,” urainya.

Dari sinilah, lanjut Kesaulya, penyebab awal persoalannya, sehingga kontraktor terkendala dalam pekerjaan karena belum mengembalikan pinjaman tersebut.

Bahkan tidak sampai di situ saja, karena oleh pihak yayasan kemudian ditindaklanjuti dengan memblokir pengambilan bahan-bahan bangunan pada salah satu toko di Saumlaki untuk kepentingan pembangunan 3 RKB dimaksud.

Informasinya, total jumlah bahan yang diblokir adalah sebanyak 250 lembar seng dan 50 sak semen.

“Makanya demi mempercepat  pekerjaan itu kemudian kita putuskan untuk membuka blokir dana proyek dengan dasar ada pernyataan dari Lutfi untuk diselesaikan secepatnya. Cuma karena itu tadi, masih ada tunggakan 50 juta rupiah, ditambah pihak yayasan telah memblokir bahan-bahan di toko, makanya kontraktor tidak bisa kerja. Saya juga baru dapat info adanya utang ini waktu ke Saumlaki,” bebernya.

Menyikapi itu, pihak Dinas, sambung Kesaulya kemudian memfasilitas untuk melanjutkan pekerjaan pembangunan.

“Kita kemudian ambil alih dan memfasilitasinya tapi tidak semua. Kenapa? Karena bahan di toko di blokir oleh yayasan, terpaksa masing-masing  cari uang untuk melanjutkan pekerjaan. Karena tukang sudah tidak ada lagi,” akuinya.

Pihaknya, kata Kesaulya, terpaksa mengambil tukang lain dan saat ini pengerjaannya sementara berjalan.

“Paling terlambat dua minggu mendatang sudah selesai, karena sebelah sudah ditutup tinggal yang sebelah
dipasang gorden sekarang, dan diharapkan hari Sabtu besok sudah tutup. Ya, kita optimis dua mingggu sudah selesai karena pintu dan jendela juga sudah dibuat,” cetusnya sembari menghubungi langsung pekerja di lapangan via telepon selularnya sekaligus memperdengarkan suara.

Pihaknya juga telah menambah jumlah tukang agar mempercepat pekerjaan.

“Beta rencana hari Jumat besok ke Saumlaki untuk memastikan semuanya. Karena kebetulan Kepala SMAN 1 Saumlaki selaku penghubung mengalami sakit sehingga pekerjaan sempat terhenti,” ujar Kesaulya.

Dia menegaskan pula bahwa anggaran yang digunakan untuk mempercepat pekerjaan lanjutan adalah uang kontraktor sebesar 5 persen yang belum diserahkan.

“Kita fasilitasi dia artinya kita kerja dulu sambil dia berusaha untuk ganti uang orang 50 juta karena kalau tidak begitu maka tidak akan bisa kerja. Jadi, masalahnya saling keterkaitan antara pinjaman uang dan penyelesaian pembangunan. Karena intinya, ketika uang yayasan sudah diganti, maka pekerjaan akan lancar,” tandas Kesulya.

Dia kembali memastikan, Agustus ini sudah selesai, walaupun bergeser sedikit akibat diblokirnya semen dan seng.

“Jadi sebetulnya kita juga berharap adanya dukungan dari pimpinan sekolah dan komite karena dengan Dinas Pendidikan sudah ambil alih pekerjaan itu maka seharusnya kepala sekolah dengan komite membantu kelancaran. Karena harus diingat bahwa  kepala sekolah, komite dan Dinas Pendidikan adalah patner. Sementara masalah utang dari Lutfi kepada yayasan itu adalah pihak yang lain dan tidak ada sangkut pautnya dengan proyek ini,” tegasnya.

Begitu pula soal kayu yang digunakan, Kesaulya berjanji akan menyelesaikan itu.

Disinggung soal tanggung jawab Lutfi terhadap pekerjaannya, Kesaulya mengaku telah memanggil yang bersangkutan dan memerintahkan agar segera menyelesaikan utang 50 juta kepada yayasan sehingga beberapa hari ke depan pekerjaan bisa segera diselesaikan.

“Dia berjanji dalam minggu ini sudah bisa mengembalikan utangnya, terserah dia mau pinjam dimana itu urusan dia yang penting bayar utang dulu supaya pekerjaan bisa lancar,” tukasnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, pekerjaan 3 Ruang Kelas Baru (RKB)  pada SMA Budi Mulia (BM) Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Maluku tahun 2014 senilai lebih dari Rp.300 juta hingga kini tidak jelas peruntukannya.

Orang tua siswa dan pihak sekolah menduga kuat, jika aliran dana yang semestinya diperuntukan bagi pekerjaan pembangunan tersebut telah digunakan kontraktor pelaksana untuk pekerjaan lain dengan modus memperkaya diri.

Akibat mandeknya pekerjaan dimaksud, oleh pihak sekolah, Kepala Seksi Pendidikan Menengah Umum Dinas Pendidikan Provinsi Maluku sebagai penanggung jawab proyek dan kontraktor bakal dipolisikan.

(dp-16/18)
Share it:

Politik dan Pemerintahan

Masukan Komentar Anda:

1 comments:

  1. Beginilah Potret Pembangunan di Saumlaki,...
    Semoga ini menjadi pelajaran dan tidak akan terulang kembali....

    BalasHapus

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi