Foto Istimewa
Jakarta, Dharapos.com – Pengembangan kawasan Pulau Seribu
untuk wisata berbasis konservasi dinilai sejumlah pihak turut memajukan ekonomi
biru di DKI Jakarta.
Pengembangan kawasan pesisir semisal Pulau Seribu ini menjadi
contoh konkret yang bisa dibawa Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 yang akan berlangsung di
Provinsi Bali pada 11 Oktober mendatang.
Apalagi konsep ekonomi biru di Jakarta saat ini sangat mendesak
untuk diimplementasikan guna menjaga lingkungan serta memajukan pemberdayaan
masyarakat di pesisir sehingga harus dipertahankan.
Demikian dikatakan Kepala Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir
dan Lautan IPB University, Yonvitner, di Jakarta, sebagaimana siaran pers yang
diterima Dharapos.com, Kamis (21/9/2023).
"Wisata berbasis konservasi di Pulau Seribu ini harus
dipertahankan. Jangan sampai reklamasi dilegalkan karena akan merusak
ekosistem, sumber daya, serta ekonomi masyarakat di Jakarta," ujar
Yonvitner.
Kepulauan Seribu telah menjadi Pusat Konservasi Ekologi
melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1042 Tahun 2018 tentang
Daftar Kegiatan Strategis Daerah (KSD).
Selain mempertahankan konservasi Pulau Seribu, Yonvitner
menyebutkan penerapan budidaya laut serta industri bioteknologi juga harus
ditingkatkan untuk mendorong ekonomi biru, khususnya kehidupan pesisir di
Jakarta.
Budidaya udang vaname di laut dangkal, budidaya karapu,
lobster, serta rumput laut, merupakan contoh budidaya laut yang bisa
dikembangkan di Jakarta. Demikian juga budidaya ganggang untuk bioteknologi
laut.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Center of
Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan penerapan
ekonomi biru melalui pariwisata maritim di Jakarta, khususnya kawasan
konservasi Kepulauan Seribu, harus terus didorong karena memiliki potensi besar
bagi warga pesisir.
Potensi dimaksud karena banyaknya warga Jakarta yang memiliki
pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) tinggi untuk berwisata.
Dengan demikian potensi tersebut harus bisa diserap oleh Pulau Seribu yang
lebih dekat dengan penduduk Jakarta.
"Namun perlu didorong bagaimana supaya pariwisata
maritim di Pulau Seribu lebih memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan,
dengan menerapkan prinsip yang tidak merusak alam dan meminimalisir dampak
terhadap lingkungan, terutama dari sisi limbah," kata Faisal.
Langkah mempertahankan wilayah konservasi Pulau Seribu harus
terus didorong guna mendukung lima kebijakan ekonomi biru jangka panjang
Indonesia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada
awal tahun ini.
Kelima kebijakan tersebut yaitu penambahan luas kawasan
konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budi
daya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan, pengelolaan dan pengawasan
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pengelolaan sampah plastik di laut
melalui gerakan partisipasi nelayan.
Tak hanya di Tanah Air, berbagai negara kepulauan lainnya di
dunia yang tergabung dalam Forum Negara-negara Kepulauan dan Pulau
(Archipelagic and Island States /AIS) turut menyoroti implementasi ekonomi
biru, sehingga dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS Forum 2023 ekonomi
biru menjadi salah satu dari tiga subtema.
Subtema Ekonomi Biru (Blue Economy) bertujuan untuk
menjadikan ekonomi biru sebagai penggerak, pemulihan dan transformasi ekonomi
negara pulau/kepulauan untuk membangun penghidupan masyarakat yang berprinsip
pada kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.
Sementara terdapat pula subtema Laut Kita, Masa Depan Kita
(Our Ocean, Our Future) yang bertujuan untuk menegaskan keprihatinan atas
ancaman nyata perubahan iklim yang berdampak pada masa depan laut dan masa
depan penduduk negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia.
Di sisi lain, subtema Solidaritas (Solidarity) bertujuan
untuk menekankan tiga prinsip utama, yaitu saling ketergantungan, saling
membantu, dan saling menguntungkan. Ketiga prinsip tersebut diadaptasi dari
konsep gotong royong.
Tentang AIS Forum:
Archipelagic and Island States (AIS) Forum adalah sebuah
wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan sedunia yang bertujuan
memperkuat kolaborasi untuk mengatasi permasalahan global dengan empat area
utama, yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan
sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. KTT AIS Forum
diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan
platform gotong royong dalam mendorong agenda masa depan tata kelola laut
global.
Rls
Masukan Komentar Anda:
0 comments:
terima kasih telah memberikan komentar