News Ticker

Sohilait : “Pendidikan Jadi Tanggung Jawab Kita Bersama”

Pelayanan pendidikan bukan saja menjadi tanggung jawab orang pendidikan atau Dinas Pendidikan semata akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama semua pihak baik pemangku kepentingan kabupaten maupun steakholder lainnya.
Share it:
Tiom, Dharapos.com
Pelayanan pendidikan bukan saja menjadi tanggung jawab orang pendidikan atau Dinas Pendidikan semata akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama semua pihak baik pemangku kepentingan kabupaten maupun steakholder lainnya.

Christian Sohilait, ST, M.Si
Seperti yang terlihat di salah satu kawasan di Pegunungan Tengah Provinsi Papua yaitu Kabupaten Lany Jaya. Walau baru empat tahun terbentuk sebagai kabupaten baru namun suburnya pembangunan dibidang pendidikan terus menjadi prioritas Pemkab Lany Jaya.

Dharapos.com saat berkesempatan meliput kunjungan Sekretaris Daerah Kabupaten Lany Jaya, Christian Sohilait, ST, M.Si, Senin (12/5) ke satu dari tiga sekolah Dasar (SD) unggulan yang berada di Tiom, ibukota kabupaten Lany Jaya, ternyata bukan hanya sebuah wacana tetapi terbukti nyata.

Tampak sebuah gedung sekolah yang di bangun sejak 2013 lalu dengan dilengkapi satu asrama dengan kapasitas lima kamar baik untuk putra dan juga puteri, serta sejumlah fasilitas lainnya seperti hall tengah, ruang makan dan dapur serta fasilitas MCK.

Selain itu juga, sekolah unggulan tersebut memiliki satu ruangan sience yang terhitung hanya ada di beberapa provinsi di Indonesia dengan dilengkapi alat peraga pendidikan, 12 unit Little Tikes yang merupakan bantuan IBM.

Perlu diketahui, kabupaten Lany Jaya, Indonesia merupakan salah satu dari 16 negara yang mendapatkan bantuan tersebut.

Sekolah unggulan tersebut memiliki 53 siswa kelas IV dan kelas V dengan kisaran umur 9-11 tahun yang merupakan anak unggulan dari 11 sekolah dasar yang ada di Tiom.

Sementara setiap harinya, proses belajar mengajarnya dimulai dari pukul 07.45 -15.00 WIT dan dari pukul 19.00 - 21.00 WIT. Para siswa ini dituntun oleh seorang kepala sekolah dan empat guru unggulan yang direkrut dari Jakarta melalui tes khusus.

Sekda Lany Jaya, Christian Sohilai, ST, M.Si kepada Dharapos.com mengungkapkan pendidikan buka merupakan tanggung jawab orang Pendidikan saja.

“Akan tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama, karena semuanya berawal dari pendidikan sehingga Pendidikan merupakan objek yang sangat penting dan merupakan investasi jangka panjang bagi siapa saja,” ungkapnya.

Sebagai mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lany Jaya, Sohilait merasa bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting.

Sehingga dirinya selalu rutin meluangkan waktu untuk mengunjungi anak-anak yang ada pada sekolah tersebut serta melihat langsung perkembangan anak saat belajar di sekolah yang merupakan gagasannya itu selain melakukan tugas sebagai pejabat Pemerintah.

Lebih lanjut, kata Sohilait, keunggulan dari pada 53 siswa-siswa tersebut yaitu pada mata pelajaran Sience.

Sekda sedang berikan arahan pada siswa/i
“Sekolah unggulan ini baru berjalan selama dua tahun akan tetapi keunggulan pada bidang Sience khususnya Matematika semuanya di atas rata-rata,” akuinya.

Siswa unggulan pada sekolah tersebut adalah sebagai aset bagi Tiom agar ke depan kampung yang berada di pedalaman Pegunungan Tengah Papua ini bisa melahirkan anak-anak berbakat yang mampu berprestasi.

“Dan setelah selesai dari bangku Pendidikan, mereka akan menjadi pemimpin di seluruh tanah Papua dan Indonesia pada umumnya,” ungkap laki-laki berdarah Maluku tersebut.

Ditambahkan, sekolah unggulan tersebut terus dibantu dari Sure Institut dan Alirena dan ada guru matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan mereka yang selalu membantu kegiatan pada sekolah tersebut.

Dirincikan, siswa-siswi unggulan tersebut belajar sehari penuh mulai dari pagi pukul 07.30 -13.00 WIT.
Sesudah istirahat makan siang, mereka masuk kelas lagi sampai pukul 15.00 Wit.

“Sore harinya juga siswa mengikuti kegiatan ekstra kokurikuler kemudian pada malam hari juga dilakukan proses belajar mengajar hingga pukul 21.00 WIT untuk melihat mungkin ada siswa yang belum mengerti mata pelajaran seperti Matematika, IPA dan lain-lain,” rinci Sohilait.

Selain itu juga, pada malam harinya siswa diberikan kesempatan selama satu setengah jam untuk menyaksikan pemutaran film edukasi yang berguna bagi mereka. Para siswa sejak hari Senin hingga Minggu tetap berada di asrama, dan hanya diizinkan pulang ke rumah dua minggu sekali.

“Namun dengan kebetahan anak-anak tersebut maka terkadang juga mereka tidak mau pulang, karena suasana dan semangat kekeluargaan diantara satu dengan yang lainnya sesama penghuni asrama terjalin erat sehingga mereka sering kali enggan pulang ke rumah,” ujar Sohilait.

Meski demikian, diakui mantan Kepala Dinas PU kabupaten Lany Jaya tersebut bahwa pada awalnya anak-anak tersebut sulit untuk masuk dan betah di asrama karena tidak terbiasa sehingga mereka sering dikunjungi orang tua masing-masing hingga akhirnya mereka betah di asrama.

Perlu diketahui, semasa menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Sohilait telah memiliki gagasan untuk membangun sekolah unggulan dan itu dimulai sejak 2013 dimana angkatan pertamanya sebanyak 30 siswa/i.

Keberhasilan membangun sekolah unggulan yakni di Distrik Indawa dan distrik Poga, diakui Sohilait sangat luar biasa karena ide tersebut digagasnya di daerah pedalaman Papua dengan membangun tiga sekolah unggulan dan semua guru berasal dari Sure Institut dan Alirene.

Sekda berfoto bersama guru dan murid
Bagi para guru hal tersebut merupakan bagian dari wujud sebuah pengabdian dan pekerjaan yang sangat mahal ketika dapat mendidik satu siswa sampai berhasil sehingga anak tersebut dapat mentrasfer ilmu kepada orang lain.

“Para guru saya minta untuk tetap semangat dalam mendidik anak-anak. Bagi siswa juga saya berharap agar tetap semangat dalam belajar karena masih banyak anak-anak di luar yang berkeinginan untuk masuk di sekolah unggulan,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, salah satu guru, Jati Nugroho juga mengungkapkan setelah dua tahun gmengajar di Papua dan memperoleh pengalaman yang matang untuk mendidik anak-anak Papua.

“Satu keunikan tersendiri dibandingkan dengan anak-anak di daerah lain bahwa anak-anak di Tiom sangat termotivasi untuk datang ke sekolah dan belajar,” ungkapnya.

Para siswa juga punya motivasi dan minat yang tinggi untuk mengetahui sesuatu hal yang baru dan tidak mengenal rasa lelah atau jenuh akan tetapi mereka terus bersemangat untuk belajar.

“Mereka juga punya kemampuan logika yang sangat baik untuk digabungkan dengan pengetahuan yang mereka dapatkan. Saya sangat mengapresiasi anak-anak Papua khususnya di  Tiom karena memiliki kemampuan yang sangat baik bila dibanding dengan anak-anak di daerah lain,” pungkasnya.

(dp-25)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi