News Ticker

Diduga, Kepala PLN (Persero) Pelayanan Elat Peras Uang Warga

Kinerja PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN} Ranting Elat, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara dipertanyakan.
Share it:
Luther Rahayaan
Langgur,  
Kinerja PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero} Pelayanan Elat, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara dipertanyakan.
Pasalnya, hingga memasuki tahun ke lima pelayanan perusahaan listrik tersebut sangat mengecewakan warga masyarakat di wilayah itu.
Demikian diungkapkan Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) wilayah Malra dan kota Tual,  Luther Rahayaan, kepada Dhara Pos, Selasa (11/2).
“Kita sangat sesali dengan kinerja PLN Elat karena menjelang 4 – 5 tahun ini,  lampu  listrik menyala  ibarat lampu  lilin.  Itu pun satu bulan paling rendah  hanya lima kali, dan lamanya hanya  beberapa jam saja, kadang -kadang  dua jam tetapi kadang juga lima jam,” ungkapnya.
Namun parahnya, tambah Rahayaan, setiap bulan masyarakat harus membayar 300 - 400 ribu rupiah dan ini terbukti.
“Makanya kita pertanyakan,  ada apa di balik ini semua? Apakah ini perintah kepala cabang,  atau ini permainan kepala ranting,” herannya.
Terkait kondisi ini, Rahayaan mendesak Kepala Wilayah  PLN  di Ambon ,  untuk segera turun tangan guna menangani masalah ini dengan memanggil  kepala PLN Areal Tual  untuk mempertanyakan hal tersebut.
“Karena diindikasi bahwa PLN Elat telah menipu  dan memeras masyarakat  Kei Besar,” bebernya sembari menambahkan dirinya tidak  pernah melihat petugas PLN datang mencatat metera  tapi kenapa tiap bulan bayar  rekening dengan nilai yang begitu besar.
Padahal, menurut Rahayaan, di sejumlah rumah rata-rata memakai balon lampu ukuran 15 watt dan jumlahnya bervariasi diantaranya ada yang  memakai  dua atau tiga lampu.  Belum lagi, lampu tersebut menyala full   kadang-kadang  seminggu dua kali  bahkan kadang juga tidak menyala.
Dia menilai kinerja PT PLN Pelayanan Elat  sangat kacau karena menurutnya, saat dirinya memantau di wilayah Kei Besar,  dari selatan sampai utara banyak warga masyarakat  sempat mengeluh hal yang sama.
Rahayaan berjanji terkait apa yang menjadi keluhan warga akan segera ditindaklanjuti pihaknya.
“GMKI  sebagai salah satu OKP terbesar di Indoenesia pada prinsipnya  siap membongkar yang namanya korupsi, kolusi dan  nepotisme,  karena  sedikit pun  GMKI  tidak mau  melihat penderitaan masyarakat  baik  di Kei Besar   maupun Kei Kecil,” janjinya.
Ditambahkan Rahayaan, sejak diangkat menjadi Ketua GMKI wilayah kabupaten Malra dan kota Tual,  dirinya tidak ingin masyarakat di tindak baik oleh pemerintah maupun aparat.(ML-01)

Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

1 comments:

  1. Bagaimana mau jadi kapupaten sendiri, urusan listrik saja tidak pernah beres. Padahal listrik itu sarana utama kemajuan. Apalag dengan urusan jalan.

    BalasHapus

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi