Saumlaki, Dharapos.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menggelar sidang lanjutan komisi secara terbatas untuk membahas perbaikan dokumen lingkungan proyek Liquified Natural Gas (LNG) Abadi Blok Masela.
Pelaksanaan sidang komisi penilai
lanjutan Amdal ini dilaksanakan secara hibrid, Kamis (29/8/2024).
Sidang ini dihadiri oleh SKK
Migas dan INPEX Masela Ltd. sebagai pemrakarsa proyek gas alam cair abadi di
Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Selain itu dihadiri Pemerintah
Daerah Provinsi Maluku, Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar,
Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya, perwakilan dari Pemerintah
Pusat, perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta sejumlah wakil
masyarakat di wilayah yang terdampak langsung.
Menurutnya, penyusunan Amdal gas
alam cair abadi ini telah dimulai sejak kuartal ketiga tahun 2019 yang diawali
dengan sosialisasi dan konsultasi publik, dilanjutkan dengan penyusunan
kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA ANDAL) dan persetujuan atas KA
ANDAL.
Kemudian, dilanjutkan dengan
pengambilan dan analisis data, penyusunan dan penyerahan Andal, Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) ke KLHK,
hingga dilakukan sidang teknis dan sidang komisi penilai Amdal.
Puri Minari menyebutkan, pihaknya
telah menerima perbaikan dokumen yang terdiri dari Andal, RKL, RPL berdasarkan
berita acara nomor BA.28/BA/DIT.PDLUK/LHK/2022 kegiatan rapat komisi penilai
Amdal pusat yang telah dilaksanakan pada 25 Januari 2022 silam.
Sehubungan dengan itu, rapat
komisi lanjutan yang dilaksanakan ini bertujuan untuk mendapatkan evaluasi dan
penilaian dari tim Komisi Amdal KLHK serta mendapatkan Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup dan Persetujuan Lingkungan oleh Menteri LHK.
Sidang komisi lanjutan terbatas ini dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan (PDLUK) Kementerian LHK.
"SKK Migas-INPEX wajib
melaksanakan seluruh isi dokumen AMDAL tersebut beserta dengan
ketentuan-ketentuan yang tertuang setelah mendapatkan surat persetujuan
lingkungan oleh Menteri LHK seperti menyampaikan laporan pelaksanaan
persetujuan lingkungan secara berkala ke KLHK,
melakukan pemeriksaan kualitas lingkungan seperti udara, air dan tanah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tambahnya.
Puri juga menyebutkan,
persetujuan lingkungan merupakan izin prinsip yang menjadi salah satu capaian
terpenting untuk dapat melangkah ke tahapan selanjutnya dalam rangka
merealisasikan pengembangan Proyek Lapangan Gas Abadi, Wilayah Kerja Masela, di
Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Sebagai operator proyek LNG Abadi di Wilayah Kerja Masela, INPEX Masela, LTD., bersama dengan para mitra seperti PT. Pertamina Hulu Energi Masela dan PETRONAS Masela, Sdn. Bhd.,berkomitmen untuk terus menjalankan pengembangan proyek ini dengan efisiensi yang tinggi, berkualitas dan mengutamakan prinsip HSSE (Health, Safety, Security, and Environment).
Tentang INPEX
INPEX Corporation adalah
perusahaan eksplorasi dan produksi (E&P) terbesar di Jepang, dan saat ini
telah terlibat dalam proyek-proyek di berbagai benua, termasuk pada Proyek LNG
Ichthys di Australia sebagai Operator.
Dengan benar-benar membuat bisnis
minyak dan gasnya lebih bersih sambil memperluas 5 area bisnis nol bersihnya, INPEX bertujuan untuk menyediakan pasokan energi yang stabil dari sumber energi yang bersih dan beragam termasuk minyak, gas alam, hidrogen, dan energi terbarukan sebagai pelopor dalam transformasi energi.
Tentang Lapangan Gas Masela
Lapangan Gas Abadi di wilayah
kerja Masela yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut
berada sekitar 180 Km lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman
laut 400-800 meter.
Masa berlaku Production Sharing
Contract (PSC) adalah dari tahun 1998 hingga 2055. Lapangan dengan cadangan gas
terbesar di Indonesia ini direncanakan akan menghasilkan 9.5 Million Metric
Tonnes per Annum (MMTPA) LNG, 150 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD)
gas pipa, dan 35,000 barrel/day kondensat.
Konsep pengembangan lapangan green field yang kompleks mencakup pengeboran dan system produksi bawah laut, Floating Production Storage and Offloading (FPSO), pipa gas ekspor sepanjang kurang lebih 175km dan onshore LNG plant.
Blok Masela direncanakan akan
menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage
(CCS) untuk mendukung program Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan
mendukung keberlanjutan pada era transisi energi.
(dp-18)
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar