News Ticker

Wakil Menteri Perhubungan RI Kunjungi MTB

Usai berkunjung ke sejumlah daerah di Maluku guna meninjau secara langsung UPT Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara seperti di Bandar Udara Patimura Ambon, Bandara Bandaneira di pulau Banda, dan Bandara Karel Sadsuitubun di Kabupaten Maluku Tenggara, rombongan Wakil Menteri Perhubungan RI kunjungi MTB
Share it:

Wamenhub Tiba Di Saumlaki
Saumlaki,
Usai berkunjung ke sejumlah daerah di Maluku guna meninjau secara langsung UPT Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara seperti di Bandar Udara Patimura Ambon, Bandara Bandaneira di pulau Banda, dan Bandara Karel Sadsuitubun di Kabupaten Maluku Tenggara, rombongan Wakil Menteri Perhubungan RI DR. Ir. Bambang Susantono, MCE kunjungi Saumlaki, Maluku Tenggara Barat.

Wamenhub bersama ibu Lusie Indrawati Susantono serta Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara mendarat dengan pesawat Kings Air milik balai kalibrasi Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub RI dengan nomor registrasi PK CANF140 di Bandar Udara Mathilda Batlayeri Saumlaki, Jumat (29/8).

Rombongan disambut oleh Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat P.P. Werembinan, SH dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah beserta pimpinan SKPD pada lingkup Pemkab MTB. Usai memantau secara langsung pekerjaan pembangunan sejumlah fasilitas Bandara Mathilda Batlayeri yang sementara dikerjakan, rombongan Wamenhub menuju pelabuhan Laut Saumlaki guna meninjau sejumlah pekerjaan pembangunan fasilitas dan meninjau kondisi pelabuhan.

Dalam keterangan persnya kepada wartawan, Wamenhub berpendapat bahwa pengembangan kawasan Bandar udara Mathilda Batlayeri dan kawasan pelabuhan Laut Saumlaki bakal dilakukan seiring dengan perkembangan perekonomian di MTB.

Hal ini sekaligus menepis keinginan Pemerintah daerah dan masyarakat  yang selama ini menginginkan adanya peningkatan status Bandara di petuanan desa Tumbur dan Lorulun kecamatan Wertamrian itu menjadi Bandara internasional maupun juga peningkatan status pelabuhan laut Saumlaki.

“Jadi kita tidak juga melangkah terlalu jauh dengan misalnya langsung dengan status bandara internasional atau pelabuhan internasional, bukan itu, tetapi kita lihat ekonomi lokalnya seperti apa. Karena yang disebut bandara atau pelabuhan itu kan mereka outlet untuk barang dan penumpang dan itu tergantung pada aktivitas ekonomi. Semakin ekonominya meningkat maka jumlah kuantitas dari barang dan penumpang pergi dan keluar dari suatu daerah itu pun meningkat,” ungkapnya.

Dikatakan, pihaknya saat ini sementara menyelesaikan pembangunan sejumlah sarana penunjang Bandara seperti pekerjaan sisi darat dan udara di Bandar Udara Mathilda Batlayeri maupun penyelesaian sarana penunjang pelabuhan laut Saumlaki sehingga kemudian dapat memperlancar aktivitas pelayanan kepada pengguna jasa transportasi Laut maupun udara di daerah julukan Duan-Lolat itu.

“Saya lihat memang untuk saat ini kita selesaikan saja apa yang sudah berlangsung sekarang. Bandara kita selesaikan, pelabuhan kita perpanjang, kita atur kembali pelabuhannya terutama floy nya seperti apa, kita tingkatkan penyeberangannya, kemudian juga akan ada satu pengaturan tentang beberapa kapal perintis yang sedang kita usulkan untuk sampai ke tingkat terpacu lagi,’’ paparnya.

Menyinggung soal ketersediaan armada kapal yang melayari trans Maluku dimana pada kenyataanya masih sangat kurang, dia menjelaskan jika saat ini Kemenhub sementara melakukan kajian untuk melihat semua rute perintis di KTI, sehingga tidak semua akan menjadi rute perintis lagi tapi juga ada rute-rute baru yang bisa di dorong kembali.

“Perintis itu prinsipnya membuka daerah yang belum komersial begitu pun sama halnya dengan penerbangan. Setelah secara komersial dan meningkat maka kita pindahkan ke tempat lain.  Nah saat ini kita sementara melihat ulang, kira-kira mana yang perlu kita perkuat dan mana yang sudah bisa kita lepas dengan pemain-pemain swasta itu,” pungkasnya. (mon)
Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi