News Ticker

Pasca Musibah Kebakaran, Kadis Kebersihan Aru Harus Dicopot

Musibah kebakaran kembali terjadi. Kali ini, menimpa toko grosir Agung Cemerlang, salah satu toko yang terletak di kawasan pemukiman padat penduduk di Kampung Cina, Kelurahan Galay Dubu, Kecamatan Pp Aru, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru.
Share it:
Dobo, Dharapos.com
Musibah kebakaran kembali terjadi. Kali ini, menimpa toko grosir Agung Cemerlang, salah satu toko yang terletak di kawasan pemukiman padat penduduk di Kampung Cina, Kelurahan Galay Dubu, Kecamatan Pp Aru, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru.

Api sementara melahap habis Toko Agung Cemerlang
Insiden kebakaran terjadi Sabtu sore (25/4) sekitar pukul 18.00 WIT, berlangsung selama 8 jam dan baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 02.00 WIT atau Minggu dinihari.

Akibatnya, bangunan tiga lantai yang menjual grosiran makanan ringan dan dagangan lainnya habis tak tersisa di lahap si jago merah.

Kerugian dalam insiden yang terjadi, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah sementara hubungan arus pendek listrik diduga menjadi pemicu terjadinya kebakaran.

Apa mau dikata, namun faktanya nasi sudah menjadi bubur. Yang seharusnya sedia payung sebelum hujan namun yang terjadi sebaliknya hujan dulu baru sediakan payung. Itulah kenyataannya !!!

Dan dalam peristiwa ini, mungkin sang pemilik toko, Hans Mailoa menjadi orang yang paling bernasib
sial saat itu karena ketika musibah kebakaran itu terjadi bersamaan pula dengan tidak berfungsinya mobil Pemadan Kebakaran milik Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru yang kabarnya alat pompanya dalam kondisi rusak.  

Menariknya lagi, apa yang baru saja dikuatirkan oleh salah satu tokoh masyarakat Aru yang disampaikan kepada Dhara Pos, pada edisi sebelumnya bila terjadi musibah kebakaran di kota Dobo akhirnya menjadi kenyataan.

Ironisnya, saat terjadi insiden tersebut, bukannya mobil PK yang didatangkan ke lokasi musibah malah oleh pihak terkait hanya mengutus tujuh orang petugas PK bersama sebuah tangga yang panjangnya tak lebih dari 5 meter.

Itu pun ukuran tangganya tak mampu mencapai lantai ketiga dari bangunan.

Padahal, Pemkab Kepulauan Aru memiliki sebanyak empat unit kendaraan PK namun tak satu pun yang bisa difungsikan dengan alasan kerusakan pada pompa alkon. Parahnya lagi, salah satu mobil PK dialih fungsikan sebagai mobil pengangkut tanah dan sampah oleh Dinas Kebersihan Kepulauan Aru.

Beruntung, sebuah mobil tanki air milik pengusaha Binoni Intopiana datang untuk membantu memadamkan api yang dibantu warga masyarakat sekitar dan juga aparat TNI-POLRI.

Sempat, terjadi aksi pemukulan oleh warga terhadap salah satu petugas PK. Pasalnya, warga tersulut emosinya karena ke 7 orang petugas PK baru tiba di TKP tiga jam kemudian, sekitar pukul 21.00 WIT dalam kondisi api yang sudah melahap seluruh bangunan.

Aksi pemukulan diduga dipicu kondisi api yang semakin membesar dan dikuatirkan merambat ke rumah milik warga di sekitar toko Agung Cemerlang. Makanya, warga kecewa  dan langsung melampiaskan emosinya. 

Kendati demikian, insiden tersebut sedikit pun tak mengurungkan niat dan tekad dari para petugas PK untuk tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bersama warga, para kenek tanki air dan aparat TNI-POLRI memadamkan kebakaran.    

Salah satu petugas PK yang ditemui media ini di lokasi kebakaran, mengungkapkan bila pihaknya saat kejadian sebenarnya telah meminta bantuan kepada pihak PK Bandara Rar Gwamar Dobo namun ternyata permintaan tersebut tidak diresponi.

“Kami sudah minta bantuan mobil PK dari bandara, tapi tidak ada respons sama sekali dari mereka. Saya tidak tahu alasannya apa? Makanya kami terpaksa datang dengan membawa peralatan seadanya,” bebernya.  

Terkait kronologis insiden kebakaran yang terjadi Sabtu malam (25/4) di toko grosir Agung Cemerlang, sesuai keterangan yang di sampaikan Danlanal Aru, Letkol. Laut Dodi Agus Prasetyo, S.Pi, M.Ap kepada Dhara Pos, Minggu (26/4), pihaknya pertama kali mendapat laporan masyarakat sekitar pukul 18.45 WIT.

“Lanal Aru mendapat laporan telah terjadi kebakaran di Kampung Cina, dan saya langsung perintahkan untuk mengecek langsung ke TKP terkait proses penanganan pemadaman. Ternyata tidak ada satu pun mobil pemadam kebakaran di TKP,” tuturnya.

Ironisnya, saat aparat TNI-AL tiba di TKP, warga sekitar tidak beraksi atau berupaya memadamkan api.

“Langsung saja saya kumpulkan para perwira yang ada agar segera memerintahkan anggotanya untuk terjun langsung di TKP, guna melakukan pemadaman awal, karena warga masyarakat yang ada hanya menonton kejadian kebakaran tersebut,” sambung Danlanal.

Mereka, kata dia, seperti kebingungan dan kesulitan bagaimana caranya agar bisa memadamkan si jago merah yang mulai melahap habis toko tersebut.

Ditambahkan Danlanal, perlengkapan berupa alkon maupun kompresor yang dimiliki pun terbatas, sehingga upaya pemadaman api tidak maksimal bahkan semakin membesar.

Pantauan Dhara Pos di lokasi kebakaran, saat itu tampil salah satu anggota Lanal yang berani mempertaruhkan nyawanya di tengah-tengah kobaran api yang semakin membesar. Keberaniannya menerobos api patut diacungi jempol apalagi dalam kondisi minimnya peralatan.

Aksi anggota Lanal Aru tersebut sungguh-sungguh membuat masyarakat yang menyaksikan langsung merasa terharu.

“Kami terharu melihat keberanian anggota Lanal Aru yang rela mempertaruhkan nyawanya demi menerobos kobaran api yang begitu besar,” ucap salah satu warga. 

Menurut dia, sikap dan jiwa sosial yang ditunjukkan Danlanal Aru serta jajarannya patut diberikan apresiasi.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Aru yang enggan namanya dikorankan, kepada Dhara Pos
di lokasi kebakaran secara tegas meminta kepada Penjabat Bupati Aru, A. Gainau untuk mencopot Kepala Dinas Kebersihan yang telah menyalahgunakan aset negara.

“Kalau saja mobil pemadam kebakaran itu tidak dialih fungsikan maka musibah kebakaran tersebut masih mungkin bisa ditanggulangi. Makanya, dengan dasar fakta ini, Bupati sudah seharusnya mencopot yang bersangkutan,” cetusnya.  

Sumber juga menyesalkan sikap yang ditunjukkan pihak Bandara Rar Gwamar yang sama sekali tak merespon permintaan bantuan dari petugas PK untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi.

“Seharusnyakan mereka tinggal mengirimi mobil Pemadam Kebakaran sehingga penanganannya lebih cepat karena fasilitasnya lengkap. Tapi itu tidak dilakukan mereka. Apakah harus kasih uang dulu baru jalan,” sesalnya.

Atas fakta ini, sumber meminta Pemerintah Daerah untuk mulai menata kembali sistem birokrasi pemerintahan di daerah ini yang dinilai sudah amburadul karena tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

“Masalah kebakaran ini hanya contoh kecil kegagalan Pemerintah menjalankan fungsi birokrasinya. Belum lagi masalah lainnya yang sebenarnya tinggal menunggu waktu pemicu yang akan membongkar berbagai borok dan kebobrokan yang tersimpan selama ini seperti insiden kebakaran yang baru saja terjadi,” tutupnya.
 
(jef)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi