News Ticker

2 Warga Selaru Tewas Dalam Sumur Di Desa Sifnana

Tidak disangka, dalam upaya mencari sumber air bersih malah tragisnya nyawa melayang.
Share it:
Saumlaki,
Tidak disangka, dalam upaya mencari sumber air bersih malah tragisnya nyawa melayang. Kejadian ini berlangsung saat sedang dilakukan penggalian sumur untuk kepentingan air bersih oleh beberapa orang warga Desa Sifnana.
Ilustrasi Mayat
Isak tangis akhirnya mewarnai proses evakuasi dua korban tewas akibat terjebak dalam sumur sedalam 21 meter di sekitar jalan Prof. Dr. Boediono, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Sejumlah saksi mata di tempat kejadian mengatakan jika peristiwa naas tersebut bermula saat Antonius Kudmas yang sedang melakukan penggalian sumur, tercebur dan terperangkap di dalam sumur. Bermaksud untuk menyelamatkan saudaranya, Yustinus di bantu Bitto rekan kerjanya ikut masuk ke dalam sumur tersebut untuk menyelamatkan Antonius yang adalah saudara kandung Yustinus.
Kendati Antonius berhasil di selamatkan, namun tragisnya Yustinus dan Bitto yang berasal dari desa Fursui kecamatan Selaru itu, akhirnya tidak dapat tertolong nyawanya. Kedua pekerja penggalian sumur itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di dalam sumur tersebut.
Warga yang mengetahui kejadian tersebut mengaku kesulitan untuk melakukan proses pertolongan kepada korban oleh karena mereka tercebur hingga kedalaman 21 meter.
Sementara, kondisi di dalam sumur yang begitu gelap belum ditambah lagi tidak tersedianya alat bantu yang sesuai.
Mendengar isak tangis dan laporan warga, tim pemadam kebakaran pada kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (PDL) Kabupaten MTB yang dikordiniir oleh Cak Lamere secepatnya terjun ke lokasi guna melakukan proses evakuasi.
Kepada wartawan Cak Lamere menuturkan hanya berbekal peralatan seadanya, proses evakuasi pun berhasil dilakukan tim nya.
“Sejak pukul 10.30 WIT, kita sudah lakukan proses evakuasi dan akhirnya dua korban tersebut berhasil kita evakuasi meskipun telah meninggal dunia. Ada indikasi bahwa kematian mereka bukan disebabkan oleh racun udara melainkan dari alcon,” tuturnya.
Dikatakan, proses evakuasi dilakukan lebih dari 6 jam dan sempat terkendala karena peralatan yang digunakan tim penyelamat tidak memadai dan tak mampu menembusi kedalaman sumur.
“Proses evakuasi ini dilakukan selama 6 jam 15 menit. Awalnya kita gunakan tabung printing aparactus namun sempat terkendala oleh karena ketersediaan kekuatan tabung yang hanya berkapasitas 1,5 kg maka pada kedalaman 12 meter alaramnya sudah berbunyi. Oleh sebab itu,  kita naikan kembali petugas tersebut dan proses evakuasi lanjutan digunakan secara manual,” ungkapnya.
Proses evakuasi korban sempat membuat kemacetan lalu lintas  oleh karena semakin bertambahnya warga yang hendak membantu dan menyaksikan secara langsung peristiwa naas yang dialami para penggali sumur tersebut.
Setelah dievakuasi, 2 korban tersebut akhirnya di bawa ke RSUD Dr. PP. Magrety untuk di outopsi sementara korban yang selamat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.(son)

Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi