News Ticker

Diskusi Panel Tampilkan Tanggapan Tradisi Iman Terhadap Pandemi AIDS

Christian Conference of Asia (CCA) yang berlangsung di Bangkok, Thailand selama tiga hari terhitung 23 - 25 Januari 2023 mendapat tanggapan tradisi im
Share it:


Ambon, Dharapos.com
- Christian Conference of Asia (CCA) yang berlangsung di Bangkok, Thailand selama tiga hari terhitung 23 - 25 Januari 2023 mendapat tanggapan tradisi iman dari para pemuka agama.

Mengutip rilis yang diberikan Direktur Yayasan Pelangi Maluku (YPM), Rosano Pentury, Jumat (27/1/2023), presentasi panel yang disampaikan di Asian Interfaith Network on AIDS Conference, menampilkan perspektif Kristen, Islam, Sikh, Budha, dan Hindu tentang martabat manusia.

Para pemuka agama yang memberikan presentasi menegaskan ungkapan solidaritas yang kongkrit dengan orang yang hidup dengan HIV dan AIDS.

Dr Boonchuay Doojai, seorang cendekiawan Buddhis terkenal dari Universitas Mahachulalongkornrajavidyalaya di Chiang Mai dan ketua Asian Interfaith Network on AIDS (AINA), berbicara tentang tanggapan agama Buddha dalam menangani situasi HIV dan AIDS di Thailand saat ini.

"Thailand masih perlu berbuat lebih banyak untuk mengurangi stigma AIDS, dan agama mayoritas masyarakat Thailand, Buddha, mencoba memainkan peran penting,"  ungkap Dr Boonchuay.

Dipaparkan, beberapa prakarsa positif, seperti keberadaan jaringan biksu yang melayani orang yang hidup dengan HIV dan AIDS, serta pendirian Kuil HIV dan AIDS, atau Wat Phra Bat Nam Phu, di pegunungan di luar Lop Buri, yang merupakan rumah bagi sejumlah besar orang yang hidup dengan penyakit ini.

Sementara itu, Pendeta John Wilson, yang mengepalai Snehatheeram, sebuah pusat rehabilitasi bagi orang yang hidup dengan HIV dan AIDS di Tamil Nadu milik Gereja Suriah Malankara Mar Thoma di India, menantang umat Kristiani untuk terlibat dengan fakta bahwa Yesus menyediakan ruang bagi orang yang hidup bersama HIV dan AIDS daripada bertindak sebagai penghalang untuk penyembuhan.

“Biarlah mata kita menjadi seperti mata Kristus sehingga kita dapat melihat orang melalui mata mereka, dan biarlah kaki kita menjadi seperti Kristus saat kita berjalan menuju mereka yang membutuhkan dan melihat realitas orang-orang," katanya.

Fr. Joseph 'Joe' Maier, seorang pendeta Redemptoris dari Gereja Katolik Roma yang ikut mendirikan Human Development Foundation (HDF) Mercy Center yang bekerja untuk anak-anak penyandang HIV dan AIDS di daerah kumuh Bangkok, meyakini bahwa gereja dan semua manusia berbagi tanggung jawab merawat yang miskin dan sakit.

"Setiap orang suci menurut ajaran semua agama, dan penegasan iman ini memotivasi semua agama untuk menjadi pendukung memerangi HIV dan AIDS di Asia," tegasnya.

Berbicara dari perspektif Hindu, Swami Atmananda, salah satu anggota The Art of Living Foundation, menguraikan tentang ungkapan ‘Seluruh Dunia Adalah Satu Keluarga’ yang merangkum seluruh misi ajaran Hindu dalam menjunjung tinggi nilai martabat manusia.

Pendekatan holistik untuk penyembuhan dengan menggunakan meditasi, menurut Swami Atmananda, sangat penting untuk mencapai pikiran yang sehat dan perspektif hidup yang lebih luas.

"Bahkan bagi mereka yang hidup dengan HIV/AIDS dan yang menghadapi kurangnya harga diri, dan perlunya perubahan pola pikir," tuturnya.

Di tempat yang sama, Dr Citra Fitri, spesialis kesehatan jiwa di Rumah Sakit YASRl di Indonesia dan sekretaris Departemen Kesehatan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, berbagi perspektif Islam.

Ia berbicara tentang kerja pencegahan HIV NU yang dimulai pada tahun 2010 dan menegaskan bahwa advokasi HIV dan AIDS harus dianggap sebagai jalan untuk mengakui martabat setiap orang.

(dp-53)

Share it:

Utama

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi