News Ticker

Maret 2021, Inflasi Maluku Tercatat Rendah

Inflasi Provinsi Maluku pada Maret 2021 ini tercatat relatif rendah yaitu sebesar 0,37 persen (month to month/mtm).
Share it:

Ilustrasi Inflasi

Ambon, Dharapos.com
- Inflasi Provinsi Maluku pada Maret 2021 ini tercatat relatif rendah yaitu sebesar 0,37 persen (month to month/mtm).

Angka ini meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,41% (mtm).

Dalam laporan Bank Indonesia yang diterima media ini, Kamis (8/4/2021), kenaikan tersebut dipengaruhi oleh inflasi kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau.

Secara tahunan, pada Maret 2021 Provinsi Maluku tercatat mengalami inflasi sebesar 0,07% (year on year/yoy), lebih rendah dari inflasi Nasional yang mengalami inflasi sebesar 1,37% (yoy), angka inflasi tersebut lebih rendah target pencapaian inflasi tahun 2021 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3%±1% (yoy).

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami inflasi sebesar 1,08% (mtm) yang disebabkan oleh mulai meningkatnya permintaan masyarakat sejalan dengan pelaksanaan program vaksinasi di wilayah Provinsi Maluku.

Di sisi lain, dampak La Nina yang diprediksi terjadi di bulan Oktober 2020 hingga Mei 2021 juga terpantau masih berdampak terhadap produksi komoditas pertanian terutama cabai rawit dan aktivitas melaut bagi nelayan di Provinsi Maluku yang mengakibatkan kelangkaan ikan tangkap seperti ikan kakap merah dan ikan tongkol.

Sementara itu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga mencatatkan inflasi sebesar 0,95%, yang (mtm) disebabkan pembatasan sosial yang masih diberlakukan di Provinsi Maluku untuk memitigasi penyebaran COVID-19.

Hal tersebut mengakibatkan mayoritas masyarakat membatasi mobilitas dan lebih banyak berada di dalam rumah sehingga terdapat peningkatan kebutuhan perlengkapan rumah.

Hal ini tercermin dari kenaikan harga pada sabun detergen sebesar Rp1.500,00/pax dan lemari pakaian.

Tekanan inflasi yang lebih tinggi di Provinsi Maluku tertahan oleh deflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya terutama komoditas emas perhiasan.

Penurunan harga emas perhiasan diakibatkan oleh koreksi harga emas dunia karena perbaikan ekonomi global.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia Provinsi Maluku, penurunan harga emas menyentuh angka Rp25.000,00 pada emas 24 karat.

Deflasi juga terpantau pada kelompok transportasi terutama harga tiket angkutan pesawat udara dikarenakan beberapa maskapai udara menerapkan potongan harga pada akhir Maret 2021.

Dalam rangka pemantauan inflasi dan melaksanakan fungsi pengendalian inflasi di Provinsi Maluku, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru melaksanakan rapat koordinasi pengendalian inflasi guna memastikan kelancaran arus logistik di wilayah itu tetap berjalan baik pada saat terdampak pandemi.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah, baik di tingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten, guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai dengan kisaran targetnya TPID Provinsi Maluku sebesar 3,0%±1%.

Adapun pengendalian inflasi di Maluku dilakukan melalui strategi kebijakan 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.

(dp-01)

Share it:

Ekonomi dan Bisnis

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

terima kasih telah memberikan komentar

Berita Pilihan Redaksi