Ambon, Dharapos.com - Sekelompok Mahasiswa yang tergabung dalam Front Pemuda Peduli Koalisi Mimbar Peradaban Provinsi Maluku, Ikatan Pemuda Peduli Sosial (IPPS) mengelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Maluku di Ambon, Senin (27/11/2023).
Mereka menyuarakan sejumlah
masalah yang diklaim terjadi di BPJN Maluku, diantaranya, indikasi pelanggaran
pekerjaan Preservasi Ruas Jalan Tepa, Masbuar dan Letwurung Kabupaten MBD,
Provinsi Maluku dengan nilai kontrak Rp195. 479 213 00, tahun 2022 yang
mengalami keterlambatan.
Usai berorasi, para pendemo ini
langsung diizinkan bertemu dengan pihak BPJN Maluku yang diwakili Kepala Sub
Bagian Umum dan Tata Usaha Balai Pelaksanaan Jalan XVI Ambon, Telly Cappenberg,
PPK 3.3 Melky Hitijahubessy, Kepala Seksi dan sejumlah pegawai di aula lantai
II BPJN Maluku.
Dalam pertemuan dimaksud, pihak
BPJN meminta kepada para pendemo untuk menunjukkan data mereka soal masalah
jalan yang belum selesai di kerjakan itu.
Namun, ternyata pihak pendemo
tidak bisa menunjukkan bukti fisik dari permasalahan tersebut, bahkan terkesan
sengaja mengulur waktu dengan membuat banyak alasan, hingga akhirnya rapat
selesai dengan tidak ada penyelesaian karena data pendemo tidak akurat.
PPK 3.3, Melky Hitijahubessy
kepada awak media seusai pertemuan dengan para pendemo menjelaskan bahwa
pertemuan tadi bertujuan untuk mencari solusi penyelesaian apabila para pendemo
menunjukan bukti mereka.
"Tapi ujung-ujungnya tidak
ada yang bisa mereka tunjukan buat kita dan mereka mengatakan data mereka dan
kita beda, Tapi intinya kita BPJN data jelas dan sudah di atur langsung jadi
kita kerja tidak asal-asalan," ucap Melky.
Dijelaskan, proyek di pulau Babar
mulai dari Tepa, Masbuar dan Letwurung itu pekerjaan non progres dan terdiri
dari dua paket. Untuk paket yang pertama, pekerjaannya sampai dengan Mei 2024
dan paket kedua sampai dengan pertengahan Desember 2023, rampung seluruhnya.
"Jadi pekerjaan di sana itu
sudah selesai, sehingga pertemuan tadi kita bisa kasih pemahaman ke pendemo ini
saja, karena data mereka salah dan tidak tahu sumbernya dari mana seperti itu.
Kita juga heran karena yang mereka
sampaikan pekerjaan fiktif itu di mana? Dan karena itu. membuat kita bingung
karena pekerjaannya non progres dan intinya pekerjaan ini kita buru target
sehingga selesai dengan secepatnya" bebernya.
Saat disinggung soal ruas jalan
mana yang di tuding fiktif, Melky mengaku hal tuduhan itu tidak jelas, pasalnya
para pendemo sendiri juga tidak mau membeberkan data yang mereka punya.
"Jadi kalau di sampaikan
jalan-jalan yang berlubang itu indikasinya jalan provinsi dan ruasnya itu Tepa
dan Letwurung yang sepanjang 40 kilo dan itu juga BPJN ada upayakan Ijin Jalan
Daerah (IJD) agar masuk untuk penanganan jalan tersebut. Adapun upaya dari
Dinas PU Provinsi sangat intens juga terkait dengan desain disana. Dan mungkin
Tuhan sayang ada perencanaan yang baik dari provinsi maka kita usulkan anggaran
untuk ruas jalan tersebut,” tandasnya.
Dengan demikian, Melky menegaskan
bahwa BPJN Maluku akan terus membangun infrastruktur agar masyarakat terpencil
idak kesulitan dan bisa menikmati infrastruktur juga dengan baik.
(dp-53)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar