News Ticker

Polda Turunkan Tim Selidiki Penyebab Kematian 4 Warga Paniai

Tim Mabes Polri, Tim Puslabfor, Pusinavis dari Makassar serta tim dari Polda Papua di bawah pimpinan Direskrim Umum Polda Papua di datangkan ke Paniai untuk melakukan penanganan serius dan penyelidikan atas kasus yang terjadi di Paniai.
Share it:
Irjen Pol. Drs. Yotje Mende, SH, M.Hum
Papua, Dharapos.com
Tim Mabes Polri, Tim Puslabfor, Pusinavis dari Makassar serta tim dari Polda Papua di bawah pimpinan Direskrim Umum Polda Papua di datangkan ke Paniai untuk melakukan penanganan serius dan penyelidikan atas kasus yang terjadi di Paniai.

Akibat peristiwa  pada Senin (8/12) pagi,  4 orang warga meninggal dunia yang diduga kuat terkena tembakan.

Kepala Kepolisian Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Drs. Yotje Mende, SH, M.Hum mengungkapkan, penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan Tim ke paniai adalah untuk mengambil darah secara akurat terhadap kasus yang terjadi kota Enarotali, Kabupaten Paniai itu.

“Rencana hari ini (kemarin red) tim dari Polda Papua dipimpin Direskrim Umum, Dir. Intelkam dan dari Sabhara Polda Papua sudah berangkat ke Paniai untuk melakukan penanganan pertama. Rencana tim Mabes Polri juga akan menyusul untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut,” terangnya dalam coffe morning bersama wartawan di ruang Rupatama Mapolda Papua, Selasa (9/12).

Kapolda menegaskan, dalam penanganan kasus Paniai pihak kepolisian sangat berhati-hati dan tetap bekerja secara profesional.

“Menangani kasus di sana tetap dilakukan secara professional. Saya akan sampaikan kepada teman-teman jika ada informasi itu,” tegasnya.

Soal dugaan penembakan terhadap empat warga sipil pasca rusuh di Paniai tersebut, Kapolda mengemukakan, bahwa pihaknya tidak bisa menyampaikan secara dini apakah anggotanya yang melakukan penembakan, atau pihak TNI ataukah dari kelompok kriminal bersenjata.

Sebab menurutnya, ketika warga yang berkisar dua ratus orang datang dari arah Gunung Merah ke markas Koramil lalu merusak kantor tersebut disertai tembakan dari arah gunung.

“Dari informasi yang kami terima di lapangan, terutama kepada Kapolres Paniai bahwa anggotanya tidak melakukan penembakan. Saat itu mereka melakukan penembakan peringatan ke udara, tapi tidak mengarah pada warga. Kalaupun ada, kami akan proses secara hukum karena ada prosedur melakukan penembakan oleh anggota,” tandasnya.

Pihaknya memastikan korban penembakan pasca kejadian itu, hanya 4 empat orang dengan identitas masing-masing,  Yulian Yeimo (16 tahun pelajar), Simon Gegey  (17 tahun) Alpius Gobay (17 tahun), dan Alpus Youw.

Sementara untuk luka-luka sebanyak 10 orang masing-masing Jeri Gobay (13 tahun), Oktavianus Gobay (13), Noak Gobay (29), Yulian Mote (36), Andarias Dogopia (23 tahun), Yulianus Tebay (40), nftali Neles Gobay (45), Jeremias Kayame (59), Italias Endowae (35), Albert Nadus (10 tahuh).

Selain itu, enam aparat TNI dan Polri turut terluka dalam aksi penyerangan yang dilakukan oleh massa.

"Ada tiga anggota TNI mengalami luka-luka dan tiga anggota kami yang bertugas di Polsek. Kami belum tahu penanganannya seperti apa di sana sekarang," ujarnya.

Kapolda juga menyatakan bahwa diduga ada pihak ketiga dalam peristiwa yang terjadi di Paniai hingga menewaskan warga sipil.

“Kita belum bisa memastikan apakah penembakan itu dilakukan oleh aparat, warga atau kelompok mana? Karena belum diselidiki. Tapi diduga, diduga ya! Ada pihak ketiga dibalik insiden ini,"
ungkapnya.

Oleh karena itu, kata Kapolda, kini tim pencari fakta dari Polda Papua telah diturunkan ke Paniai guna melakukan penyelidikan lebih lanjut. Penyelidikan akan dilakukan atas peluru yang mengenai tubuh korban sehingga akan diketahui siapa pelaku penembakan.

Namun, pihaknya berjanji akan menindak tegas oknum aparat kepolisian, jika dalam penyelidikan nanti, terbukti bersalah dalam melakukan penembakan terhadap para korban.

“Ya, saya akan tindak. Jika nanti hasil penyelidikan menyebutkan mereka (personil Polsek Kota Paniai Timur) bersalah. Tapi yang jelas, penembakan itu sudah sesuai protap. Karena kita tahu warga lebih dulu melakukan penyerangan Koramil dan Polsek," ungkap Kapolda Yotje.

Mengenai peristiwa yang sebenarnya, ia menjelaskan, permasalahan ini diawali perselisihan paham antara aparat dengan masyarakat.

"Waktu itu ada warga menggunakan kendaraan di jalan raya namun tidak menyalakan lampu kemudian ditegur lalu terjadi bentrok fisik. Tak terima, ia membawa massa karena tidak puas dengan kejadian tersebut akhirnya sempat terjadi perkelahian dan sempat dilerai," jelasnya.

Saat suasana mulai kondusif, tiba-tiba terjadi pemalangan dan anggota di lapangan sempat melakukan negosiasi dan akhirnya pemalangan berhasil dibuka.

Tidak lama kemudian terjadi penembakan dari arah gunung dan disusul warga dari Gunung Merah menyerang pos Koramil.

“Anggota di sana bertahan lalu mengeluarkan tembakan ke udara agar mereka tidak melakukan penyerangan atau pengrusakan Koramil. Kebetulan markas Polsek berdekatan juga sehingga jadi sasaran perusakan mereka. 4 unit mobil rusak dan 6 anggota TNI dan Polri mengalami luka pasca kejadian itu," imbuhnya.

(Piet)
Share it:

PAPUA

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi