News Ticker

Kisruh PMI MTB, Ny. Ambar Dinilai Lakukan Pembohongan Publik

Permasalahan tersebut semakin membesar dengan adanya laporan balik dari Simon Fenanlampir.
Share it:
Saumlaki, Dharapos.com
Meskipun kisruh internal pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Maluku Tenggara Barat saat ini telah ditangani oleh pihak penyidik Polsek Tanimbar Selatan pasca laporan Ny. Ambarwati alias ibu Ambar terkait dugaan tindak pencemaran nama baik yang dialamatkan kepadanya oleh istri Sekretaris PMI MTB, Simon Fenanlampir.


Namun begitu, permasalahan tersebut semakin membesar dengan adanya laporan balik dari Simon Fenanlampir.

Kepada Dhara Pos, Selasa (14/4) Sekretaris PMI MTB, Simon Fenanlampir mengatakan jika pihaknya akan kembali melaporkan Ny. Ambarwati ke Mako Polres MTB dengan tuduhan penipuan atau pemutarbalikan fakta yang disampaikannya melalui media ini pada edisi kemarin.

Selain itu, adapula laporan lain tentang dugaan penggelapan uang hasil penggalangan dana dalam bentuk proposal beberapa waktu lalu untuk membiayai kegiatan donor darah masal, dimana sebagian dana dari hasil penggalangan yang diberikan para donator, diketahui tidak disetor oleh Ny. Ambarwati.

Simon menilai jika keterangan pers, Ny. Ambarwati yang diberitakan sebelumnya sangat tidak benar dan sarat rekayasa dimana keterangannya sama sekali berbeda dengan fakta yang terjadi. Bahkan, Simon yang didampingi sejumlah staf dan relawan PMI tersebut membeberkan fakta-fakta tersebut.

“Terkait pengadaan pakaian dan atribut PMI itu bukan saya yang menawarkan tapi dia yang menawarkan kepada saya, tawaran itu akhirnya saya setuju pada saat Ny. Ambarwati menjanjikan akan menyetor keuntungan dari penjualan baju tersebut  ke khas PMI untuk kepentingan operasional PMI sementara modalnya dikembalikan kepada dia. Saat itu saya juga tanya bahwa ini modalnya siapa yang dipakai untuk pengadaan seragam PMI, trus Ny. Ambarwati bilang bahwa dia akan pakai modal pribadinya. Hal ini disampaikan secara resmi dalam rapat PMI dan tercatat dalam Notulen rapat. Nah, nanti pada saat seragam itu dipermasalahkan oleh staf dan relawan PMI karena tidak pas ukuran dan kesalahan pencetakan nama, barulah kami tahu bahwa itu bukan modal Ny. Ambarwati melainkan Pak Sugi,” urai dia mengawali penjelasannya.

Terkait dengan laporan Ny. Ambar ke penyidik Polsek Tansel dengan tuduhan pencemaran nama baik juga disesalkan oleh Simon dan istrinya.

Mereka mengakui tidak pernah mengeluarkan kalimat-kalimat yang menghina Ny. Ambar seperti yang dituduhkan melainkan sesungguhnya kejadian tersebut bermula dari sikap tidak terpuji yang dilakukan Ny. Ambar disaat mereka sementara serius berbincang mencari solusi terhadap penjualan seragam PMI yang tidak sesuai dengan ukuran maupun terjadi kesalahan pencetakan nama yang mengakibatkan adanya ketidakpuasan dari staf dan anggota.

“Sebenarnya yang buat ulah duluan itu Ny. Ambar. Jadi di saat itu dia bilang begini: pak, saya kan sudah bilang bahwa sebelum pesan pakaian ini harusnya kita ke tukang jahit dulu supaya pakaianya jangan kebesaran. Setelah dia katakan  begitu, istri saya ini kaget dan bilang bahwa: kan itu saran suami saya pada saat itu, dan bukan ibu yang bilang. Lalu Ny. Ambar ini berdiri dan loncat-loncat dalam rumah dengan suara keras. Dia bilang ke istri saya bahwa: eh, saya tidak takut kamu. Selain itu dia bilang untuk suaminya yang adalah oknum anggota TNI AU RI bahwa: pi, obrak-abrik saja rumah ini. Dia juga malah menghina kami bahwa: dasar miskin, jadi tidak mampu bayar. Nah, karna tidak puas maka istri saya ini jalan ke belakang sambil bilang untuk Ny. Ambar bahwa: kamu yang berbuat baru salahkan suami saya. Trus suami dari Ny. Ambar ini ikut ke belakang dapur lalu bilang buat istri saya bahwa: kamu bisa diam nggak, kamu hormati saya nda? Lalu istri saya bilang ini rumah saya kok, kamu suruh saya diam dalam rumah saya sementara kamu datang buat ribut dalam rumah saya. Selain menegur, suaminya Ny. Ambar juga bilang buat istri saya bahwa: kamu bisa diam nggak? Atau saya sobek mulut kamu,” tutur sang Sekretaris PMI dan istrinya dengan sesekali meniru adegan yang dipraktekkan Ny.Ambar dan suaminya yang sangat berlebihan itu.

Selain penuturan Sekretaris PMI dan istrinya, adapula penjelasan sejumlah staf PMI.

Salah satu anggota PMI MTB, Deddy menyebutkan bahwa Ny. Ambarwati telah berbohong kepada sejumlah pihak jika posisinya pada struktur  PMI MTB adalah ketua. Padahal, faktanya bahwa ketua PMI MTB adalah Mathias Malaka.

Ny. Ambarwati juga dikhabarkan telah membuat pernyataan kontroversial dan sepihak kepada sejumlah anggota PMI bahwa jika saat dirinya di tetapkan resmi sebagai ketua PMI MTB menggantikan Mathias Malaka, maka akan merombak struktur kepengurusan saat ini dengan menempatkan orang-orang kesukaannya untuk mengisi struktur PMI.

Hal ini, menurut Deddy merupakan perbuatan melanggar etika dalam berorganisasi, dengan demikian sangatlah wajar jika dilakukan proses pemberhentian dari keanggotaan PMI bagi Ny. Ambarwati.

Untuk diketahui, sebelumnya Ny. Ambarwati, salah satu staf PMI MTB mengaku telah melaporkan Ny. Yulce Yempori istri dari sekretaris PMI yang juga staf pada Sekretariat PMI MTB ini ke Kepolisian Sektor Tansel dan telah dilakukan penyidikan akibat menghina Ny. Ambarwati dengan kalimat-kalimat yang tidak etis.

Kepada Dhara Pos, Ny. Ambarwati menceriterakan kejadian tersebut dimana kronologisnya berawal dar persoalan pemesanan seragam/uniform PMI yang di pesan oleh teman suami sang korban, atas permintaan Sekretaris PMI MTB.

Bagai sinetron TV yang masih ada lanjutannya disaat iklan layanan masyarakat di tayangkan, begitu pula persoalan ini. semenjak pakaian tersebut dijual kepada para staf dan para relawan PMI, muncul pula ketidak puasan mereka akibat 3 jenis pakaian tersebut lebih besar dan terdapat pula kesalahan dalam pencetakan nama.

Meskipun ada sebagian kalangan yang menolak namun akhirnya bisa di terima disaat Ny. Ambar menjamin jika akan memotong biayanya dengan biaya jahitan jika ada yang berkeinginan untuk memperkecil pakaian sesuai dengan ukuran tubuh di tukang jahit.

Setelah beberapa minggu kemudian, Ny. Ambarwati ditelpon oleh Sekretaris PMI untuk persoalan tersebut diselesaikan di rumahnya (rumah Sekretaris PMI–red) secara kekeluargaan.

Setelah Ny. Ambarwati bersama suaminya dan Sugi tiba dan berdiskusi secara baik-baik sesuai undangan sang Sekretaris PMI, secara tiba-tiba keakraban itu berakhir saat istri Sekretaris PMI, Ny. Yulce Yempori secara spontan mengeluarkan kalimat-kalimat hinaan yang dilontarkan bagi Ny. Ambarwati.

“Pada saat kita datangi rumah pak Simon, saya malah berbunga-bunga karena berpikir nanti dibayar baju-baju itu, padahal terbalik. Meskipun kami sementara saling bertukar pikiran terkait persoalan kelebihan ukuran dan kesalahan nama pada seragam tersebut termasuk mencari solusi, namun istrinya pak Simon langsung berdiri dan mengeluarkan kalimat-kalimat hinaan dan juga adanya pencemaran nama baik saya dan keluarga,” bebernya sembari meniru mengeluarkan kalimat-kalimat hinaan yang dilontarkan oleh Ny. Yulce.

Namun, penuturan Ny. Ambarwati tersebut di sangkal oleh Sekretaris PMI dan istrinya, serta sejumlah anggota PMI. Ketua PMI MTB, Mathias Malaka saat dikofirmasi terkait kisruh internal PMI tersebut mengaku baru mengetahui dari pemberitaan media masa dan berjanji akan memanggil Sekretaris PMI MTB untuk dimintai keterangan.
 
(mon)
Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi