News Ticker

2 SPBU Nakal Diduga Picu Kelangkaan BBM di Aru

Fenomena kelangkaan Bahan Bakar Minyak ( BBM) dilaporkan juga terjadi di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.
Share it:

SPBU Kompak Dobo terpantau sementara melayani pembelian BBM menggunakan jerigen / Foto : Jefri

Dobo, Dharapos.com
– Fenomena kelangkaan Bahan Bakar Minyak ( BBM) dilaporkan juga terjadi di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.

Oleh penilaian sejumlah pihak, kondisi ini dipicu akibat ulah sejumlah agen stasiun pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah itu.

Salah seorang warga inisial JP dalam keterangannya kepada media ini, membeberkan fakta pelanggaran yang terindikasi dilakukan pengelola SPBU nakal di Kota Dobo.

Ia kemudian membeberkan 3 SPBU yang dinilainya melakukan pelanggaran terhadap Keputusan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2022 poin pertama.

Serta, dasar PERPRES No 117 tahun 2021 tentang perubahan ketiga atas PP No 191 Tahun 2014 tentang penyediaan pendistribusian dan harga jual BBM jenis penugasan (pertalite). 

Dalam hal ini, Pertamina melarang pembelian BBM khusus penugasan dengan menggunakan jerigen dan aturan ini sudah jelas.

“Di kota Dobo ini terdapat tiga SPBU yang menjual BBM yakni SPBU N/Nelayan, SPBU Hj Rasyid dan SPBU Kompak. Namun ternyata ada yang melakukan pelanggran terkait peraturan penjualan BBM,” bebernya.

JP kemudian menyebutkan SPBU Kompak dan SPBU Hj Rasyid yang terbukti melakukan pelanggaran itu .

"SPBU Kompak yang beralamat di Jalan Cenderawasih, Kelurahan Siwalima itu menjual BBM jenis penugasan dengan memakai jerigen. Akibatnya membuat BBM jenis pertalite bersubsidi cepat habis dari kuota satu tanki 5000 liter,” bebernya.

Selanjutnya, di SPBU Hj Rasyid yang melakukan penjualan BBM jenis yang sama dengan memakai motor besar secara berulangkali dengan waktu operasional dari pukul 07.00 wit hingga 10.00 Wit tanpa ada teguran dari pengawas SPBU.

Fakta lainnya, terjadi kelangkaan solar di beberapa desa pada sejujmlah wilayah di Kepulauan Aru. 

Akibatnya, untuk memperoleh solar masyarakat harus mengeluarkan biaya dan memakan waktu yang lama serta BBM.

Salah satu wilayah dimaksud yaitu di Desa Kolamar.

Bahkan mirisnya, masyarakat harus mencampur minyak tanah dengan oli (mengoplos) sebagai ganti solar untuk menghidupkan mesin.

"Dan bukan hanya solar, tapi minyak tanah juga langka. Bahkan untuk bisa membeli minyak tanah harganya Rp 8000 - 10.000 perliter," bebernya.

JP pun mendesak instansi berwenang dalam hal ini Pertamina harus memberi teguran keras kepada jajaranya di Dobo untuk lebih sungguh-sungguh melakukan pengawasan terhadap SPBU di negeri berjuluk Bumi Jargaria tersebut.

"SPBU-SPBU nakal ini harus diberi teguran atau sanksi tegas karena telah melawan peraturan Presiden dan Menteri ESDM dan menyengsarakan msyarakat di daerah ini,” tegasnya.

(dp-31)

Share it:

Daerah

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi