News Ticker

Dusun Tanah Merah Alami Krisis Air Bersih

Sudah lebih dari dua bulan ini warga Dusun Tanah Merah Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) diguyur hujan.
Share it:
Ilustrasi air sungai keruh
Piru, Dharapos.com
Sudah lebih dari dua bulan ini warga Dusun Tanah Merah Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) diguyur hujan.

Akibatnya masyarakat pun mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

Untuk memperolehnya, masyarakat rela berburu air bersih ke sejumlah sumur umum yang terdapat di sejumlah titik di wilayahnya.

Perburuan untuk mendapatkan air bersih tersebut dilakukan warga dengan cara mendatangi beberapa sumber titik air menggunakan sepeda motor. Pasalnya beberapa sungai kecil yang sering digunakan untuk mengambil air berwarna merah akibat hujan deras.

"Beta su ke beberapa titik tapi seng dapat air bersih. Di sini beta ketemu satu sumur di sekitar perkebunan warga, yang airnya bersih,” kata La Alwi (47), salah satu warga yang ditemui, pekan kemarin.

Dirinya membawa sepeda motor dan 2 buah jerigen berukuran 25 liter air disimpan dalam keranjang karung di bagian belakang kanan dan kiri. Dan untuk mengisi kedua jerigen tersebut, ia harus sabar lantaran air yang berada di dalam sumur harus ditapis karena terlihat kotor oleh daun-daun kayu.

Kata Alwi, dirinya harus menempuh 3-4 Km menggunakan sepeda motor, bahkan warga lain hanya perjalan kaki

"Besok saya akan kesini lagi. Mudah-mudahan airnya banyak,” kata dia yang rumahnya berjarak sekitar tiga kilo dari sumur tersebut.

Pantauan media ini, tak hanya Alwi, sejumlah warga lainnya juga melakukan perburuan demi mencari air untuk kebutuhan sehari-hari.

Selain menggunakan motor, sejumlah warga juga terlihat tengah mengisi jerigen yang diangkut dengan mobil bak terbuka dan berjalan kaki. Ada sekitar 20 jerigen di atas mobil bak terbuka tersebut.

Sang pemilik mobil La Suardi mengaku, wilayah Tanah Merah yang berjarak sekitar tiga sampai empat kilo meter dari sumur tersebut untuk mendapatkan air bersih.

"Kemarin saya mencari air sampai daerah Dusun Masika Desa Waesala yang jaraknya 4 kilo meter,” cetusnya.

Saat ini, lanjut dia, warga memanfaatkan satu sumur yang airnya cukup bersih itu demi kepentingan memasak dan minum. Namun sejak musim hujan beberapa kali, sumur berubah warna merah sehingga tidak bisa lagi dikonsumsi.

“Sudah sebulan sumur ini banyak didatangi orang untuk mencari air. Biasanya sih sepi dan hanya orang di sini saja yang mengambil air,” ujar La Suardi.

(dp-26)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi